Gempa bumi ( Seisme ) Adalah - Pengertian , Teori, Penyebab, Proses Terjadinya, Jenis-Jenis dan Dampak nya Secara Lengkap

Table of Contents

Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi ( Seisme ) adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) ( lampiran ). Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.

Teori Gempa Bumi

Secara umum gempa bumi terjadi karena adanya tenaga dari dalam bumi yang memberikan tekanan dari dalam sehingga terjadi pergerakan yang mendadak. Akan tetapi disini terdapat dua teori tentang proses terjadinya gempa bumi, teori tersebut adalah teori elastisitas dan teori sesar.

1. Teori Elastisitas
Teori elastisitas atau sering disebut sebagai teori kekenyalan elastis adalah teori yang menjelaskan tentang proses energi yang menyebar pada saat terjadinya gempa bumi. Harry Fielding Reid seorang ahli geofisika asal Amerika telah melakukan observasi tentang peristiwa gempa yang terjadi di beberapa tempat. Ia menyatakan bahwa terjadinya guncangan gempa diakibatkan karena kekenyalan elastis dari energi yang sebelumnya terkumpul dari batuan sehingga akan terdeformasi secara elastis. Adapun akumulasi tegangan yang terjadi akan mengakibatkan terjadinya pelepasan energi dari bebatuan.

2. Teori Sesar
Sesar adalah suatu celah yang terdapat pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Menurut teori sesar, gempa bumi terjadi karena dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar bumi ini. Apabila batuan yang tertumpu jatuh ke bawah karena batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar normal (normal fault).
Apabila batuan yang tertumpu terangkat ke atas karena batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar terbalik (reverse fault). Lalu apabila kedua batuan pada sesar bergerak saling berjatuhan, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar geseran-jurus (strike-slip fault). Pada sesar normal dan sesar terbalik, keduanya akan menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement), sedangkan pada sesar geseran-jurus akan menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement).


Penyebab Terjadinya Gempa

Secara umum, gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan dari lempeng bergerak bumi. Semakin lama tekanan meningkat dan mencapai suatu keadaan di mana ia tidak dapat ditahan oleh tepi pelat. Pada saat ini, gempa bumi terjadi.Gempa bumi sering terjadi di perbatasan lempeng. Gempa bumi juga dapat terjadi melalui pergerakan magma di gunung berapi. Gempa bumi seperti itu bisa menjadi gejala letusan gunung berapi.
Gempa bumi juga dapat terjadi ketika sejumlah besar air menumpuk di belakang bendungan. Beberapa gempa bumi juga dapat disebabkan oleh menyuntikkan cairan dari / ke permukaan bumi. Gempa bumi juga bisa disebabkan oleh bahan peledak.

Proses Gempa Terjadi

Gempa bumi terjadi karena batuan di kerak bumi mengalami tekanan besar karena pergerakan lempeng yang membentuk landas kontinen. Sering terjadi bahwa dua lempeng saling bergesekan di kerak. Ketika dua lempeng saling bergesekan, gelombang kejut tercipta, yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Jalannya gempa ditunjukkan dalam sketsa berikut.Lempeng laut yang padat, yang lebih padat, bergerak ke bawah karena bertabrakan dengan lempeng samudera. Di sekitar area ini ada tekanan, ketegangan dan gesekan. Jika batas elastis lempeng terlampaui, itu akan menyebabkan fraktur batuan, diikuti oleh pelepasan energi yang cepat. Di sekitar daerah patahan, gempa terasa.

Jenis-Jenis Seisme

1. Berdasarkan Faktor Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menajadi tiga yaitu:
  • Gempa Bumi Runtuhan (Fall Earthquake)
Gempa bumi runtuhan terjadi akibat runtuh nya batu-batu raksasa di sisi gunung, atau akibat runtuhnya gua-gua besar. Radius getarannya tidak begitu luas dan tidak begitu terasa di tempat jauh.
  • Gempa Bumi Vulkanik (Volcanic Earthquake)
Gempa bumi vulkanik terjadi akibat adanya aktivitas gunungapi. Dalam banyak peristiwa, gempa bumi ini mendahului terjadinya erupsi gunungapi, tetapi lebih sering terjadi dalam waktu bersamaan.
Getaran gempa vulkanik lebih terasa jika dibandingkan getaran gempa runtuhan, getarannya terasa di daerah yang lebih luas.
  • Gempa Bumi Tektonik (Tectonic Earthquake)
Gempa bumi tektonik terjadi akibat proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan.Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan sebarannya meliputi daerah sangat luas. Salah satu contohnya seperti gempa bumi yang terjadi di bumi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum

Berdasarkan hiposentrum atau titik pusat terjadinya gempa yang terletak dari lapisan bumi bagian dalam dibedakan menjadi 3 yaitu:
  • Gempa Dangkal - Gempa Dangkal, memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
  • Gempa Menengah - Gempa Menengah, memiliki kedalaman hiposentrum antara 100 km–300 km di bawah permukaan bumi. 
  • Gempa Dalam - Gempa Dalam, memiliki kedalaman hiposentrum antara 300–700 km di bawah permukaan bumi. Sampai saat ini tercatat gempa terdalam yaitu 700 km.

