Mengenal Lebih Dekat Pakaian Adat Khas Bengkulu dan Ciri Khasnya

Table of Contents

 

Sumber Gambar: Seringjalan.com

Pakaian adat merupakan identitas budaya suatu daerah yang perlu dilestarikan. Pakaian adat mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh suatu daerah. Oleh karena itu, sangat penting untuk melestarikan pakaian adat agar budaya lokal tetap hidup dan berkembang.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki pakaian adat yang unik dan kaya makna adalah Bengkulu. Pakaian adat Bengkulu mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bengkulu yang telah diwariskan secara turun temurun. Pakaian adat ini juga menunjukkan status sosial pemakainya di masyarakat.

Melestarikan pakaian adat Bengkulu sangat penting agar generasi muda tetap mengenal dan bangga dengan warisan budayanya. Selain itu, melestarikan pakaian adat juga dapat mendukung industri kreatif lokal dan pariwisata di Bengkulu. Oleh karena itu, mari kita jaga dan lestarikan pakaian adat Bengkulu agar tidak punah dimakan zaman.

 

Sejarah Pakaian Adat Bengkulu

Pakaian adat Bengkulu memiliki sejarah yang cukup panjang. Pakaian adat ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Sungai Lemau yang berdiri sekitar abad ke-14. Kerajaan Sungai Lemau merupakan kerajaan tertua di Bengkulu yang didirikan oleh orang-orang Melayu.

Pakaian adat Bengkulu mulai berkembang pesat pada masa Kerajaan Bengkulu atau Kerajaan Sungai Serut yang berdiri sekitar abad ke-17. Raja-raja Bengkulu kala itu sangat memperhatikan pakaian dan penampilan mereka. Mereka memerintahkan pengrajin lokal untuk membuat pakaian-pakaian indah dengan bahan dan motif khas Bengkulu.

Sejak saat itu, pakaian adat Bengkulu terus berkembang seiring perkembangan zaman. Namun, nilai-nilai tradisional dan filosofi di balik pakaian adat ini tetap dipertahankan oleh masyarakat Bengkulu hingga saat ini. Keindahan dan keunikan pakaian adat Bengkulu menjadi salah satu identitas budaya daerah ini.

 

Jenis Kain yang Digunakan

Pakaian adat Bengkulu menggunakan beberapa jenis kain tradisional khas daerah setempat. Beberapa jenis kain tradisional yang kerap digunakan antara lain:

  • Kain Songket - Kain tenunan tradisional dengan motif bunga yang indah. Songket merupakan kain yang sangat populer dan mewah, biasanya dipakai oleh kalangan bangsawan. Di Bengkulu, songket banyak dipakai untuk pakaian pengantin adat.

  • Kain Sasirangan - Kain tenunan khas Bengkulu dengan corak batik yang khas. Sasirangan berasal dari kata "sasi" dan "rangang" yang berarti "mengarang" atau "membuat corak". Corak sasirangan didominasi warna cerah seperti merah, kuning, hijau, dan biru.

  • Kain Jumputan - Kain tradisional yang dibuat dengan teknik jumputan atau ikatan pada kain. Teknik ini menghasilkan kain bertekstur dengan motif bergaris-garis. Kain jumputan biasa dipakai untuk bawahan seperti kain sarung atau pending.

  • Kain Palepai - Kain tenun ikat khas masyarakat Serawai Bengkulu. Memiliki motif garis-garis vertikal berwarna gelap. Kain palepai biasanya dijadikan selendang atau destar untuk melengkapi busana adat.

  • Kain Limar - Kain tenunan asli masyarakat Bengkulu yang bertekstur halus. Memiliki motif garis atau persegi panjang yang elegan. Kain limar biasanya dikenakan sebagai selendang atau ikat pinggang.

Itu beberapa contoh kain tradisional khas yang menjadi ciri khas pakaian adat Bengkulu. Penggunaan kain-kain ini membuat busana adat Bengkulu terlihat khas dan unik.

 

Pakaian Adat Perempuan Bengkulu

Pakaian adat perempuan Bengkulu memiliki beberapa jenis, diantaranya:

Baju Kurung

Baju kurung adalah pakaian adat khas perempuan Bengkulu yang berbentuk longgar dengan lengan panjang dan kerah berdiri. Baju ini terbuat dari bahan kain tenun Bengkulu dengan corak dan warna yang indah. Baju kurung dipakai dengan rok panjang berlipit-lipit.

