Pengertian Motivasi Belajar Adalah : Bentuk-bentuk, Fungsi, dan Ciri Siswa yang Bermotivasi

Table of Contents


Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merujuk pada keinginan atau dorongan internal yang mendorong seseorang untuk belajar dan mencapai tujuan pendidikan atau akademis tertentu. Motivasi belajar dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk keinginan untuk mencapai prestasi, rasa ingin tahu, minat terhadap subjek tertentu, keinginan untuk memperbaiki diri, dorongan eksternal seperti pujian atau hadiah, dan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik lainnya.

Secara umum, motivasi belajar adalah kombinasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang. Motivasi yang tinggi sering kali dikaitkan dengan pencapaian akademis yang lebih baik, ketekunan dalam mengatasi hambatan, dan kepuasan pribadi dalam pembelajaran.

Penting untuk diingat bahwa motivasi belajar dapat berbeda-beda antar individu, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman pribadi, lingkungan belajar, dukungan sosial, dan tujuan pribadi. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, pendidik dan pembimbing dapat membantu membangun motivasi yang kuat dalam diri siswa atau peserta didik untuk mencapai potensi belajar mereka secara maksimal.

 

Uraian Motivasi Belajar.

Motivasi tidak terlepas dari kata “ motif “. Secara morfologi, kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut :
Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong. Dengan kata lain motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara untuk pengertian motivasi belajar ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakannya. W.S. Winkel ( 1983:73 ) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah “ Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai “.
Sardiman ( 1988:75 ) mengatakan bahwa :
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di daam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki siswa.

Dilihat dari alasan timbulnya motivasi Burton yang dikuitip oleh Pasaribu dan Simanjuntak (1983: 53) membagi motivasi menjadi dua.
  1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam individu untuk berbuat sesuatu.
  2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbulnya dari luar individu.
Sardiman A. M (1996: 75) mengatakan bahwa motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu dapat timbul di dalam diri seseorang. Sedangkan Sumadi Suryabrata (1983: 9) mengemukakan pendapatnya bahwa motivasi intrinsik lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi ekstrinsik.
Menurut Sardiman A. M (1996: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar tersebut dan juga memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dalam belajar tercapai.

 

Baca Juga: Integrasi Nasional: Pengertian, Faktor Pembentuk, Penghambat dan Contohnya

 

 Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Siswa

Motivasi tumbuh dan berkembang dalam diri seseorang, secara umum dengan jalan sebagai berikut:
a) Datang dalam diri individu itu sendiri atau disebut Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik)

b) Datang dari lingkungan atau sisebut Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar Ekstrinsik)

1. Motivasi Instrinsik (Motivasi Belajar Instrinsik)
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik, semua keinginan itu berpangkal pada penghayatan kebutuhan dari siswa berdaya upaya, melalui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun sekarang kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat, tidak ada cara lain untuk menjadi orang terdidik atau ahli, lain belajar. Biasanya kegiatan belajar disertai dengan minat dan perasaan senang. W.S. Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi Intrinsik adalah bentuk motivasi yang berasal dari dalam diri subyek yang belajar”.10 Namun terbentuknya motivasi intrinsic biasanya orang lain juga memegang peran, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan. Biarpun kesadaran itu pada suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri, pengaruh dari pendidik telah ikut menanamkan kesadaran itu. Kekhususan dari motivasi ekstrinsik ialah kenyataan, bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah belajar.

2. Motivasi Ekstrinsik (Motivasi Belajar Ekstrinsik)
Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar. Winkel mengatakan “Motivasi Ekstrinsik, aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri”.

Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggerak ialah belajar, bersumber pada penghayatan atau suatu kebutuhan, tetapi kebutuhan itu sebenarnya dapat dipengaruhi dengan kegiatan lain, tidak harus melalui kegiatan belajar. Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh orangnya sendiri, walaupun orang lain memegang peran dalam menimbulkan motivasi itu, yang khas dalam motivasi ekstrisik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya hanya dapat dipenuhi dengan cara lain.
Berdasarkan uraian di atas maka motivasi belajar esktrinsik dapat digolongkan antara lain:

  • Belajar demi memenuhi kewajiban.
  • Belajar dmei menghindari hukuman.
  • Belajar demi memperoleh hadiah materi yang dijanjikan.
  • Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
  • Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting (guru dan orang tua).
  • Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang/golongan administrasi.

Berdasarkan sumber dan proses perkembangannya, maka motivasi atau motif menurut Abin Syamsudin Makmun (2001:75) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:


1) Motif primer (primery motive) atau motif dasar (basic motive), menunjukkan pada motif yang tidak dipelajari. Motif ini sering juga disebut dengan istilah dorongan (drive), dan golongan motif inipun dibedakan lagi ke dalam:

  • Dorongan fisiologis (primary motive) yang bersumber pada kebutuhan organis (organic need) yang mencakup antara lain lapar, haus, seks, kegiatan, pernapasan dan istirahat.
  • Dorongan umum (morgani’s general drive) dan motif darurat (wodworth’s emergency motive), termasuk di dalamnya dorongan kasih sayang, takut, kekaguman dan rasa ingin tahu.


