Pengertian Global warming Adalah : Menurut Para Ahli, Penyebab dan Dampak, dan Cara Mencegah Global Warming
Pengertian Pemanasan global
Pengertian Global Warming Menurut beberapa ahli
Dari uraian di atas tersebut beberapa para ahli di bidangnya yang berkumpul dalam suatu organisasi menjelaskan berbagai penjelasan mengenai pengertian maupun definisi tentang global warming, diantaranya :
- Agen Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. Menjelaskan bahwa global warming ialah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi, baik yang telah berlalu maupun yang sedang terjadi pada saat ini. Sebagian besar kejadian dipengaruhi oleh peristiwa efek rumah kaca di atmosfir bumi. Global warming inilah yang menyebabkan adanya perubahan iklim.
- Asosiasi Energi Matahari New Mexico, Amerika Serikat. Menjelaskankan bahwa global warming merupakan peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai dampak dari efek rumah kaca yang dimana efek rumah kaca ini merupakan kejadian terperangkapnya panas di bumi karena terhalangnya gas emisi seperti karbondioksida di atmosfir karena asap kendaraan bermotor, polusi udara dari pabrik-pabrik atau industri dan kebakaran hutan.
- Natural Resources Defense Council. Menjelaskan bahwa global warming adalah krisis lingkungan dan kemanusiaan terbesar yang terjadi pada saat ini. Atmosfer bumi sangat panas karena terperangkap oleh gas karbondioksida yang bisa mengancam perubahan iklim dan dapat menimbulkan bencana di permukaan bumi. NRDC ini juga menghimbau kepada seluruh masyarakat di muka bumi untuk bertindak melawan pemanasan global agar efek buruknya bisa berkurang bagi kehidupan manusia.
- National Wildlife Federation. Menjelaskan tentang global warming sebagai peristiwa dimana semakin hari bumi semakin panas, hujan dan banjir semakin deras, badai semakin hebat dan kekeringan semakin menjadi-jadi. Berbagai kejadian tersebut merupakan dampak real yang terjadi akibat adanya pemanasan global di muka bumi. Global warming juga mengubah landscape kehidupan di bumi dan mematikan banyak species.
Penyebab dan Dampak Global Warming (Pemanasan Global)
Penyebab Pemanasan Global (Global Warming)
Global warming atau dikenal juga dengan pemanasan global merupakan hal
yang sering diperbincangakan saat ini dan telah menjadi isu bersama
diberbagai belahan dunia. Banyak orang yang sudah tidak asing lagi
dengan adanya pemanasan global yang berdampak buruk bagi kehidupan, baik
bagi manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan serta alam sekitar.
Banyak hal yang menjadi penyebab dari terjadinya pemanasan global (gobal
warming). Semakin banyak penyebabnya, maka akan semakin kompleks cara
mengatasi pemasana global yang sekarang sudah terjadi di Indonesia,
bahkan di dunia. Tapi bukan tidak mungkin semua bisa di cari solusinya,
hanya saja yang terjadi adalah manusia banyak yang tidak mau
melaksanakan solusi untuk mengatasi pemanasan global tersebut.
Contoh kecil dari semua itu adalah, dengan selalu naiknya suhu panas
bumi, sehingga banyak manusia yang mengeluh, dan mencari alternatif
dengan menggunakan AC. Padahal AC juga punya peran dalam pemanasan
global. Banyaknya masyarakat yang tidak tahu penyebab dari pemanasan
global menjadikan ulasan berikut perlu kita cermati dan beritahukan
kepada masyarakat. diantara penyebab terjadinya pemanasan global (global
warming) adalah berikut :
Efek Rumah Kaca : Efek
rumah kaca adalah proses atmosfer menghangatkan planet. efek rumah kaca
terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap
oleh gas-gas di atmosfer, sehingga tidak dapat diteruskan ke luar
angkasa, melainkan dipantulkan kembali ke permukaan Bumi. Efek rumah
kaca memiliki manfaat bagi makhluk hidup di Bumi, namun jika berlebihan
berbahaya kehidupan di Bumi karena dapat mempengaruhi dan mengganggu
iklim.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari.
Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang
ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di bumi,
karena tanpa itu, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu
rata-rata 15 ° C (59 ° F), bumi sebenarnya memiliki lebih banyak panas
33 ° C (59 ° F) dari suhu semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu
bumi hanya -18 ° C sehingga es akan menutupi permukaan seluruh bumi.
Namun sebaliknya, jika gas tersebut telah dibesar-besarkan di atmosfer,
akan menyebabkan pemanasan global.
Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah
atau gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca
memantulkan cahaya ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika satu
atau dua rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi
bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar langit pun memakai konsep
bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka pemanasan global adalah
“prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung yang
bermodelkan kaca.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca : Gas-gas memiliki sifat yang memerangkap panas, sehingga panas yang terpantul dari permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke cahaya akibat dari gas tersebut, gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca. Gas yang paling berperan adalah karbon dioksida (CO2). penyebab meningkatnya karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar batu bara, pembakaran minyak bumi, pembakaran gas alam.
Efek Umpan Balik
: Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang
menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara
sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah
kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas
CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan
agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya
berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di
atmosfer. Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan
memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika suhu global meningkat, es
yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus
meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan
memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan
akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan
menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair,
menjadi suatu siklus yang berkelanjutan
Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena
udara menjadi lebih hangat.Umpan balik ini hanya mempengaruhi lambat
karena CO2 memiliki waktu yang lama di atmosfer.
Variasi Matahari
: Variasi Matahari selama 30 tahun. Ada hipotesis bahwa variasi
matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat
berkontribusi terhadap pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme
ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya
aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca
akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah telah diamati setidaknya sejak tahun
1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi
penyumbang utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga dapat
memberikan efek pendinginan tetapi penipisan tersebut terjadi mulai
akhir tahun 1970-an.
Fenomena variabilitas matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung
berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri
untuk tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol : CFC atau Cloro Flour Carbon adalah bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan, terkhusus pada peralatan rumah tangga. CFC terdapat pada kulkas dan AC.
Jumlah kendaraan terus bertambah :
Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap
dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor.
Misal dengan keluarnya kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa
di cabut atau di daur ulang atau apalah. Yang penting jumlah kendaraan
bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah.
Yang terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun
tidak di barengi dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi
udara yang berdampak kepada pemanasan global terjadi, kemacetan pun
selalu menghiasi jalan.
Bahan Bakan Kenderaan
: Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia,
juga bisa memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara
yang di hasilkan.
Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan.
Pengguna sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya.
Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda
motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan atau tetap di biarkan
beredar.
Polusi Kendaraan berbahan bakar bensin :
Kendaraan memberikan penyebab terbesar dalam terjadi pemanasan global.
Polusi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar bensin seperti motor,
mobil dan kendaraan lainnya dimana dari hasil pembuangannya menghasilkan
gas karbon dioksida yang berlebihan. Gas karbon dioksida merupakan
penyebab utama terjadinya pemanasan global karena karbon dioksida adalah
gas yang memerangkap panas sehingga tidak dapat keluar ke angkasa.
Meningkatnya jumlah kendaraan maka karbon dioksida pun yang dihasilkan
dari kendaraan tersebut akan bertambah banyak dan tentu saja menimbulkan
pemanasan global.
Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan :
Gas metana menempati urutan kedua sebagai penyebab utama terjadinya
pemanasan global. Gas metana dapat berasal dari bahan-bahan organik yang
kekurangan oksigen dari hasil pemecahan bakteri seperti di persawahan,
sedangkan pada peternakan, seperti usus hewan ternak, meningkatnya
produksi hewan ternak maka meningkatnya pula gas metana yang dilepaskan
ke permukaan bumi.
Polusi asap dari industri Pabrik Dengan alasan membuka lapangan
pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak pabrik industri yang tumbuh
dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk mensejahterakan
rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja.
Jika pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya, ya
mendapatkan rasa panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik
industri. Ini memang dilema, di satu sisi untuk kepentingan rakyat, tapi
di sisi lain mengorbankan eksistensi bumi.
Pembakaran Sampah Secara Berlebihan : Pembakaran sampah berlebihan yang dilakukan secara massal akan menyebabkan terjadinya pemanasan global karena dari hasil pembakaran sampah tersebut adalah gas metana, yang dapat memerangkap panas.
Pengrusakan Hutan : Hutan berfungsi dalam menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, jika hutan rusak akibat dari penebangan dan pembakaran, maka yang terjadi adalah jumlah karbon dioksida yang diserap oleh hutan sedikit, dan semakin banyak karbon yang berkumpul di atmosfer yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Pembakaran Hutan dan ilegal loging : Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging?
Sumber mangatakan bahwa sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh
CO2, dimana emisi CO2 disebabkan oleh penggunaan bahan bakarfosil dan
kerusakan/pembakaran hutan.
Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan
juga bisa mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat.
