Pengertian Majas Hiperbola Meliputi Ciri-ciri, Jenis-Jenis Majas dan Contohnya Secara Lengkap

Table of Contents


Majas hiperbola dalam karya sastra adalah sebuah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk memberikan penekanan melalui pernyataan yang sangat berlebihan. Penggunaan hiperbola sering kali bertujuan untuk menimbulkan efek dramatis, menarik perhatian pembaca, atau untuk mengekspresikan emosi yang intens. Baik dalam puisi, prosa, maupun dalam percakapan sehari-hari, majas ini bisa dijumpai, memberikan warna dan kekuatan pada ekspresi yang ingin disampaikan.

Misalnya, ketika seseorang berkata, "Saya sudah menunggu kamu selama seribu tahun!" tentu saja, yang dimaksud bukanlah secara harfiah. Hiperbola di sini digunakan untuk menunjukkan kedalaman perasaan atau tingkat kesabaran seseorang yang menunggu. Penggunaan yang cermat dapat memperkaya teks dan mendorong pembaca atau pendengar untuk terlibat lebih dalam dengan materi, merasakan bobot dari ekspresi yang ditonjolkan.

Namun, ketika digunakan secara berlebihan atau tidak pada tempatnya, hiperbola bisa memberikan kesan kurang serius atau bahkan komedi. Oleh karena itu, penulis harus mempertimbangkan dengan saksama kapan dan bagaimana menggunakan hiperbola agar efeknya sesuai dengan maksud dan konteks keseluruhan karya.

 

Pengertian Majas Hiperbola

 Majas Hiperbola merupakan salah satu jenis majas atau gaya bahasa yang digunakan untuk memberi penekanan melalui pernyataan yang berlebihan atau ekstrem. Biasanya digunakan untuk memberikan efek dramatis, menggambarkan emosi yang intens, atau menarik perhatian pembaca atau pendengar.

Pada umumnya, pernyataan hiperbola tidak dimaksudkan untuk diambil secara harfiah karena memiliki makna yang diarahkan kepada perasaan atau emosi penutur. Melalui hiperbola, penutur bisa menyampaikan keadaan yang sebenarnya tidak mungkin atau sangat berlebihan untuk memperjelas atau mempertegas pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, pernyataan "Saya membutuhkan kopi sebesar samudera" digunakan untuk menunjukkan bahwa penutur membutuhkan kopi dalam jumlah yang sangat banyak, bukan sebesar samudera secara harfiah.

Majas hiperbola umumnya dapat memberikan kekayaan dalam pengekspresian dalam sastra atau percakapan sehari-hari dan membantu pembaca atau pendengar dalam memahami makna yang lebih dalam dari apa yang dicoba sampaikan oleh penutur.

 

 Ciri-ciri Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah salah satu dari berbagai macam majas yang digunakan dalam sastra untuk memberikan efek yang dramatis atau ekspresif. Ciri-ciri dari majas hiperbola adalah sebagai berikut:

  1. Pemakaian Kata-Kata Berlebihan: Majas hiperbola sering kali melibatkan penggunaan kata-kata yang berlebihan atau berlebih-lebihan untuk menggambarkan sesuatu secara ekstrem.

  2. Membesarkan atau Memperkecil: Majas hiperbola dapat digunakan untuk memperbesar atau memperkecil sesuatu dengan cara yang ekstrim, sering kali melebihi batas-batas kenyataan.

  3. Penekanan yang Kuat: Majas hiperbola menekankan pada ekspresi yang kuat atau dramatis, sehingga memperkuat kesan atau efek yang ingin disampaikan oleh penulis.

  4. Tujuan Ekspresif: Digunakan untuk memberikan efek yang dramatis, ekspresif, atau kreatif dalam tulisan sastra, puisi, atau retorika.

  5. Pemaknaan yang Berlebihan: Majas hiperbola sering kali menampilkan pemaknaan yang berlebihan atau sangat berlebihan dari suatu konsep atau gambaran.

Contoh-contoh dari majas hiperbola dapat ditemukan dalam puisi, prosa, pidato, dan berbagai jenis tulisan sastra lainnya. Penggunaannya sering kali memberikan kesan yang memukau dan kuat pada pembaca atau pendengar.

 

 50 Contoh Kalimat Majas Hiperbola

Berikut adalah 50 contoh kalimat majas hiperbola:

