Puasa Tarwiyah: Hukum, Tata Cara, dan Keutamaan Puasa Hari Arafah

Table of Contents

 

Sumber Gambar : Kompas.com

Pengertian Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah menjelang pelaksanaan ibadah haji. Puasa ini merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang sunah dilakukan bagi jamaah haji sebelum melaksanakan wukuf di Arafah.

Puasa Tarwiyah dilakukan satu hari sebelum wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini dimaksudkan sebagai persiapan mental dan fisik bagi jamaah haji sebelum melaksanakan puncak ibadah haji. Dengan berpuasa, diharapkan jamaah haji dapat meningkatkan ketaqwaan dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah haji.

Jadi, secara definisi, Puasa Tarwiyah adalah puasa sunah pada tanggal 8 Dzulhijjah yang dilakukan jamaah haji sebagai persiapan sebelum melaksanakan wukuf di Arafah. Puasa ini merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang sangat dianjurkan bagi jamaah haji.

 

Dasar Hukum Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah memiliki dasar hukum yang jelas dalam Al-Quran dan Hadis. Berikut dalilnya:

  • Dalam surat Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada bulan Ramadhan. Ayat ini menjadi dasar kewajiban puasa bagi umat Islam. Meski tidak secara khusus menyebutkan puasa Tarwiyah, ayat ini tetap menjadi dasar umum kewajiban berpuasa.

  • Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

<p>مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ أَتَمَّ اللهُ لَهُ بِصِيَامِهِ سَنَةً وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</p>

"Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah maka Allah akan menyempurnakan puasanya setahun lamanya, dan barangsiapa yang berpuasa pada hari Asyura maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1162)

Hadis ini menjelaskan keutamaan berpuasa pada hari Arafah dan Asyura. Karena puasa Tarwiyah dilakukan satu hari sebelum Arafah, maka keutamaan tersebut juga berlaku bagi puasa Tarwiyah.

Jadi secara umum, dasar hukum puasa Tarwiyah adalah perintah berpuasa dalam Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam tentang keutamaan berpuasa menjelang hari Arafah.

 

Waktu Pelaksanaan Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah di penanggalan Hijriyah. Jadi, puasa Tarwiyah bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahunnya.

Tanggal 9 Dzulhijjah dipilih sebagai waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah karena bertepatan dengan hari Arafah bagi jamaah haji. Pada hari Arafah, jamaah haji akan melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Oleh karena itu, umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji disunnahkan untuk melaksanakan puasa Tarwiyah sebagai bentuk keikutsertaan dalam ibadah haji.

Dengan demikian, puasa Tarwiyah dilaksanakan setiap tanggal 9 Dzulhijjah menurut penanggalan Hijriyah, yang biasanya bertepatan dengan bulan September menurut penanggalan Masehi.

 

Cara Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilaksanakan sama seperti puasa sunnah pada umumnya. Berikut tata cara melaksanakan puasa Tarwiyah yang benar:

  • Niat puasa Tarwiyah dilakukan sejak malam hari sebelum melaksanakan puasa, tepatnya setelah sholat Isya.
  • Niat puasa Tarwiyah dilakukan satu kali di malam hari, tidak perlu diniatkan lagi di siang harinya.
  • Puasa Tarwiyah dimulai dari terbit fajar di hari ke-9 Dzulhijjah sampai terbenamnya matahari.
  • Puasa Tarwiyah dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami-istri dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
  • Boleh berbuka puasa setelah terbenamnya matahari di hari ke-9 Dzulhijjah.
  • Puasa Tarwiyah sunnah dilaksanakan sekali dalam setahun, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah.
  • Puasa Tarwiyah tidak wajib dilaksanakan bagi yang tidak mampu.

Demikian tata cara melaksanakan puasa Tarwiyah yang benar agar mendapatkan pahala dari Allah SWT. Lakukan dengan niat ikhlas karena Allah.

