Vaksin Adalah - Fungsi, Jenis, Cara Kerja Beserta Efek samping Dari Vaksin Secara Lengkap

Table of Contents
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit - penyakit tertentu. Vaksin biasanya mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering dibuat dari mikrob yang dilemahkan atau mati, dari toksinnya, atau dari salah satu protein permukaannya. Agen merangsang sistem imun untuk mengenali agen sebagai ancaman, menghancurkannya, dan untuk lebih mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang terkait dengan agen yang mungkin ditemui di masa depan. Vaksin dapat bersifat profilaksis (misalnya untuk mencegah atau memperbaiki efek infeksi di masa depan oleh patogen alami atau "liar") atau terapeutik (misalnya vaksin terhadap kanker).

Pemberian vaksin disebut vaksinasi. Vaksinasi merupakan metode paling efektif untuk mencegah penyakit menular.Kekebalan karena vaksinasi terjadi menyeluruh di dunia sebagian besar bertanggung jawab atas pemberantasan cacar dan pembatasan penyakit seperti polio, campak, dan tetanus. Efektivitas vaksinasi telah dipelajari dan diverifikasi secara luas, misalnya vaksin terbukti efektif termasuk vaksin influenza,vaksin HPV, dan vaksin cacar air. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa vaksin berizin saat ini tersedia untuk dua puluh lima infeksi yang dapat dicegah.

Vaksin berasal dari kata vaccinia, yaitu penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar.



Mengapa tubuh butuh vaksin? 


Vaksinasi (memberikan vaksin ke dalam tubuh) ibarat kursus atau pelatihan bagi daya tahan tubuh. Melansir Live Science, vaksin bekerja dengan mempersiapkan tubuh untuk melawan suatu penyakit. Ketika virus atau bakteri memasuki tubuh, sel-sel daya tahan tubuh yang bernama limfosit secara alami merespons dengan memproduksi antibodi. Antibodi yang berupa molekul protein ini berupaya melawan penyerang (antigen) dan melindungi tubuh agar tidak ada infeksi lanjutan. Dalam kondisi sehat, seseorang bisa menghasilkan jutaan antibodi setiap hari. Kemampuan ini membuat orang sehat bisa melawan infeksi saat terpapar antigen. Sayangnya, saat menghadapi serangan virus atau bakteri baru, tubuh butuh beberapa hari untuk meningkatkan respons antibodi. Beberapa jenis virus atau bakteri seperti campak, batuk rejan, atau corona biang Covid-19, jeda beberapa hari ini terlalu lama. Bagi orang yang tidak sehat, infeksi bisa menyebar ke berbagai organ vital dan berdampak fatal sebelum sistem daya tahan tubuhnya mampu melawan. Di situlah vaksin berperan. Kendati demikian, tidak semua orang bisa divaksinasi. Bisa karena usianya terlalu dini atau karena sistem daya tahan tubuhnya terlalu lemah.


Fungsi dari Vaksin

Pemberian vaksin atau vaksin adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit utama menjadi penyakit menular yang dapat ditularkan oleh bakteri atau virus. Seperti campak, polio, difteri, meningitis, tetanus, hepatitis dan sebagainya.

Jenis – Jenis Dari Vaksin

  • Vaksin Hidup yang Dilemahkan
Merupakan jenis vaksin yang mengandung mikroorganisme hidup seperti bakteri atau virus. Mikroorganisme yang digunakan memiliki lebih dari dua puluh sifat yang dieliminasi secara virulen. Vaksin jenis ini memberikan respons kekebalan yang panjang.
Contoh vaksin ini adalah vaksin polio (Sabin), MMR (campak, gondok dan rubela), TBC, demam tifoid, campak, gondok dan cacar air (Varicella).
  • Vaksin tidak aktif (vaksin yang dimatikan)
Merupakan vaksin yang berasal dari mikroorganisme yang telah dieliminasi dengan bahan kimia atau dengan pemanasan (baik dalam bentuk bakteri atau dalam bentuk virus).
Contoh-contoh dari vaksin ini termasuk rabies, influenza, polio (Salk), pneumonia pneumokokus, kolera, pertusis, dan demam tifoid.
  • Vaksin hidup
Berbeda dengan vaksin mati, virus atau bakteri yang terkandung di dalam vaksin hidup tidak dibunuh, melainkan dilemahkan. Virus atau bakteri tersebut tidak akan menyebabkan penyakit, namun dapat berkembang biak, sehingga merangsang tubuh untuk bereaksi terhadap sistem imun.Vaksin hidup ini dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat dan perlindungan seumur hidup meski hanya diberikan satu atau dua kali. Meski demikian, vaksin ini tidak dapat diberikan pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita HIV/AIDS atau orang yang menjalani kemoterapi.

Sebelum diberikan, vaksin hidup perlu disimpan di dalam lemari pendingin khusus agar virus atau bakteri tetap hidup. Suhu yang tidak sesuai akan memengaruhi kualitas vaksin, sehingga imunitas yang terbentuk tidak optimal. Contoh dari vaksin hidup adalah vaksin MMR, vaksin BCG, vaksin cacar air, dan vaksin rotavirus. 

  • Vaksin biosintetik

Jenis vaksin ini mengandung antigen yang diproduksi secara khusus, sehingga menyerupai struktur virus atau bakteri.Vaksin biosintetik mampu memberikan kekebalan tubuh yang kuat terhadap virus atau bakteri tertentu dan dapat digunakan oleh penderita gangguan sistem kekebalan tubuh atau penyakit kronis. Contoh vaksin jenis ini adalah vaksin Hib.Agar dapat bekerja dengan efektif dan bisa bertahan lebih lama, sejumlah vaksin mengandung bahan lain, seperti thiomersal atau merkuri sebagai bahan pengawet vaksin, serum albumin, formalin, gelatin, dan antibiotik.

