Mengenal Lebih Dekat Pakaian Adat Khas Lampung yang Mempesona

Table of Contents

 

Sejarah pakaian adat di Provinsi Lampung berawal dari masa Kesultanan Melayu di Lampung. Pada masa itu, masyarakat Lampung memiliki kebudayaan yang kental dan mempunyai ciri khas tersendiri dalam berpakaian. Pakaian adat Lampung dipengaruhi oleh budaya Melayu dan mencerminkan status sosial pemakainya.

Pakaian adat Lampung dibedakan menjadi dua, yaitu pakaian adat Pepadun dan pakaian adat Saibatin. Pakaian adat Pepadun dipakai oleh masyarakat pesisir atau keturunan Melayu. Sedangkan pakaian adat Saibatin dipakai oleh masyarakat pedalaman atau pribumi Lampung.

Pakaian adat Lampung memiliki ragam hias dan warna yang khas. Pakaian pria maupun wanita menggunakan kain sarung dan baju kurung. Perbedaannya terletak pada hiasan yang digunakan serta cara membawa kain sarung. Pada zaman dahulu, pakaian adat ini digunakan sehari-hari. Namun seiring perkembangan zaman, pakaian adat Lampung mulai ditinggalkan dan hanya digunakan pada acara-acara adat tertentu.

 

Pakaian Adat Pepadun

Sumber Gambar: Detik.com

Pakaian adat Pepadun merupakan pakaian adat dari suku Lampung Pepadun yang berasal dari daerah Lampung bagian tengah. Pakaian adat ini memiliki ciri khas berupa pakaian berwarna hitam yang melambangkan kesuburan.

Pakaian adat Pepadun untuk pria terdiri dari baju bagor berwarna hitam dipadu dengan celana panjang berwarna hitam yang disebut celana bagor. Pakaian ini dilengkapi dengan ikat kepala yang disebut pisungsung dan selendang yang disebut samping.

Sementara pakaian adat Pepadun untuk wanita terdiri dari baju kurung berwarna hitam yang dipadu dengan kain sarung motif khas Lampung. Pakaian ini juga dilengkapi dengan tudung kepala yang disebut tapis dan perhiasan emas seperti kalung dan gelang.

Pakaian adat Pepadun ini biasanya dikenakan pada acara-acara adat seperti pernikahan adat dan juga upacara adat lainnya. Warna hitam pada pakaian adat ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran bagi suku Lampung Pepadun.

 

Pakaian Adat Pesisir

Sumber Foto: Pinterest

Pakaian adat Pesisir merupakan pakaian adat yang berasal dari daerah pesisir Lampung. Pakaian ini memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan pakaian adat dari daerah lain di Lampung.

Ciri khas utama pakaian adat pesisir adalah penggunaan kain tapis Lampung. Kain tapis ini bermotif kotak-kotak dengan kombinasi warna merah, kuning, hitam, dan putih. Kain ini dipakai sebagai kain sarung oleh laki-laki dan sebagai kain kebaya oleh perempuan.

Selain kain tapis, perhiasan emas juga menjadi ciri khas pakaian adat pesisir. Perhiasan emas seperti kalung, gelang, dan anting-anting biasanya dipakai sebagai pelengkap busana. Model perhiasan emasnya pun khas dengan bentuk dan ukiran tertentu.

Pakaian adat pesisir juga dikenal longgar dan terkesan lebih simpel dibanding pakaian adat dari daerah lainnya di Lampung. Hal ini dikarenakan masyarakat pesisir lebih banyak melakukan aktivitas di laut sehingga membutuhkan pakaian yang lebih nyaman dan praktis.

Itulah ciri khas dari pakaian adat pesisir Lampung yang membuatnya unik dan berbeda dari pakaian adat lainnya. Kain tapis dan perhiasan emas menjadi penciri utama keindahan pakaian adat masyarakat pesisir Lampung.