 

Niat Puasa Tarwiyah

Niat merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah. Tanpa niat, maka puasa Tarwiyah tidak sah.

Berikut ini adalah susunan kalimat niat puasa Tarwiyah yang benar:

"Nawaitu shouma ghadin an ashuma shaum al-yaum min fajrihi ilaa maghribihi sunnatan lillaahi ta'aala."

Artinya:

"Saya berniat berpuasa esok hari mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari karena Allah Ta'ala."

Dalam bahasa Indonesia, niat puasa Tarwiyah adalah:

"Niat saya puasa besok tanggal 9 Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."

Niat ini dibaca ketika akan memulai ibadah puasa Tarwiyah, yaitu pada malam harinya setelah shalat Isya. Dengan membaca niat ini, maka sah-lah puasa Tarwiyah yang akan dilakukan besok harinya.

Demikianlah susunan kalimat niat puasa Tarwiyah yang benar sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Niat yang jelas dan ikhlas menjadi kunci diterimanya amal ibadah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

 

Batasan Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah memiliki batasan-batasan tertentu yang perlu diperhatikan agar puasa ini tetap sah. Berikut hal-hal yang dapat membatalkan dan tidak membatalkan puasa Tarwiyah:

Hal-hal yang Membatalkan Puasa Tarwiyah

  • Makan dan minum dengan sengaja pada siang hari. Ini adalah hal paling mendasar yang membatalkan puasa Tarwiyah.

  • Berhubungan intim dengan pasangan suami/istri pada siang hari.

  • Mengeluarkan mani baik karena masturbasi ataupun berhubungan intim.

  • Muntah dengan sengaja.

  • Haid dan nifas bagi wanita.

  • Makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa karena lupa, kemudian ingat sebelum maghrib.

Hal-hal yang Tidak Membatalkan Puasa Tarwiyah

  • Makan dan minum karena terpaksa atau lupa, kemudian langsung berhenti setelah ingat bahwa sedang puasa.

  • Mimpi basah.

  • Menggosok gigi asal tidak tertelan.

  • Suntik, infus, dan transfusi darah.

  • Mandi ke sekujur tubuh.

  • Menggunakan obat tetes mata, krim mata, dan obat telinga.

Jadi intinya, puasa Tarwiyah batal jika dengan sengaja melakukan hal-hal yang membatalkan puasa pada siang hari. Adapun hal-hal tidak disengaja atau terpaksa masih diperbolehkan.

 

Hikmah Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah memiliki beberapa hikmah dan manfaat bagi umat Muslim yang melaksanakannya. Beberapa di antaranya adalah:

  • Melatih kesabaran dan ketabahan. Dengan berpuasa satu hari penuh sebelum Ramadhan, kita dilatih untuk bersabar dan tabah dalam menahan lapar dan dahaga. Kesabaran ini penting untuk membiasakan diri menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

  • Mempersiapkan mental dan fisik menyambut Ramadhan. Puasa Tarwiyah membantu mempersiapkan kondisi mental dan fisik kita agar lebih siap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

  • Memperbanyak amal ibadah sunnah. Puasa Tarwiyah termasuk puasa sunnah muakkad yang sangat dianjurkan untuk dilakukan umat Muslim. Dengan berpuasa Tarwiyah, kita bisa memperbanyak amal ibadah sunnah.

  • Menunjukkan semangat dalam menyambut Ramadhan. Puasa Tarwiyah menjadi indikasi bahwa kita sudah tidak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan. Semangat ini penting agar kita lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah di bulan yang penuh berkah ini.

  • Mendapatkan pahala dan keutamaan dari puasa sunnah. Bagi yang menjalankan puasa Tarwiyah dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT, maka akan mendapatkan pahala dan ganjaran dari Allah.

Dengan memahami hikmah dan manfaatnya, hendaknya umat Muslim dapat meningkatkan semangat dan motivasi untuk melaksanakan puasa sunnah Tarwiyah.