Vaksin pada dasarnya merupakan upaya sederhana dan efektif untuk mencegah Anda dan keluarga dari risiko penyakit yang telah menyebabkan banyak kematian. Oleh karena itu, mendapatkan vaksin sesuai anjuran amatlah penting untuk dilakukan.
  • Toksoid
Merupakan senyawa beracun atau beracun yang diaktifkan tanpa menyebabkan penyakit. Secara umum, bahan vaksin dibuat dari kuman-toksin, yang bersifat imunogenik. Hasil produksi toksoid, yang telah berhasil disebut toksoid Flud-Plain alami, merangsang produksi antibodi dalam bentuk antitoksin. Vaksin ini hanya bertahan satu tahun. Misalnya vaksin difteri dan tetanus.
  • Vaksin Subunit
Merupakan vaksin yang dibuat dengan bagian-bagian tertentu dari virus atau bakteri dengan mengkloning gen virus atau bakteri dengan DNA rekombinan. Vaksin hepatitis B (mengandung protein dari permukaan virus), HPV (human papillomavirus) yang mengandung kapsid utama virus, vaksin hemofilus influenza tipe B (HIB) dan vaksin influenza.
  • Vaksin Konjugasi
Merupakan vaksin yang dihasilkan dari kombinasi polisakarida di lapisan bakteri terluar dengan protein lain. Konjugasi ini dimaksudkan untuk memperkuat imunogenisitas polisakarida. Misalnya, vaksin Haemophilus influenza tipe B. 
  • Vaksin Valence
Merupakan jenis vaksin yang terbagi dua, yaitu monovalen dan multivalen. Vaksin monovalen disiapkan untuk memerangi mikroorganisme. Kemudian, vaksin polyvalent disiapkan untuk mengendalikan dua atau lebih mikroorganisme, yang sama atau berbeda.


Bagaimana kinerja vaksin?

Vaksin dibuat dari antigen (virus, bakteri, atau patogen) yang sudah mati atau dilemahkan. Vaksin dari antigen yang sudah tidak agresif tersebut tidak dapat menyebabkan infeksi. Namun, sistem daya tahan tubuh masih mengenali virus atau bakteri tersebut sebagai ancaman. Sehingga, tubuh masih bisa merespons dengan menghasilkan antibodi. Setelah ancaman antigen berlalu, sebagian sel antibodi akan rusak atau kalah. Akan tetapi, sel-sel kekebalan yang disebut sel memori tetap ada di dalam tubuh. Ketika tubuh bertemu virus atau bakteri sejenis, sel-sel memori yang sudah mengenali antigen dengan cepat menghasilkan antibodi dan segera melawan sebelum infeksi meluas.


Efek samping vaksin

Seperti obat-obatan lainnya, beberapa jenis vaksin dapat memicu munculnya efek samping, baik itu ringan maupun cukup parah. Namun, yang perlu diingat bahwa semua vaksin yang telah beredar di Indonesia terbukti aman karena telah menjalani penelitian dan uji klinis yang ketat, sehingga kemungkinan efek samping vaksin yang fatal akan sangat langka.
Efek samping ringan dari vaksin adalah:
  • Sakit kepala
  • Pilek atau hidung tersumbat (seperti gejala flu)
  • Sakit tenggorokan
  • Nyeri sendi
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas
  • Diare
  • Demam
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Kemerahan dan pembengkakan
  • Gatal
  • Lebam dan benjol di bagian yang disuntik
  • Nyeri otot
  • Badan lemas
  • Telinga berdenging
Sedangkan efek samping yang parah dan jarang sekali terjadi:
  • Radang lambung dan usus
  • Pneumonia
  • Darah pada urine atau feses
  • Reaksi alergi yang parah (sangat jarang)
  • Kejang
  • Kesadaran menurun
  • Kerusakan otak yang permanen


Jadwal Untuk Pemberian Vaksin

Berikut adalah beberapa vaksinasi atau vaksinasi yang direncanakan, termasuk:
  • Hepatitis B (untuk mencegah penyakit)
    Hadiah pertama: Saat lahir pada usia 2 bulan
    Hadiah kedua: Pada usia 1-4 bulan
    Hadiah ketiga: pada usia 6-18 bulan
  • HIB (untuk mencegah infeksi virus hemophilus influenza tipe B)
    Hadiah pertama: pada usia 2 bulan
    Hadiah kedua: pada usia 4 bulan
    Hadiah ketiga: pada usia 6 bulan
    Hadiah keempat: pada usia 12-15 bulan
  • Polio (untuk mencegah polio)
    Hadiah pertama: pada usia 2 bulan
    Hadiah kedua: pada usia 4 bulan
    Hadiah ketiga: pada usia 6-18 bulan
    Hadiah keempat: pada usia 4-6 tahun
  • DPT (untuk pencegahan difteri, pertusis, dan tetatus)
    Hadiah pertama: pada usia 2 bulan
    Hadiah kedua: pada usia 4 bulan
    Hadiah ketiga: pada usia 6 bulan
    Hadiah keempat: pada usia 15-18 bulan
    Hadiah kelima: pada usia 4-6 tahun
    Berikan rekomendasi tambahan: pada usia 11 tahun




Penelusuran yang terkait dengan vaksin adalah
  • vaksin adalah pdf
  • vaksin terbuat dari apa
  • contoh vaksin
  • tujuan vaksin
  • vaksin adalah virus yang dilemahkan
  • cara kerja vaksin
  • vaksin adalah bibit penyakit yang telah
  • cara pembuatan vaksin

Post a Comment