 

Pakaian Adat Pubian Telu Suku

Pakaian adat Pubian Telu Suku merupakan pakaian adat dari tiga suku besar di Lampung yaitu suku Pubian, suku Telu, dan suku Suku. Masing-masing suku memiliki ciri khas pakaian adat tersendiri.

Pakaian adat suku Pubian biasanya menggunakan baju kebaya berlengan panjang berwarna putih dipadu dengan kain songket. Kain songket biasanya bermotif bunga dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, dan hijau. Untuk bawahan, wanita Pubian memakai kain sarung bermotif bunga. Sementara pria Pubian memakai baju lengan panjang berwarna putih dipadukan dengan celana panjang hitam dan kain sarung motif kotak-kotak.

Pakaian adat suku Telu didominasi warna hitam yang melambangkan kesuburan. Pakaian pria Telu adalah baju lengan panjang hitam dipadukan celana panjang hitam dan kain sarung hitam polos. Sementara pakaian wanita Telu adalah kebaya hitam lengan panjang dipadu kain sarung hitam bermotif bunga. Perhiasan emas juga menjadi ciri khas pakaian wanita Telu.

Pakaian adat suku Suku didominasi warna putih yang melambangkan kesucian. Pakaian pria Suku adalah baju lengan panjang putih dipadu celana panjang putih dan kain sarung putih polos. Sementara pakaian wanita Suku adalah kebaya putih lengan panjang dipadu kain sarung putih bermotif bunga. Wanita Suku juga mengenakan sanggul tinggi di kepala.

Dengan demikian, ketiga suku di Pubian Telu Suku ini memiliki pakaian adat dengan ciri khas masing-masing walaupun berasal dari satu rumpun yang sama. Perbedaan utamanya terletak pada pilihan warna dan motif kain yang digunakan.

 

Pakaian Adat Semende Darat

Sumber Gambar : Warisanbudayanusantara.com

Pakaian adat Semende Darat merupakan pakaian adat yang berasal dari daerah Semende di Lampung. Pakaian adat ini biasanya dikenakan oleh masyarakat Suku Semende yang mendiami wilayah dataran tinggi di Lampung Tengah.

Pakaian adat Semende Darat memiliki ciri khas berupa baju lengan panjang berwarna hitam polos yang disebut Baju Kurung. Baju ini dipakai oleh baik pria maupun wanita. Selain itu, untuk bawahan pria mengenakan kain sarung polos berwarna hitam, sedangkan wanita mengenakan kain songket bermotif khas Lampung.

Pakaian adat Semende Darat juga dilengkapi dengan hiasan kepala. Pria mengenakan ikat kepala yang disebut Tenggok Ayam berbentuk bulat datar berwarna hitam polos. Sementara wanita mengenakan sanggul yang disebut Tengkuluak Ayam. Tengkuluak Ayam berbentuk setengah bundar menyerupai sarang burung, dihiasi bunga-bunga warna-warni dari kain.

Aksesori lainnya adalah kalung emas berbandul koin yang disebut Jamang, gelang tangan yang terbuat dari emas atau perak, serta pending telinga berupa anting-anting emas. Pakaian adat Semende Darat secara keseluruhan berkesan sederhana namun elegan.

 

Pakaian Adat Abung Siwo Mego

Pakaian adat Abung Siwo Mego merupakan pakaian adat yang berasal dari Kabupaten Lampung Utara. Pakaian adat ini memiliki ciri khas yang unik dan menarik.

Ciri khas utama dari pakaian adat Abung Siwo Mego adalah penggunaan kain berwarna merah dengan motif kotak-kotak hitam putih. Kain ini disebut kain tapis, dan merupakan pakaian khas bagi perempuan Lampung.

Selain kain tapis, pakaian adat Abung Siwo Mego juga dilengkapi dengan hiasan kepala yang disebut juwuk. Juwuk terbuat dari emas atau perak, dan bertatahkan permata. Juwuk dipakai sebagai mahkota dan melambangkan status sosial pemakainya.

