Pengertian Angiospermae Adalah - Ciri-Ciri, Manfaat, Klasifikasi , Siklus Hidup Angiospermae, dan Reproduksi Angiospermae


Pengertian Angiospermae

Angiospermae adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup. Tumbuhan ini juga dikenal dengan sebutan tumbuhan berbunga, karena memiliki bunga sejati. Kata “Angiospermae” berasal dari bahasa Yunani: “angion” yang berarti kontainer atau wadah, dan “sperma” yang berarti biji. Istilah ini mengacu pada struktur buah yang melindungi biji.

Berikut beberapa ciri utama tumbuhan Angiospermae:

  1. Bunga: Hampir semua tumbuhan Angiospermae memiliki bunga. Bunga berperan dalam proses reproduksi.
  2. Biji Tertutup: Biji Angiospermae dilindungi oleh karpel atau daun buah. Mereka memiliki bakal biji yang berada dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun buah.
  3. Variasi Bentuk Tubuh: Tubuh Angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan dengan bunga kecil, serta pohon raksasa dengan ketinggian lebih dari 100 meter.
  4. Akar dan Batang: Akar Angiospermae dapat berbentuk serabut atau tunggang. Batangnya bisa memiliki kambium atau tidak.

Tumbuhan Angiospermae merupakan kelompok yang paling beraneka ragam dan tersebar luas di seluruh dunia, dengan lebih dari 250.000 spesies (sekitar 90% dari seluruh spesies tumbuhan). Mereka memiliki peran penting dalam ekosistem dan kehidupan manusia

 

Baca Juga: Manajer Keuangan adalah - Tugas, Tanggung Jawab, Fungsi, Gaji dan Tunjangan Beserta Syarat Umum Menjadi Manajer Keuangan

 

Ciri-Ciri Angiospermae

Berikut ini adalah ciri-ciri angiospermae antaralain:

  • Daun umumnya lebar, tunggal atau majemuk
  • Habitat berupa pohon, herba, perdu, atau semak
  • Terdiri dari batang, bunga, daun, dan akar
  • Xylem terdiri dari trakeida dan trakea
  • Berakar serabut dan tunggang
  • Bakal biji akan dititp daun buah
  • Bentuk Daunnya pipih dengan tulang daun bermacam-macam
  • Putik dengan bakal biji didalamnya tidak tampak
  • Floem dengan sel-sel pengiring
  • Daun buah berdaging tebal
  • Terjadi pembuahan ganda
  • Alat reproduksi disebut bunga
  • Bentuk tulang daun bervariasi, bisa lurus, menjari, atau menyirip
  • Biji terlindungi oleh bakal buah
  • Bentuk dan ukuran tubuh yang bermacam-macam
  • Reproduksi secara generatif dan vegetatif
  • Bunga mempunyai kelopak, mahkota, benang sari dan putik
  • Batangnya ada yang mempunyai kambium dan ada juga yang tidak berkambium
  • Pembuahan dengan waktu singkat
  • Batang bercabang juga tidak bercabang
  • Mempunyai pembuluh xilem
  • Bunga yang tersusun dari sporofil dan bagian-bagiannya

 

Klasifikasi Tumbuhan Biju Tertutup (Angiospermae)

Klasifikasi Angiospermae

Berdasarkan jumlah bagian perangkat, pabrik angiosperma dibagi menjadi dua kelas, yaitu Monocotyledonae (satu bagian) dan Dykotyledonae (dua bagian).

1. Monokotil (Monocotyledons)

Tumbuhan monokotil memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Benih memiliki pembentukan daun 
  • Sistem akar serat 
  • Tidak ada suku kambium 
  • Bentuk tulang daun melengkung atau paralel 
  • Jumlah tiga mahkota bunga.

Tanaman monokotil memiliki nama-nama berikut:

  • Poaceae misalnya adalah nasi (Oryza sativa), jagung (Zea mays).
  • Batang Cyperaceae, misalnya puzzle rumput (Cyperus rotundus).
  • The Orchidaceae, contohnya bunga merpati anggrek (Dendrobium crumenatum).
  • Batang Palmae, misalnya, kelapa (Cocos nucifera).
  • Para Liliacea, contohnya lidah buaya (aloe vera) dan (allium sativum).
  • Zingiberaceae, misalnya jahe (Zingiber officinale) dan manik-manik bunga (Canna hybrid).
  • Strain Musaceae, misalnya pisang (Musa paradisiaca).
  • Keuntungan tanaman monokotil bagi kehidupan manusia adalah:
  • Untuk bahan makanan (nasi, jagung, ubi kayu, gandum, dll).
    Sebagai penghasil gula (tebu).
  • Untuk tanaman hias atau bumbu masak (bawang, jahe, kunyit, dll).
  • Untuk obat-obatan (sirih, jahe, dll).
    Untuk bahan bangunan dan barang-barang rumah tangga (bambu).

2. Dikotil (Dycotyledonae)

Tanaman dikotil memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Benih memiliki dua daun lembaga.
  • Sistem root sudah terpasang.
  • Kambium batang.
  • Daun menyirip berulang atau Menjari. 
  • Corolla memiliki kelipatan 2, 4 atau 5.