3. Berdasarkan Jarak Gempa

Berdasarkan jaraknya, gempa dibedakan menajdi 3 jenis yaitu:
  • Gempa Sangat Jauh - Gempa sangat jauh tejadi pada episentrum lebih dari 10.000 km.
  • Gempa Jauh - Gempa jauh terjadi pada episentrum sekitar 10.000 km.
  • Gempa Lokal - Gempa lokal terjadi pada episentrum kurang dari 10.000 km.

4. Berdasarkan Lokasi Gempa

Jika dilihat dari loaksi terjadinya, gempa dibedakan menjadi 2 yaitu:
  • Gempa Daratan - Merupakan gempa yang episentrumnya berada di daratan dan memiiki peluang tsunami yang kecil.
  • Gempa Laut - Gempa yang episentrumnya berada di lautan dan memiliki potensi untuk terjadi tsunami.

5. Berdasarkan Episentrumnya

Berdasarkan episentrum gempa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
  • Gempa Sentral - Gempa sentral adalah gempa yang episentrumnya berbentuk titik. Contohnya, gempa vulkanik dan gempa rutinan.
  • Gempa Linier - Gempa linier adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Contohnya, gempa tektonik.

Dampak Dampak Terjadinya Gempa Bumi

  • Kerusakan Bangunan
Gempa berkekuatan tinggi bisa menyebabkan runtuhnya bangunan secara total. Puing-puing dari bangunan yang runtuh merupakan bahaya utama dalam gempa karena efek turunnya benda-benda berat dan besar bisa mematikan bagi manusia. Gempa berkekuatan tinggi mengakibatkan pecahan cermin dan jendela, yang juga membawa bahaya bagi manusia.
  • Kerusakan Infrastruktur
Gempa bumi bisa menyebabkan saluran listrik tumbang. Ini berbahaya karena kabel hidup yang terbuka bisa menyetrum manusia atau menyalakan api. Gempa besar dapat menyebabkan pecahnya jalan, jalur gas, dan jaringan pipa air. Saluran gas yang rusak bisa menyebabkan gas lepas yang dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran, yang mungkin sulit ditangani.
  • Tanah Longsor dan batuan beku
Saat gempa terjadi, bebatuan besar dan bagian tanah yang terdapat di atas dapat tergelincir, akibatnya, longsor terjadi dengan cepat turun ke lembah. Tanah longsor dan batuan beku bisa menyebabkan kerusakan dan kematian bagi masyarakat yang tinggal di daerah peggunungan.
  • Gempa Bumi Bisa Mengakibatkan Banjir
Gempa berkekuatan tinggi bisa memicu retakan di dinding bendungan yang kemudian menyebabkan runtuhnya bendungan. Air yang terbendung akan mengirim dan mengamuk ke daerah-daerah terdekat yang menyebabkan banjir besar-besaran.
  • Gempa Bumi Bisa Memicu Tsunami
Tsunami adalah rangkaian tremor laut yang panjang yang dipicu oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi di bawah laut. Tsunami dapat menghapus seluruh wilayah pesisir. Contoh dari gempa dan tsunami adalah yang terjadi pada tanggal 11 Maret 2011 yang melanda pantai Jepang yang menyebabkan lebih dari 18.000 orang tewas. Contoh lainnya adalah peristiwa Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004.
  • Pencairan Tanah (Likufikasi)
Pencairan tanah merupakan fenomena dimana tanah menjadi lembek dan kehilangan kekuatannya. Bila sedimen yang terdiri dari kadar air tinggi mengalami getaran konstan, tekanan air yang tertahan di pori sedimen perlahan meningkat. Pada akhirnya, sedimen kehilangan hampir semua kekuatan kohesif dan mulai berakting seperti cairan. Bangunan yang dibangun di atas tanah liat ini tergelincir atau tenggelam ke dalam tanah. Gempa bumi bertanggung jawab atas sebagian besar peristiwia pencairan tanah yang terjadi di seluruh dunia. Contoh khas fenomena likuifaksi adalah gempa bumi 1692 di Jamaika yang mengakibatkan kehancuran kota Port Royal.




Itulah pengertian dan jenis-jenis seisme yang lumayan banyak juga ternyata. Diawali dengan pengertian seisme yang merupakan getaran kuat akibat dari berbagai faktor penyebabnya, yaitu kekuatan tektonik, vulkanik, dan runtuhan.

Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Seisme
  • pengertian seisme brainly
  • penyebab seisme
  • contoh seisme
  • dampak seisme
  • jenis-jenis seisme
  • proses seisme
  • pengaruh seisme terhadap kehidupan
  • ppt proses seisme dan pengaruhnya terhadap kehidupan

Post a Comment