 

Hadits tentang Puasa Tarwiyah

Beberapa hadits shahih menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa Tarwiyah. Diantaranya:

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Berpuasalah kalian pada hari Arafah karena aku berpuasa pada hari itu."

(HR. Abu Daud no. 2428, An Nasa-i no. 2361, dan Ibnu Majah no. 1739. Hadits Hasan)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Puasa pada hari Arafah menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya."

(HR. Muslim no. 1162)

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari Arafah atau dikenal dengan puasa Tarwiyah. Puasa ini memiliki keutamaan menghapus dosa satu tahun sebelum dan sesudahnya.

 

Doa Puasa Tarwiyah

Ada beberapa doa mustajab yang dianjurkan untuk dibaca pada hari puasa Tarwiyah:

  • Doa memohon ampunan dan maghfirah Allah SWT. Kita dianjurkan untuk memanjatkan doa istighfar sebanyak-banyaknya di hari Tarwiyah ini. Berikut ini contoh doanya:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ لِكُلِّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ عَمْدًا أَوْ خَطَأً سِرًّا أَوْ عَلانِيَةً

Allahumma innii astaghfiruka li kulli dhanbin adhnabtuhu ‘amdan aw khato’an sirran aw ‘alaaniyah

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada-Mu atas segala dosa yang telah aku perbuat dengan sengaja maupun tidak dengan sengaja, secara rahasia maupun terang-terangan"

  • Doa memohon kebaikan di hari Arafah. Kita juga disunnahkan berdoa memohon kebaikan dan keberkahan di hari Arafah, karena puasa Tarwiyah adalah persiapan menyambut hari Arafah.

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَوْمِ عَرَفَةَ وَاجْعَلْهُ لَنَا يَوْمَ مَغْفِرَةٍ وَعِتْقٍ مِنَ النَّارِ

Allahumma barik lana fi yaumil ‘arafah, waj’alhu lana yauma maghfiratin wa ‘itqin minan naar

"Ya Allah, berkahilah kami pada hari Arafah dan jadikanlah hari itu bagi kami sebagai hari pengampunan dan pembebasan dari neraka"

  • Doa minta kebaikan dunia dan akhirat. Kita juga dianjurkan berdoa memohon kebaikan di dunia dan di akhirat di hari Tarwiyah ini.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil-'akhirati hasanatan waqina 'adhaban-nar

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka." (QS. Al-Baqarah: 201)

Itulah beberapa doa mustajab yang dianjurkan untuk dipanjatkan di hari puasa Tarwiyah. Semoga Allah SWT menerima doa kita dan mengampuni dosa-dosa kita. Aamiin.

 

Kesimpulan

Ringkasan seluruh pembahasan tentang puasa Tarwiyah:

Puasa Tarwiyah merupakan puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini dinamakan Tarwiyah karena dilakukan pada hari Tarwiyah, yaitu hari ke-8 dari hari raya Idul Adha.

Dasar hukum puasa Tarwiyah adalah hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa pada hari Tarwiyah bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji. Puasa Tarwiyah sunah dilakukan bagi seluruh umat Islam, baik yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun tidak.

Waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah adalah tanggal 9 Dzulhijjah dari fajar hingga maghrib. Niat puasa Tarwiyah cukup dengan niat puasa sunah. Batasan puasa Tarwiyah adalah tidak diperbolehkan puasa pada tanggal 10 Dzulhijjah atau hari raya Idul Adha.

Hikmah dari puasa Tarwiyah antara lain melatih kesabaran, meningkatkan ketakwaan, membersihkan dosa, dan memperbanyak amal ibadah menjelang hari raya Idul Adha. Puasa ini juga merupakan persiapan menyambut hari raya qurban.

Dengan melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah, diharapkan kita mendapatkan keutamaan dan pahala dari Allah SWT. Semoga puasa Tarwiyah dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada-Nya.

Post a Comment