Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat atau bahan yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran dan pengajaran dengan cara menyajikan informasi secara visual, audio, atau interaktif. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pemahaman, penyerapan, dan retensi informasi oleh para peserta didik, serta meningkatkan efektivitas proses pembelajaran secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam pengertian media pembelajaran:
Pendukung Pembelajaran: Media pembelajaran berfungsi sebagai alat pendukung untuk mengkomunikasikan konsep atau materi pelajaran kepada peserta didik. Media tersebut membantu menjelaskan dan mengilustrasikan informasi secara lebih jelas dan menarik.
Beragam Jenis dan Format: Media pembelajaran dapat berupa berbagai jenis dan format, termasuk gambar, diagram, grafik, audio, video, animasi, permainan edukatif, presentasi multimedia, dan aplikasi digital.
Interaktif: Beberapa media pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman interaktif kepada peserta didik, memungkinkan mereka untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan umpan balik secara langsung.
Memfasilitasi Pembelajaran Mandiri: Media pembelajaran dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran mandiri atau belajar secara mandiri di luar lingkungan kelas. Ini memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka sendiri.
Memperkaya Pengalaman Pembelajaran: Dengan menyajikan informasi dalam berbagai format dan gaya, media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman pembelajaran, menjadikannya lebih menarik, relevan, dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Fleksibilitas: Media pembelajaran memberikan fleksibilitas dalam menyampaikan materi pembelajaran di berbagai konteks dan lingkungan, baik itu di kelas, secara daring, atau dalam pelatihan formal maupun informal.
Mendorong Kreativitas dan Inovasi: Media pembelajaran juga dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran, baik bagi pendidik maupun peserta didik, dengan memberikan ruang untuk eksperimen dan pengembangan ide-ide baru.
Penggunaan media pembelajaran yang efektif membutuhkan pemilihan yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan peserta didik, serta konteks dan kondisi pembelajaran yang ada. Dengan memanfaatkan media pembelajaran secara optimal, proses pembelajaran dapat menjadi lebih menarik, beragam, dan berdampak positif bagi pencapaian tujuan pembelajaran.
Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli
Menurut Arsyad (2016, hlm. 4) media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
- Nana Sudjana & Ahmad Rivai
Sudjana & Rivai (2015, hlm. 1) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh pengajar.
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (2013, hlm. 8).
Menurut Sadiman dkk (2014, hlm. 7) media pengajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian dan minat penerima sedemikian rupa sehingga proses belajar yang baik dapat terjadi.
Gerlach & Ely dalam Arsyad (2016, hlm. 3) berpendapat bahwa media pembelajaran secara umum adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kodisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Hamalik dalam dalam buku Arsyad (2016, hlm. 19) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membangkitkan minat, hasrat, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan mendatangkan pengaruh psikologis yang baru terhadap siswa.
Ciri Ciri Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2016, hlm. 6) ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pembelajaran adalah sebagai berikut ini.
- Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
- Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
- Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
- Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
- Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
- Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya : modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
- Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
Baca Juga: Materi Tentang Virus dan Soal Pilihan Berganda Virus Lengkap Jawaban Secara Lengkap
Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya maka terjadi
klasifikasi dalam media pembelajaran. Mulai dari yang paling sederhana
dan murah sampai media yang paling canggih dan mahal harganya. Ada media
yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada media yang diproduksi
pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat
kita manfaatkan, ada pula me¬dia yang secara khusus sengaja dirancang
untuk keperluan pembelajaran. Meskipun media banyak ragamnya, namun
kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di
sekolah.
Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan
adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga
sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model,
overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan media lain
seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program
pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya sudah
tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai
seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa jenis media
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk
mengadakan dan memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran
di kelas.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk meng¬golongkan jenis media.
Rudy Bretz (1971), misalnya, mengidentifikasi jenis jenis media
berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak.
Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam
delapan kelompok, yaitu: (1) media audio, (2) media cetak, (3) media
visual diam, (4) media visual gerak, (5) media audio semi gerak, (6)
media semi gerak, (7) media audio visual diam, serta (8) media audio
visual gerak.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
Sementara itu, Schramm (1985) menggolongkan media atas dasar kompleksnya
suatu media. Atas dasar itu, Schramm membagi media menjadi dua golongan
yaitu: media besar (media yang mahal dan kompleks) dan media kecil
(media sederhana dan murah). Termasuk media besar misalnya: film,
televise, dan video NCD, sedangkan yang termasuk media kecil misalnya:
slide, audio, transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga membedakan
media atas dasar jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan
serentak), media kelompok (liputannya seluas ruangan tertentu), dan
media individual (untuk perorangan). Termasuk media masal adalah radio
dan televisi. Termasuk media kelompok adalah: kaset audio, video, OHP,
dan slide. Sedangkan yang termasuk media individual adalah: buku teks,
telepon, dan program komputer pembelajaran (CAI).