  1. Rumahnya begitu besar, seperti istana raja.
  2. Aku telah menceritakan kepadamu sejuta kali bahwa aku sangat lapar.
  3. Antrian di sini panjangnya seperti ular melingkar.
  4. Kesedihan mereka terasa sebesar samudera yang tak berujung.
  5. Suaranya begitu keras, sehingga bisa memecahkan kaca.
  6. Suhu hari ini begitu panas, seolah-olah kita berada di dalam tungku.
  7. Malam itu gelap gulita, tidak ada bintang yang bersinar di langit.
  8. Cahaya matahari menyinari bumi seperti ribuan lampu yang dinyalakan.
  9. Senyumnya begitu terang, sehingga bisa menerangi ruangan gelap.
  10. Buku ini tebalnya setinggi gunung Everest.
  11. Cintaku padamu lebih dalam dari lautan.
  12. Wajahnya begitu putih, seperti salju yang turun dari langit.
  13. Hari ini aku menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kelas, terasa seperti bertahun-tahun.
  14. Rindunya seperti api yang membakar jiwa.
  15. Harta karun itu berkilauan seperti matahari di langit.
  16. Tangisannya begitu keras, sehingga bisa menggetarkan hati.
  17. Kepahitan hidupnya terasa seperti racun yang meracuni jiwa.
  18. Udara di sini terasa sepanas neraka.
  19. Ketenangan malam itu heningnya seperti kematian.
  20. Keinginannya untuk sukses begitu besar, seperti langit yang luas.
  21. Hasratnya untuk berkeliling dunia sejauh galaksi di luar angkasa.
  22. Kasih sayang ibunya bagaikan lautan yang tak pernah kering.
  23. Ia membawaku ke surga dengan senyumnya yang memikat.
  24. Keributan di kelas itu terdengar seperti badai yang mengamuk.
  25. Perjuangannya begitu besar, hingga ia bisa mengubah dunia.
  26. Kekuatannya luar biasa, seperti Hercules yang tak terkalahkan.
  27. Kecantikannya lebih menyilaukan daripada matahari.
  28. Kelaparan itu menggerogoti perutnya seperti serigala lapar.
  29. Kemenangannya begitu besar, sehingga tak ada yang bisa menandingi.
  30. Cita-citanya setinggi langit, tak terhingga.
  31. Hasratnya untuk meraih impian itu seperti angin yang tak pernah berhenti.
  32. Kelelahannya setelah bekerja seharian terasa seperti dipukuli oleh ratusan tongkat.
  33. Kejujurannya bersinar seperti permata yang langka.
  34. Keegoisannya mencapai puncak langit, tak terukur.
  35. Kesusahannya begitu besar, seperti gunung yang harus dia atasi.
  36. Ketidaksabarannya seperti bara api yang tak bisa dipadamkan.
  37. Rasa penasarannya begitu besar, seperti lautan yang tak terbatas.
  38. Keinginannya untuk merdeka terasa sebesar alam semesta.
  39. Persahabatannya sehangat sinar matahari di pagi hari.
  40. Suaranya melengking tinggi, seolah-olah menggema di langit.
  41. Perasaannya terluka lebih dalam dari pedang yang menusuk hati.
  42. Hidungnya tercium bau seolah-olah seribu bunga sedang mekar.
  43. Jarak antara kita begitu jauh, seperti bintang-bintang di langit.
  44. Kegembiraannya meledak-ledak seperti kembang api di malam tahun baru.
  45. Perasaannya terluka lebih dalam dari samudera yang dalam.
  46. Hasratnya untuk belajar sebesar gunung yang tak tergoyahkan.
  47. Keberaniannya seperti singa yang tak kenal takut.
  48. Suaranya begitu merdu, sehingga bisa mempesona siapa saja yang mendengarnya.
  49. Rindunya terasa menyengat seperti duri di hati.
  50. Cintanya bagaikan api yang tak pernah padam, selalu berkobar-kobar.

 

 Jenis-Jenis Majas dan Contohnya Secara Lengkap

Berikut ini adalah beberapa jenis majas yang biasa ditemukan dalam sastra, beserta contoh penggunaannya:

  1. Majas Metafora: Sastra sering kali menggunakan majas metafora, yakni perbandingan tidak langsung antara dua hal yang tidak berhubungan untuk menyoroti kemiripan tertentu. Misalnya, "Kehidupannya adalah perjuangan yang penuh dengan duri."

  2. Majas Simile: Majas simile adalah perbandingan langsung antara dua hal yang sejenis atau bukan sejenis menggunakan kata 'seperti' atau 'bagai'. Misalnya, "Dia berlari bagaikan rusa yang sedang dikejar predator."

  3. Majas Personifikasi: Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan karakteristik manusia pada objek atau konsep non-manusia. Misalnya, "Pohon-pohon berbisik seiring hembusan angin."

  4. Majas Hiperbola: Seperti yang telah dibahas sebelumnya, majas hiperbola digunakan untuk memberikan penekanan melalui pernyataan yang berlebihan. Misalnya, "Dia menangis seperti hujan yang tak berhenti."

  5. Majas Sarkasme: Majas sarkasme biasanya digunakan untuk menyatakan kekecewaan atau ejekan dengan cara yang kasar atau cenderung seperti menghujat. Misalnya, "Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya."

  6. Majas Ironi: Ironi adalah bentuk pernyataan yang digunakan untuk menyampaikan makna berlawanan dari makna yang diungkapkan secara langsung dalam kalimat. Misalnya, "Apa indahnya hari hujan ini!" ketika kondisi cuaca sedang sangat buruk.

  7. Majas Sinisme: Majas sinisme biasanya menggunakan pernyataan jujur yang menusuk untuk mengungkapkan perasaan negatif atau skeptis. Misalnya, "Seolah-olah dia peduli padaku."

Catatan: Contoh yang disebutkan di atas adalah interpretasi umum dan mungkin berbeda tergantung pada konteksnya.

Post a Comment