2) Motif sekunder (secondary motive), menunjukkan pada motif yang berkembang pada diri individu karena pengalaman, dan dipelajari (conditioning and reinforcement), yang termasuk di dalamnya antara lain:

  • Takut yang dipelajari ( learned fear),
  • Motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, persetujuan, status, merasa aman, dan sebagainya),
  • Motif obyektif dan interes (eksplorasi, manipulasi, minat),
  • Maksud (purpose) dan aspirasi,
  • Motif berprestasi (achievement motive).


Menurut WS. Winkel (1983:27) motivasi belajar siswa merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah gairah atau semangat belajar, sehingga seorang siswa yang bermotivasi kuat, dia akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, siswa yang mempunyai motivasi kuat, dia akan mempunyai semangat dan gairah belajar yang tinggi, dan pada gilirannya akan dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Seorang siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita, dan kekuatan mental tersebut, dapat tergolong rendah dan tinggi. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi tergantung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku belajar. Setidaknya ada dua komponen utama dalam motivasi, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Siswa yang termotivasi, ia akan membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan dan akan mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh tenaga di dalam dirinya. Dengan kata lain, motivasi memimpin dirinya ke arah reaksi-reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.

Faktor yang berasal dari luar individu yang berpengaruh terhadap seorang siswa dalam belajar, di antaranya adalah pengaruh dari orang tua. Orang tua, merupakan orang yang pertama kali mendidik anaknya sebelum anak tersebut mendapat pendidikan dari orang lain. Demikian juga dengan hal pemenuhan kebutuhan rohani (intrinsik) dan jasmani (ekstrinsik) bagi seorang anak, maka orang tualah yang bertanggungjawab pertama kali.

Di dalam mendidik dan memenuhi kebutuhan anaknya, maka diperlukan perhatian dari orang tua. Peran utama bagi orang tua dalam lingkungan keluarga, yang terpenting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.

Sedangkan bagi seorang anak, ketika melakukan proses belajar ada dua faktor yang menjadi tenaga penggeraknya, yaitu motivasi ekstrinsik, yakni motivasi yang berasal dari luar diri dan motivasi instrinsik yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri. Seorang anak yang belajar dengan motivasi yang rendah atau bahkan tidak mempunyai motivasi, akan susah untuk diajak berprestasi, anak merasa cepat puas dengan hasil yang diperoleh, apatis, tidak kreatif dan tidak fokus.

Dalam kondisi seperti ini, peran orang tua sebagai motivator dituntut untuk mampu membangkitkan motivasi belajar anaknya sehingga segala potensi yang dimiliki anak terekspresikan dalam bentuk perilaku-perilaku belajarnya. Usaha orang tua untuk membantu membangun motivasi belajar pada diri anak-anaknya, bukanlah usaha yang mudah karena motivasi belajar ini sebenarnya harus sudah mulai ditanamkan orang tua kepada anaknya sejak dari kecil. Dengan demikian, anak diharapkan memiliki kesadaran akan pentingnya belajar untuk dirinya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anaknya akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Pengaruh tersebut, tergantung pada seberapa besar perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya. Bila perhatian yang diberikan oleh orang tua besar, maka akan mendorong munculnya motivasi belajar dalam diri anaknya, demikian pula sebaliknya. Di mana pada akhirnya, prestasi belajar anak di sekolah yang mendapat perhatian dari orang tua lebih baik dibandingkan dengan prestasi anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Dengan demikian, dapat diduga adanya pengaruh yang signifikan dari perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa. 

 

 Menurut Sardiman (1996: 85) fungsi motivasi bagi siswa antara lain:

  1. mendorong siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi,
  2. menentukan arah, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai,
  3. menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Utami Munandar (1992: 34-35) menyatakan ciri siswa yang bermotivasi, antara lain:
  1. tekun menghadapi tugas,
  2. ulet menghadapi tugas,
  3. tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,
  4. ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan,
  5. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin,
  6. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah,
  7. senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif),
  8. dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya,
  9. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang,
  10. senang mencari dan memecahkan soal-soal.

 

 Baca Juga: Galaksi Bima Sakti Adalah Pengertian, Ciri, Pembentukan, Fungsi Secara Lengkap

 

Demikian Penjelasan Tentang  Pengertian Motivasi Belajar Adalah : Bentuk-bentuk, Fungsi, dan Ciri Siswa yang Bermotivasi. Jangan Lupa selalu kunjungi referensisiswa.my.id untuk mendapatkan Artikel Lainnya. Terimakasih

 

Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Motivasi Belajar

  • pengertian motivasi belajar menurut para ahli
  • jenis-jenis motivasi belajar
  • fungsi motivasi belajar
  • contoh motivasi belajar
  • pengertian motivasi belajar secara umum
  • pengertian motivasi belajar dan pembelajaran
  • contoh motivasi belajar siswa
  • pengertian motivasi belajar menurut para ahli tahun 2015

Post a Comment