Pakaian adat Abung Siwo Mego juga menggunakan sampur atau selendang, yang dipakai melintang di bahu. Sampur biasanya berwarna kuning keemasan dengan hiasan manik-manik di ujungnya.

Aksesori lainnya adalah gelang tangan yang terbuat dari emas atau perak, serta anting-anting yang juga terbuat dari emas. Semua perhiasan ini melambangkan kekayaan dan status sosial si pemakai.

Itulah ciri khas dari pakaian adat Abung Siwo Mego yang berasal dari Lampung Utara. Pakaian adat ini sangat indah dan penuh makna, melambangkan identitas budaya masyarakat Lampung.

 

Pakaian Adat Pepadun Marga Minak

Pakaian adat Marga Minak merupakan pakaian adat dari suku Pepadun yang berasal dari daerah Lampung. Pakaian adat ini memiliki ciri khas berupa baju berlengan panjang berwarna putih polos dan dilengkapi dengan hiasan berupa sulaman benang emas di bagian leher, dada, dan ujung lengan.

Pakaian wanita terdiri dari baju panjang lengan berwarna putih polos yang disebut kebaya panjang. Bagian leher, dada, dan ujung lengan dihiasi dengan sulaman benang emas bermotif bunga. Kain sarung bermotif kotak-kotak dipakai untuk menutupi bagian bawah tubuh hingga mata kaki. Selendang berwarna merah tua melingkari bahu dan leher. Rambut disanggul ke atas dan dihiasi dengan hiasan kepala yang disebut siger mahkota. Perhiasan emas seperti kalung dan gelang dipakai sebagai aksesori pelengkap.

Pakaian pria terdiri dari baju lengan panjang berwarna putih polos yang disebut beskap putih. Bagian leher dan dada juga dihiasi dengan sulaman benang emas bermotif bunga. Kain sarung bermotif kotak-kotak dipakai untuk menutupi bagian bawah tubuh. Sebuah selendang selebar lima sentimeter berwarna merah dipakai melingkari pinggang. Peci hitam dipakai sebagai penutup kepala.

Demikian deskripsi singkat mengenai pakaian adat Marga Minak dari suku Pepadun, Lampung. Pakaian ini menampilkan ciri khas berupa baju lengan panjang berwarna putih polos dengan hiasan sulaman benang emas di bagian tertentu. Pakaian ini masih digunakan pada upacara-upacara adat di Lampung hingga saat ini.

 

Pakaian Adat Way Kanan

Pakaian adat Way Kanan memiliki ciri khas tersendiri. Pakaian adat ini menggunakan bahan kain tapis Lampung dengan motif hiasan yang khas.

Ciri khas pakaian adat Way Kanan adalah:

  • Menggunakan baju kurung teluk belanga berlengan panjang untuk wanita. Bajunya berwarna hitam polos tanpa motif.
  • Menggunakan kain sarung motif tapis Lampung. Kain sarungnya panjang hingga menutupi kaki.
  • Bagian kepala menggunakan ikat kepala berbentuk bulat datar dari logam perak. Disebut pending.
  • Bagian leher menggunakan kalung emas dengan bandul salib dan liontin koin.
  • Bagian tangan memakai gelang dari emas atau perak di pergelangan tangan.
  • Bagian kaki memakai selop dari kain berwarna hitam.

Pakaian adat Way Kanan ini melambangkan kesederhanaan dan kesopanan masyarakat Lampung di Way Kanan. Mereka memiliki prinsip hidup yang sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur.

 

Pakaian Adat Tulangbawang

Pakaian adat Tulangbawang merupakan pakaian adat yang berasal dari daerah Tulang Bawang, Lampung. Pakaian adat ini menggunakan bahan kain tapis dan memiliki ciri khas berupa motif burung hong yang melambangkan keagungan.

Pakaian adat wanita Tulangbawang disebut juga Baju Kurung Gunting. Pakaian ini terdiri dari baju kurung berlengan panjang yang dipadu dengan kain sarung motif burung hong. Warna dasar baju kurung adalah putih polos tanpa motif. Sedangkan kain sarungnya berwarna gelap dengan corak burung hong berwarna emas di tengahnya.

Pakaian ini dipakai dengan sanggul tinggi yang disebut Sanggul Gunting. Rambut disanggul tinggi ke atas kepala dan dihiasi dengan hiasan bunga melati. Aksesoris lainnya adalah kalung emas, anting-anting, dan gelang.

Sementara itu, pakaian adat pria Tulangbawang dinamakan Baju Teluk Belanga. Pakaian ini terdiri dari baju lengan panjang berkerah dengan kancing depan yang dipadu dengan celana panjang. Warna dasar baju adalah putih polos, sedangkan celananya bermotif burung hong.

Pakaian adat Tulangbawang ini mencerminkan kesederhanaan dan kesopanan masyarakat Tulangbawang. Motif burung hong melambangkan keagungan dan harapan untuk terbang tinggi mencapai kesuksesan.

 

Pakaian Adat Pringsewu

Pakaian adat Pringsewu merupakan satu diantara beragam pakaian adat yang dimiliki oleh masyarakat Lampung. Pakaian adat ini memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan pakaian adat dari daerah lainnya di Lampung.

Ciri khas utama dari pakaian adat Pringsewu terletak pada motif dan warnanya. Pakaian adat ini didominasi dengan warna merah dan hitam. Warna merah melambangkan keberanian dan hitam melambangkan keteguhan hati masyarakat Pringsewu.

Motif yang digunakan juga unik, yaitu berupa motif tumbuhan yang distilasi bentuknya. Motif tumbuhan yang paling dominan adalah daun sirih. Daun sirih melambangkan sopan santun dan keramahan masyarakat Pringsewu kepada tamu dan sesama.

Selain motif dan warna, pakaian adat Pringsewu juga dikenal dengan model bajunya yang longgar dan rok lipit banyak. Model pakaian ini mencerminkan sifat masyarakat Pringsewu yang egaliter dan tidak kaku. Meski demikian, pakaian ini tetap terlihat anggun dipakai.

Itulah ciri khas dari pakaian adat Pringsewu yang membuatnya unik dan mudah dibedakan dengan pakaian adat dari daerah lain di Lampung. Ciri khas ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Pringsewu.

 

Pakaian Adat Semende Bukit

Pakaian adat Semende Bukit merupakan pakaian adat yang berasal dari suku Semende yang mendiami wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Pakaian adat ini memiliki ciri khas berupa pakaian serba hitam yang melambangkan kesuburan.

Pakaian adat Semende Bukit terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

  • Baju Kurung Hitam: Baju berlengan panjang berwarna hitam polos tanpa motif. Baju ini dikenakan oleh perempuan.

  • Kain Sarung Hitam: Kain sarung berwarna hitam polos yang dililitkan di pinggang. Kain ini dikenakan oleh laki-laki maupun perempuan.

  • Selendang Hitam: Selendang panjang berwarna hitam polos yang disampirkan di bahu.

  • Pending Hitam: Perhiasan yang terbuat dari emas hitam dan dipakai di leher. Pending ini melambangkan kekayaan.

  • Gelang Hitam: Gelang yang terbuat dari emas hitam dan dipakai di pergelangan tangan.

  • Anting-anting Hitam: Anting-anting berbahan emas hitam yang dipakai di telinga.

  • Sanggul Tinggi: Perempuan menggunakan sanggul tinggi dengan hiasan bunga melati putih.

Keseluruhan pakaian adat Semende Bukit didominasi warna hitam. Warna hitam melambangkan kesuburan dan kemakmuran masyarakat Semende. Pakaian adat ini biasanya dikenakan pada upacara adat pernikahan dan acara-acara penting lainnya.

 

Pakaian Adat Pubian Telu Suku

Pubian adalah suatu kelompok etnis yang terdiri dari tiga suku yaitu suku Pubian Kedondong, suku Pubian Telu, dan suku Pubian Belalau. Masing-masing suku memiliki pakaian adat yang berbeda satu sama lain.

Pakaian adat suku Pubian Kedondong disebut Pakaian Adat Juluk Belelai. Pakaian ini digunakan oleh pengantin perempuan Kedondong. Pakaian adat ini terdiri dari baju kurung lengan panjang berwarna merah dengan hiasan emas di bagian dada, kain songket, pending berbentuk kapal, gelang, dan mahkota.

Pakaian adat suku Pubian Telu disebut Pakaian Adat Bekambang Telu. Pakaian ini digunakan oleh pengantin laki-laki Telu. Pakaian ini terdiri dari baju teluk belanga berwarna hitam dipadu dengan celana panjang, kain songket, pending hias, ikat kepala, dan keris.

Pakaian adat suku Pubian Belalau disebut Pakaian Adat Belalau Lima. Pakaian ini digunakan oleh pengantin perempuan Belalau. Pakaian ini terdiri dari kebaya berwarna kuning dengan hiasan benang emas, kain songket, selendang, gelang, kalung, dan mahkota.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga suku Pubian memiliki pakaian adat yang berbeda satu sama lain dalam hal nama, warna, dan perlengkapannya. Perbedaan ini mencerminkan identitas budaya masing-masing suku di dalam kelompok etnis Pubian.

 

Pakaian Adat Semende Darat

Pakaian adat Semende Darat merupakan pakaian adat yang berasal dari suku Semende yang mendiami daerah pegunungan di Kabupaten Lampung Selatan. Pakaian adat ini memiliki ciri khas dengan dominasi warna hitam yang melambangkan kesuburan.

Pakaian adat Semende Darat untuk kaum pria terdiri dari baju lengan panjang berwarna hitam yang dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam. Pakaian ini disebut juga Baju Bebedil karena mirip dengan pakaian prajurit pada zaman dahulu yang membawa senapan atau bebedil.

Pakaian wanita Semende Darat terdiri dari kebaya panjang berwarna hitam dengan hiasan renda di bagian leher dan lengan. Rok panjang berlipit-lipit juga berwarna hitam dipakai sampai mata kaki.

Aksesoris pelengkap pakaian adat Semende Darat antara lain pending tikar sebagai hiasan kepala, kalung emas, gelang tangan, dan pending telinga. Selain itu, penutup kepala berupa ikat kepala berwarna hitam juga menjadi ciri khas pakaian adat ini.

Secara keseluruhan, pakaian adat Semende Darat didominasi warna gelap yang melambangkan kesuburan. Pakaian ini mencerminkan kehidupan masyarakat Semende Darat yang sebagian besar bekerja sebagai petani di daerah pegunungan.

 

Penutup

Pakaian adat merupakan identitas dan kekayaan budaya suatu daerah. Di Provinsi Lampung, terdapat beragam pakaian adat yang mewakili keunikan dan keindahan budaya masing-masing suku.

Pakaian adat Lampung memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakatnya. Pakaian adat menjadi simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Lampung. Dengan mengenakan pakaian adat pada acara-acara adat dan budaya, rasa kebersamaan dan kebanggaan akan budaya Lampung semakin kuat.

Selain itu, pakaian adat juga berperan dalam melestarikan warisan budaya Lampung. Anak-anak Lampung diajarkan cara mengenakan pakaian adat dengan benar sejak dini. Mereka dididik untuk menghargai dan melestarikan pakaian adat sebagai identitas daerahnya.

Pakaian adat Lampung juga menjadi daya tarik pariwisata. Keindahan dan keunikan pakaian adat Lampung banyak diminati wisatawan domestik dan mancanegara. Hal ini secara tidak langsung turut mempromosikan pariwisata di Provinsi Lampung.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pakaian adat Lampung memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya, melestarikan warisan budaya, dan meningkatkan pariwisata di Provinsi Lampung. Pakaian adat merupakan aset budaya yang harus terus dilestarikan agar tetap eksis di tengah perkembangan zaman.

Post a Comment