Tanaman dikotil memiliki beberapa jenis, sebagai berikut:

  • Cucurbitacea, misalnya mentimun (Cucumis sativum).
  • Euphorbiaceae, misalnya daun merah (Euphorbia sp.).
  • Papilionaceae, contohnya kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).
  • Solanaceae misalnya adalah (Solanum tuberosum), cabai (Capsicum frustecens) dan tomat (Solanum lycopersicum).
  • Mimosaceae, misalnya, putri malu (Mimosa pudica).
  • Myrtaceae, misalnya kapas (Gossypium hirsutum).
  • Piperaceae misalnya adalah lada (Piper nigrum).
  • Annonaceae, contohnya Sirsak (Annona muricata).
  • Asteraceae, contohnya bunga matahari (Helianthus annus)

 

Siklus Hidup Angiospermae



Simak dengan baik penjelasan dari gambar diatas yang berkaitan dengan siklus hidup Angiospermae. Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.

 

Reproduksi Angiospermae

  • Mikrosporangium dan Mikrosporogenesis

Mikrosporangium merupakan tempat berlangsungnya proses perkembangan gametofit jantan. Pada tumbuhan Angiospermae umumnya mempunyai empat mikrosporangia (tetrasporangiat). Pada waktu kepala sari masih muda tersusun oleh jaringan parenkimatis yang homogen. Pada keempat sisi akan terbetuk jaringan arkesporium, yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Jaringan arkesporium membelah menghasilkan sel sporogen di bagian dalam, yang nantinya akan menjadi sel induk mikrospora. Di bagian luar menghasilkan sel parietal yang nantinya membentuk 2 5 lapisan, merupakan dinding kepala sari. Dinding kepala sari dari arah luar ke dalam tersusun atas epidermis, endotesium, lapisan tengah, dan tapetum. Mikrospora (serbuk sari) yang merupakan hasil pembelahan meiosis dari sel induk mikrospora, akan mengalami perkembangan lebih lanjut. Inti mikrospora, menghasilkan dua inti yang berbeda ukuran, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Inti generatif akan membelah lagi dan menghasilkan dua sel sperma. Pembelahan inti generatif dapat terjadi di dalam serbuk sari atau di dalam buluh serbuk sari.

  • Megasporangium dan Megasporogenesis

Proses perkembangan gametofit betina yang terjadi di dalam ovulum (bakal biji). Pada Angiospermae di dalam ovarium terdapat 1, 2 atau lebih ovulum. Tiap ovulum terdiri dari nuselus, integumen, kalaza, dan funikulus. Nuselus dilindungi oleh satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa, integumen menyusun kulit biji. Pada awal perkembangannya pada plasenta terdapat inisial yang disebut jaringan arkesporium. Sel ini akan membelah ke arah luar menghasilkan sel parietal, yang nantinya menjadi integumen dan ke arah dalam menghasilkan sel sporogen yang akan membentuk sel induk megaspora. Sel induk megaspora melalui pembelahan meiosis menghasilkan tetrad linier megaspora, di bagian atas mengalami degenerasi dan hanya satu inti megaspora yang berfungsi. Pada tipe normal, inti sel megaspora yang berfungsi di dalam kantong embrio membelah secara mitosis tiga kali berturut-turut menghasilkan delapan inti, yang akan terdiferensiasi menjadi sel sentral yang besar dengan dua inti kutub, di bagian mikropil dua sel sinergid dan satu sel telur serta di bagian kalaza tiga sel antipoda. Berdasarkan jumlah inti megaspora yang berfungsi, gametofit betina dapat bertipe monosporik, bisporik atau tetrasporik

  • Polinasi, Pembuahan, dan Embriogenesis

Pembuahan adalah persatuan antara sel gamet jantan dengan inti sel telur, menghasilkan zigot. Sebelum terjadi proses pembuahan, serbuk sari yang berasal dari antera yang masak harus jatuh di atas kepala putik melalui proses penyerbukan. Pembuahan pada tumbuhan Angiospermae dapat terjadi secara porogami, khalazogami atau mesogami. Sel gamet jantan yang masuk ke dalam kantong embrio, satu sel gamet akan membuahi sel telur dan menghasilkan zigot. Sedang sel gamet yang lain akan membuahi inti kutub yang nantinya menghasilkan endosperm. Endosperm berfungsi memberi makan embrio yang sedang berkembang. Ada tiga tipe endosperm berdasarkan cara perkembangannya, yaitu endosperm seluler, endosperm nuklear, dan endosperm helobium.

 

 

Manfaat Angiospermae

  1. Bahan pangan sumber karbohidrat, contohnya Oryza sativa
  2. Bahan pangan sumber protein, contohnya Phaseolus radiates
  3. Bahan pangan sumber lemak, contohnya Cocos nucifera
  4. Bahan pangan (sayuran) sumber vitamin dan mineral, contohnya Solanum lycopersicum
  5. Bahan pangan (buah-buahan) sumber vitamin dan mineral, contohnya Carica papaja
  6. Bahan sandang, contohnya Gossipium sp
  7. Bahan pemberi rasa nikmat pada makanan, minuman atau lainnya. Contohnya Coffea sp
  8. Bahan obat-obatan, contohya Cinchona succirubra
  9. Bahan bangunan, contohnya Tectona grandis

 

Baca Juga: Kepala sekolah adalah - Pengertian , Tugas, Peran, Fungsi, Sistem Informasi dan Manajemen di Sekolah

 

Penelusuran yang terkait dengan Klasifikasi Angiospermae

  • klasifikasi angiospermae brainly
  • reproduksi angiospermae
  • contoh tumbuhan angiospermae
  • klasifikasi gymnospermae
  • klasifikasi angiospermae berdasarkan jumlah keping biji
  • ciri-ciri angiospermae
  • gambar angiospermae
  • habitat angiospermae