Tapi apa yang terjadi jika hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar
dan di tebang (baca: di curi) oleh oknum yang tidak bertanggung jawab?
Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah
harus serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus
terjadi beberapa bulan lalu di provinsi Riau
Minimnya ruang terbuka hijau :
Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga,
menilai sejauh ini belum ada lonjakan persentase yang berarti terhadap
jumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Jakarta, sebagaimana di
lansir dari media online _http://koran-jakarta.com.
Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang
terbuka hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita
menemukannya. Walau sekarang ada beberapa kota seperti Bandung dan
Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal itu bisa di jadikan contoh
bagi kota-kota lain.
Halaman Rumah tanpa pepohonan Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat
udara menjadi sejuk dan menetralkan suhu udara sehingga bisa di
simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu panas yang tinggi.
Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau menanam
pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh
banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih
membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau.
Kalau setiap pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya pemanasan global itu terjadi.
Pemboroson Energi Listrik
: Energi listrik sebagian besar kita gunakan adalah hasil pembakaran
dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dimana hasil pembakaran
tersebut menghasilkan karbon dioksida
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia
bijak. Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap
individu. Tapi, ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah
pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini
sebagai penyumbang pemanasan global terjadi.
Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak di
lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam pemakaian
listrik.
Usia Bumi Yang sudah tua
: Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi
penyebab juga. Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua,
pasti banyak penyakit yang mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit
yang diderita bumi hari ini adalah pemanasan global dan hujan asam serta
banyak lagi yang lain.
Bocornya lapisan ozon Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung
sampai kebumi, karena ada laipsan ozon yang melakukan filter terlebih
dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon memang masih normal. Yang
terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis bahkan ada yang
bilang sudah bocor.
Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan
instrumen Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7
dan Meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal
sebagai lubang ozon di kedua kutub
Penyebab Dari Kebijakan Pemerintah : Pemerintah bisa mencegah atau minimal mengurangi terjadinya pemanasan global khususnya di Indonesia. Karena pemerintah punya power yang bisa membuat regulasi – regulasi. Tapi apa yang terjadi sekarang ini dengan program pemerintah dalam mengatasi masalah pemanasan global? Di bawah ini beberaapa fakta yang terjadi
Dampak dari pemanasan global (global warming)
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari temperatur, pola
presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan telah membuat beberapa
prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, permukaan air
laut, pantai, pertanian, satwa liar dan kesehatan manusia.
Iklim mulai tidak stabil,
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah utara
belahan bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
tanah itu akan menyusut. Akan lebih sedikit es yang mengambang di
perairan Utara. Daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin
tidak akan mendapatkannya lagi.
Di gunung subtropis, bagian yang tertutup salju akan menyusut dan akan
mencair lebih cepat. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa daerah.
Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air
menguap dari lautan. Para ilmuwan belum yakin apakah kelembaban
benar-benar akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan lebih lanjut.
Hal ini karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya
akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Namun, lebih banyak uap air akan membentuk awan yang lebih banyak,
sehingga akan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa, di mana ia
akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban tinggi
akan meningkatkan curah hujan rata-rata sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir.
Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering
dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih keras dan mungkin dengan pola
yang berbeda. Topan (badai) yang menarik kekuatannya dari penguapan
air, akan lebih besar. Bertentangan dengan pemanasan yang terjadi,
beberapa periode yang sangat dingin mungkin terjadi. Pola cuaca menjadi
tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Peningkatan permukaan laut,
Perubahan tinggi rata-rata permukaan laut diukur dari daerah dengan
lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika suasana menghangat,
lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volume akan
memperluas dan meningkatkan permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Permukaan air
laut di seluruh dunia telah meningkat sebesar 10-25 cm (4-10 inci)
selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9-88 cm (4-35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan permukaan laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pesisir. Kenaikan 100 cm (40 inci) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau. Erosi tebing,
pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika laut lepas mencapai
muara, banjir pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan
menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk melindungi daerah pesisir,
sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi
dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan permukaan laut akan sangat mempengaruhi
ekosistem pantai. Munculnya 50 cm (20 inci) akan menenggelamkan separuh
dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa baru juga akan dibentuk,
tapi tidak di daerah perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan
permukaan laut akan menutupi sebagian besar Everglades, Florida.
Suhu Global Cenderung Meningkat, Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi
yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya,
tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian selatan
dari Kanada, misalnya, dapat mengambil manfaat dari curah hujan yang
lebih tinggi dan panjang musim tanam.