Baju kurung biasanya dikenakan oleh gadis remaja Bengkulu dalam acara adat atau upacara tradisional. Pakaian ini melambangkan kesopanan dan kerendahan hati perempuan Bengkulu.

Kebaya Encim

Kebaya encim adalah pakaian adat khas perempuan Bengkulu yang terdiri dari kebaya dan kain encim. Kebaya berlengan panjang dan pendek terbuat dari bahan sutra atau katun halus bermotif bunga. Kain encim berupa kain sarung dengan corak kotak-kotak warna cerah yang dililitkan di pinggang.

Kebaya encim biasa dikenakan oleh perempuan dewasa Bengkulu dalam acara resmi atau perayaan. Pakaian ini melambangkan keanggunan dan kecantikan perempuan Bengkulu.

Baju Kurung Ribik

Baju kurung ribik merupakan pakaian adat khas perempuan Bengkulu yang terdiri dari baju kurung dan kain ribik. Baju kurung berlengan panjang dengan kerah tegak bermotif bunga. Kain ribik berupa kain sarung bercorak garis berwarna cerah yang dililitkan di pinggang.

Baju kurung ribik biasa dipakai oleh perempuan muda Bengkulu saat menghadiri acara resmi. Pakaian ini melambangkan keceriaan dan semangat masa muda perempuan Bengkulu.

Itulah beberapa jenis pakaian adat khas perempuan Bengkulu beserta deskripsi dan fungsinya. Pakaian adat ini tidak hanya indah dipandang mata, tetapi juga mengandung makna filosofis tentang kepribadian perempuan Bengkulu.

 

Pakaian Adat Laki-Laki Bengkulu

Pakaian adat laki-laki Bengkulu terdiri dari beberapa jenis dengan nama dan fungsi masing-masing.

Sarung

Sarung merupakan kain panjang berbentuk tabung yang dikenakan oleh laki-laki Bengkulu sebagai pakaian bawahan. Sarung biasanya bermotif kotak-kotak dengan warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Sarung melambangkan status sosial dan identitas kebudayaan masyarakat Bengkulu.

Baju Teluk Belanga

Baju teluk belanga adalah baju lengan panjang yang longgar dan dipakai oleh laki-laki Bengkulu. Baju ini berwarna putih polos tanpa motif. Namanya berasal dari bentuk lengannya yang lebar seperti teluk belanga (belanga). Baju teluk belanga melambangkan kesederhanaan dan keramahan masyarakat Bengkulu.

Pending Sikurek

Pending sikurek adalah hiasan kepala berupa ikat kepala yang terbuat dari kain songket atau tenun Bengkulu. Pending sikurek biasanya berwarna hitam dengan motif bunga-bunga kecil berwarna emas. Pending sikurek melambangkan kebesaran dan kewibawaan laki-laki Bengkulu.

Pending Selendang

Pending selendang adalah hiasan kepala berupa ikat kepala dari kain batik atau songket panjang yang dililitkan di kepala. Ujung pending selendang dibiarkan terurai panjang di bagian belakang. Pending selendang melambangkan kesopanan dan kerendahan hati laki-laki Bengkulu.

 

Pakaian Adat Pengantin Bengkulu

Pakaian adat pengantin Bengkulu memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari daerah lain di Indonesia. Baik pengantin pria maupun wanita mengenakan pakaian adat yang sarat makna dan melambangkan harapan pernikahan yang baik.

Pengantin pria Bengkulu mengenakan baju berlengan panjang berwarna putih yang disebut Baju Sadang Lako. Baju ini dipadu dengan celana panjang berwarna hitam yang longgar dan dilengkapi kain sarung motif khas Bengkulu. Untuk menutupi bahu, pengantin pria mengenakan selendang berwarna emas yang melambangkan kebesaran dan kewibawaan. Sementara itu, kepala ditutupi dengan destar berwarna hitam yang melambangkan keteguhan hati dan ketulusan niat.

Sementara pengantin wanita Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang berwarna putih yang disebut Baju Kurung Teluk Berantai. Baju ini dipadu dengan kain songket Bengkulu yang bermotif khas. