Pengertian Drama Adalah : Menurut Para Ahli, Bentuk - Bentuk, Struktur, Unsur – unsur dan Contoh Drama

Table of Contents

 


Pengertian Drama Adalah

Drama adalah salah satu bentuk karya sastra yang diperankan di atas panggung, baik dalam teater, televisi, film, atau media lainnya. Secara umum, drama melibatkan adegan-adegan yang diperankan oleh aktor atau pemeran yang mengikuti naskah tertulis. Drama sering kali berfokus pada konflik antara karakter-karakternya, yang sering kali disajikan melalui dialog, tindakan, dan interaksi antar karakter.

Pada dasarnya, drama adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema-tema kehidupan manusia, konflik, emosi, dan hubungan interpersonal. Hal ini dapat berkisar dari drama yang serius dan mendalam hingga drama yang lebih ringan dan menghibur. Drama juga dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk drama tragedi, komedi, drama romantis, drama historis, dan lain sebagainya.

Drama sering memanfaatkan elemen-elemen seperti plot, karakter, dialog, setting, dan tema untuk mengembangkan cerita dan menyampaikan pesan kepada penonton atau pembaca. Melalui pertunjukan atau pembacaan naskah drama, penonton dapat terlibat secara emosional dengan cerita dan karakter, serta mengambil pemahaman atau pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pengertian Drama Menurut Para Ahli
  • Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam tindakan).
  • Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.
  • Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.
  • Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana.
  • Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.
  • Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
  • Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.
  • Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.
  • Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.
  • Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.

 

 

Baca Juga: Pengertian Ketahanan Nasional Adalah - Dasar Hukum, Fungsi, Tujuan, Ciri – Ciri, Azas-azas, dan Ancaman – Ancaman Terhadap Negara Indonesia

 

 

BENTUK-BENTUK DRAMA

  1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua

    1. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
    2. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
  1. Berdasarkan sajian isinya

    1. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
    2. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
    3. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
  1. Berdasarkan kuantitas cakapannya

    1. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
    2. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
    3. Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
  1. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya

    1. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
    2. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
    3. Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
  1. Bentuk-bentuk lain

    1. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
    2. Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
    3. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad ke-18).
    4. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
    5. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama
    6. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
    7. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
    8. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).

 

 

Struktur Drama

Berikut ini terdapat beberapa struktur drama, antara lain:

  • Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.
  • Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.
  • Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.
  • Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.
  • Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali. Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung.

 

 

Unsur – unsur Drama

Unsur-unsur dalam drama meliputi :

  1. Tema  : gagasan/ide/dasar cerita.
  2. Alur : tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi Pemaparan, pertikaian, penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun : alur maju/lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur gabungan.
  3. Tokoh : Pemain/orang yang berperan dalam cerita. Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis.Tokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan tokoh bawahan (sampingan).
  4. Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketikatokoh  mengalami peristiwa Latar terbagi dalam : latar sosial : latar yang berupa, waktu, suasana,  masa, bahasa. latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal, rumah, ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.
  5. Amanat : pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita.

Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton, apabila dalam bentuk drama pementasan.

 Contoh Drama

Beli Masker

DUA PEREMPUAN SEDANG BERADA DALAM SATU KAMAR INDEKOS. IRA SEDANG BERSIAP UNTUK PERGI BELANJA KEBUTUHAN BULANAN, SEDANGKAN WIDYA MASIH MENGERJAKAN TUGAS KULIAH DARING.

Ira: “Aku mau belanja sayur, kamu kuliah sampai jam berapa?”
Widya: “Hari ini ada tiga mata kuliah, paling baru selesai sore. Kamu gak ada kelas daring?”
Ira: “Gak ada, tugas doang. Nanti habis ini aku kerjain. Kamu mau nitip-nitip gak?”
Widya: “Nitip masker dong. Yang warna putih. Beli satu pak ya. Bentar, ini uangnya. Kembaliannya buat beli cimol aja nanti kita makan berdua.”

IRA MEMBAWA TAS, MEMAKAI JAKET DAN MASKER, LALU KELUAR DARI PANGGUNG. SEMENTARA WIDYA TETAP DI PANGGUNG. LAMPU MATI.
LAMPU MENYALA, IRA DATANG.

Ira: “Assalammu'alaikum!”
Widya: “Walaikumsalam! Kok cepet?”
Ira: “Ya iya, kan cuma beli sayur di warung gang sebelah.”
Widya: “Lah ke situ doang sampai pakai baju ribet. Pakai jaket, pakai masker.”
Ira: “Widyaaa… ini kan lagi pandemi. Kita harus jaga-jaga dong. Meski cuma keluar rumah deket-deket aja, kita tetep kudu waspada.”
Widya: “Iya… iyaaa… Mana sini cimolnya aku pengen ngemil.”
Ira: “Sepanjang jalan gak nemu tukang cimol. Pedagang-pedagang kaki lima lainnya juga gak ada. Yang buka cuma toko kelontong, tukang sayur, sama supermarket.”
Widya: “Yaaah… aku pengen banget cimol. Ke mana sih tukang cimolnya. Gak pengen duit apa?”
Ira: “Mungkin dia lagi kesusahan. Sejak Covid-19 kan orang-orang diminta karantina di rumah. Sementara dia kehilangan pelanggan, mencari nafkah tambahan susah.”
Widya: “Duh iya ya. Kasihan Pak Cimol. Semoga dia dan keluarganya baik-baik aja. Kita juga karena Covid-19 jadi terpaksa di kosan terus. Gak bisa pulang kampung karena rawan jadi penyebar virus. Siapa sih yang gak susah karena virus? Gak ada!”
Ira: “Lah kok jadi ngegas gitu? Haduuuh. Ini maskermu!”

IRA MELEMPARKAN SEKOTAK MASKER PADA WIDYA. WIDYA MEMBOLAK-BALIK KOTAK ITU. KEMUDIAN MEMBUKA ISINYA.

Widya: “Ira!!! Ini kan masker bengkoang buat perawatan wajah. Yang aku maksud itu masker yang buat cegah virus. Yang buat nutupin hidung dan mulut! Yang biasa dipakai dokter-dokter gitu. Masa nanti aku keluar rumah pakai ini?”
Ira: “Yah gimana dong?”
Widya: “Balikin ke toko bisa gak ya?”
Ira: “Udah kamu buka begitu, ya gak bisa. Lagian kita kan udah punya banyak masker, Wid.”
Widya: “Itu kan masker kain. Bosen aku sama masker modelnya gitu-gitu aja. Pengen coba yang sekali pakai. Kalau yang biasa dipakai dokter pasti lebih nyaman daripada masker yang habis pakai-cuci-pakai-cuci.”
Ira: “Masker medis itu ya buat tenaga medis, atau orang yang sakit. Kita yang di rumah, cukup pakai masker kain. Selain hemat, kita juga bisa membantu tenaga medis dengan tidak menghabiskan ketersediaan masker. Bayangin kalau tenaga medis kekurangan masker, terus ternyata habis dibeli sama orang-orang, pas mau nangani pasien, malah mati duluan kena korona. Ngeri gak tuh?”
Widya: “Iya juga sih. Tapi masa pemerintah gak ngasih bantuan masker sih ke tenaga medis?”
Ira: “Ya kali nunggu pemerintah keburu mati duluan satu Indonesia.”
Widya: “Hus! Gak boleh gitu.”
Ira: “Daripada capek debat, mending kita maskeran bareng aja. Lumayan bisa perawatan selama karantina. Nanti kelar pandemi, kita glowing gitu.”
Widya: “Dasar! Bisa ae lu. Pasti ini sengaja belinya salah.”

IRA MENJULURKAN LIDAHNYA. MEREKA TERTAWA BERSAMA. LAMPU PANGGUNG MATI.

 

Baca Juga: Pengertian BUMS Adalah - Fungsi, Tujuan, Ciri – Ciri, Peran, Bentuk, Jenis – Jenis, Kelebihan dan Kekurangan BUMS Secara Lengkap

 

Demikian Penjelasan Tentang  Pengertian Drama Adalah : Menurut Para Ahli, Bentuk - Bentuk, Struktur, Unsur – unsur dan  Contoh Drama. Jangan Lupa selalu kunjungi referensisiswa.my.id untuk mendapatkan Artikel Lainnya. Terimakasih

 

Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Drama

  • struktur drama
  • ciri-ciri drama
  • unsur-unsur drama
  • jenis-jenis drama
  • pengertian drama menurut para ahli
  • contoh drama
  • pengertian teater
  • materi drama

Post a Comment