Di sisi lain, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian Desert yang
menggunakan air irigasi dari pergunungan mungkin menderita jika snowpack
(koleksi salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum bulan puncak musim tanam. Tanaman pangan dan
serangga hutan dan menyerang penyakit yang lebih kuat.
Gangguan Ekologis, Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit
untuk menghindari efek pemanasan global karena sebagian besar lahan
dikendalikan oleh manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub dan gunung-gunung. Tanaman akan mengubah arah
pertumbuhan, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Namun, pembangunan manusia akan menghambat perpindahan ini.
Spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe
spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin
juga akan musnah.
Tingkat cuaca ekstrim dan meningkatnya laut karena mencairnya es di Kutub Utara dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Munculnya bencana alam biasanya disertai dengan migrasi ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti : diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat berdampak pada penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air (waterborne penyakit) serta penyebaran vektor penyakit (vektor penyakit). Seperti peningkatan kejadian demam berdarah sejak munculnya ruang (ekosistem) nyamuk berkembang biak. Dengan perubahan iklim, ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang ditargetkan pada organisme tersebut. Selain itu, diperkirakan bahwa ada beberapa spesies alam akan beradaptasi atau punah karena ekosistem perbuhan ekstrim ini.
ini juga akan mempengaruhi perubahan iklim (climate change) yang dapat menyebabkan peningkatan penyakit tertentu seperti ISPA (kekeringan / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu) Lingkungan gradasi yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi terhadap penyakit yang ditularkan melalui air dan penyakit vektor. Ditambah dengan emisi polusi udara dari gas yang tidak terkontrol tanaman selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Cara Mencegah Global Warming
- Beli Barang Hemat Energi
Peralatan rumah sekarang hadir dalam berbagai model hemat energi. Sebut saja lampu LED yang dirancang untuk memberikan cahaya yang tampak lebih alami dengan menggunakan energi yang jauh lebih sedikit daripada bola lampu standar.Beberapa produk elektronik seperti AC, dan mesin cuci juga banyak tersedia dalam bentuk hemat energi. Hindari produk yang dikemas dengan kemasan berlebih, terutama plastik dan kemasan yang tidak dapat didaur ulang.
- Reduce, Reuse, dan Recycle
Reduce, Reuse, Recycle adalah langkah sederhana mengurangi pemanasan global. Reduce adalah kegiatan menggunakan produk kemasan, terutama plastik seminimal mungkin.Langkah ini juga akan membantu mengurangi pemborosan. Reduce juga bisa dilakukan dengan membeli produk yang dapat digunakan kembali alih-alih yang sekali pakai.Reuse adalah langkah menggunakan kembali benda-benda bekas seperti kantong plastik atau botol plastik. Sementara recycle adalah kegiatan mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai menjadi berguna lagi, Kamu bisa mendaur ulang kertas, plastik, koran, kaleng kaca dan limbah lainnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
- Jadi Pembeli Bijak
Berbelanja lebih cerdas dengan pembelian yang bijaksana untuk meminimalkan pemborosan. Gunakan produk-produk ramah lingkungan dari produsen yang juga mendukung keberlanjutan pelestarian lingkungan.Hindari penggunaan plastik terlalu sering. Pertimbangkan juga memberi barang-barang bekas layak pakai yang juga bisa mendukung siklus ekonomi melingkar.
- Kurangi Penggunaan Motor Pribadi
Mengurangi berkendara dengan kendaraan pribadi berarti lebih sedikit emisi. Selain menghemat bensin, berjalan kaki dan bersepeda adalah bentuk olahraga yang menyehatkan.Kamu juga bisa memanfaatkan angkutan umum atau menggunakan kendaraan bersama-sama. Jika terpaksa mengemudi, pastikan mobil atau motor berjalan efisien. Misalnya, menjaga agar ban terus mengembang dengan baik dapat meningkatkan jarak tempuh hingga lebih dari 3 persen.
Baca Juga: Pengertian Daratan - Klasifikasi Dari Dataran dan Proses Terjadinya Daratan
Demikian Penjelasan Tentang Pengertian Global warming Adalah : Menurut Para Ahli, Penyebab dan Dampak, dan Cara Mencegah Global Warming. Jangan Lupa selalu kunjungi referensisiswa.my.id untuk mendapatkan Artikel Lainnya. Terimakasih
Penelusuran yang terkait dengan Global warming
- penyebab global warming
- dampak global warming
- global warming adalah brainly
- global warming artinya
- artikel pemanasan global
- dampak pemanasan global
- contoh global warming
- global warming disebut juga
Post a Comment