Sebagian ahli lain mengelompokkan media berdasarkan pada tingkat
teknologi yang digunakan, mulai dari media dengan teknologi rendah
hingga yang menggunakan teknologi tinggi. Jika media digolongkan atas
dasar tingkat teknologi yang digunakan, maka penggolongan media sangat
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Media tertentu akan dapat
mengalami perubahan dalam penggolongannya. Misalnya, pada tahun 1950 an,
media televisi dikategorikan media paling tinggi. Tetapi kemudian pada
tahun 1970 an kategori tersebut bergeser dengan hadirnya media komputer.
Pada masa tersebut, komputer digolongkan pada media dengan teknologi
yang paling tinggi. Tetapi dewasa ini media komputer tergeser
kedudukannya dengan adanya program computer conferencing melalui
internet. Kondisi seperti ini akan terus berlangsung sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.
Sementara itu, dari sekian banyak jenis media yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran, Henich dkk (1996) membuat klasifikasi media yang
lebih sederhana sebagai berikut: (1) media yang tidak diproyeksikan, (2)
media yang diproyeksikan, (3) media audio, (4) media video, (5) media
berbasis komputer, dan (6) multi media kit.
Dari beberapa pengelompokkan media tersebut, kita dapat melihat bahwa
hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala
aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada,
dilakukan atas bermacam-¬macam kepentingan. Masih ada pengelompokan yang
dibuat oleh ahli lain. Namun apapun dasar yang digunakan dalam
pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih mudah
mempelajarinya.
Sebagai seorang guru, sebaiknya Anda mengikuti perkembangan teknologi
khususnya yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling
tidak kita dapat lebih mengenalnya. Beberapa jenis media tentu pernah
Anda gunakan, beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah Anda kenal
meskipun belum pernah menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis media
mana yang akan kita gunakan, sangat tergantung pada kebutuhan dan
kondisi yang ada di lapangan.
Perkembangan Konsepsi Media Pembelajaran
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu satunya sumber untuk
memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu
kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal
tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama
yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku
tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang
diterbitikan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi
oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran
manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan. Dari sinilah para
pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat memberikan
rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagai siswa melalui
semua indera, terutama indera pandang dengar.
Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran
hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan
mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula mula digunakan
adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata
lain. Alat alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih
konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa
dalam belajar.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai
dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual
pembelajaran. Usaha usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih
konkrit terus dilakukan. Dalarn usaha itu, Edgar Dale membuat
klasifikasi 11. Tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit
sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan
nama "Kerucut Pengalaman" (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika
itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu,
sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis
media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu
pada siswa.
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi muiai mempengaruhi penggunaan
alat audio visual. Dalarn pandangan teori komunikasi, alat audio visual
berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima
pesan. Begitupun dalarn dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya
dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai
penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang
merupakan komponen utama dalam pembelajaran, belurn mendapat perhatian
khusus.
Baru pada tahun 1960 an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen utama dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat itu teori
Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam
kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media
yang dapat mengubah tingkah Iaku siswa sebagai hasil proses
pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil
terod ini adalah diciptakannya teach¬ing machine (mesin pengajaran) dan
Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
Pada tahun 1965 70, pendekatan sistern (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
Pendekatan sistern ini mendorong digunakannya me¬dia sebagai bagian
integral dalarn proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya
dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk
membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah
kata tersebut diartikan dalarn pengertiannya yang terakhir, yaitu
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan
penyalur pesan, media belajar dalam hal hal tertentu, bisa mewakili guru
menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu
didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat ini sering menimbulkan kekhawatiran
bagi guru. Namun sebenamya hal itu tak perlu terjadi, seandainya kita
menyadari betapa masih banyak dan beratnya peran guru yang lain.
Memberikan perhatian dan bimbingan secara indi¬vidual kepada siswa,
merupakan tugas penting guru yang terkadang kurang mendapat perhatian.
Hal ini mungkin karena waktu yang ada telah banyak tersita untuk tugas
menyajikan mated pelajaran. Kondisi semacam ini akan terus terjadi
selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar
utama (apalagi satu satunya sumber) bagi siswa. Padahal, jika guru bisa
memanfaatkan berbagai media belaiar secara baik, maka guru dapat berbagi
peran dengan media. Percayakanlah sebagian peran kita kepada media
pembelajaran. Dengan begitu, peran guru akan lebih mengarah sebagai
manajer pembelajran. Tanggungjawab utama manajer pembelajaran adalah
menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Proses
kegiatan akan terjadi jika siswa dapat berinteraksi dengan berbagai
sumber belajar. Untuk itu guru bisa lebih banyak menggunakan waktunya
untuk menjalankan fungsinya sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan
fasilitator dalam kegiatan belajar.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan
didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik
pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan
membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak
pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media
tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang
ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif,
psikomotor, atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang
ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika
visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas
pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah
media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan
seterusnya.
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana
karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang
sosialnya, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya.
Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau
kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya
sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu.
Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
-
Karakteristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya,
sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan
dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak
mengenal dengan baik karakteristik masing masing media. Karena kegiatan
memilih pada dasamya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana
yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu,
sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana
karaktristik media tersebut.
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan
untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa
lama waktu yang tersedia/yang kita memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain
adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media
tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses
pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita
tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media
yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat
digunakan dalam pembelajaran temyata kita kekurangan waktu.
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.
Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan
media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya
menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita
perlukan untuk membuat, membeli atau menyewa media tersebut? Bisakah
kita mengusahakan biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan
tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu
tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media
lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media
yang mahal belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar
dibandingkan media sederhana dan murah.
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah
media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di
pasaran? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu
tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, pertanyaan
berikutnya adalah tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya
di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana
matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video. Namun
karena di sekolah tidak ada video player, maka sudah cukup bila
digunakan alat peraga gerhana matahari.
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana
media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar
individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini
kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang
akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan
dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah
ada, misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain.
Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan
cocok? Apakah suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya
karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang
kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.
Pemilihan Media Pembelajaran
Sebelum kita gunakan, media harus kita pilih secara cermat. Memilih
media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukanlah pekerjaan yang
mudah. Pemilihan itu rumit dan sulit, karena harus mempertimbangkan
berbagai faktor.
Anderson (1976) mengemukakan adanya dua pendekatan/model dalam proses
pemilihan media pembelajaran, yaitu: model pemilihan tertutup dan model
pemilihan terbuka. Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media
telah ditentukan "dari atas" (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga
mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau toh kita
memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak ke arah pemilihan
topik/pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis
tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan
adalah media audio. Dalam situasi damikian, bukanlah mempertanyakan
mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? Jadi yang
harus kita lakukan adalah memilih topik topik apa saja yang tepat untuk
disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih
rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup.
Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai
dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses
pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar benar kita sesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka
ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses
pemilihan. Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan
mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
-
Mengapa perlu pemilihan media?
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.
Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus
sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari
pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan
media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan
dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya adalah sudah tersediakah
media tersebut di sekolah atau di pasaran? Jika sudah tersedia, maka
kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika me¬dia yang ada
memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan
terjangkau harganya. Jika media yang kita butuhkan temyata belum
tersedia, mau tak mau kita harus membuat sendiri program media sesuai
keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan
media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan
prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai
kelebihan dan kelemahan masing masing.
Baca Juga: Materi Tumbuhan Hijau Beserta Soal Pilihan Berganda dan Essay Tumbuhan Hijau Lengkap Jawabannya
Demikian Penjelasan Tentang Pengertian Media Pembelajaran Adalah: Menurut Para Ahli, Ciri Ciri, Klasifikasi, Perkembangan Konsepsi, Kriteria Pemilihan dan Pemilihan Media Pembelajaran. Jangan Lupa selalu kunjungi referensisiswa.my.id untuk mendapatkan Artikel Lainnya. Terimakasih
Penelusuran yang terkait dengan Media Pembelajaran
- contoh media pembelajaran
- media pembelajaran daring
- jenis media pembelajaran
- macam-macam media pembelajaran
- contoh media pembelajaran daring
- media pembelajaran pdf
- contoh media pembelajaran sd
- makalah media pembelajaran
Post a Comment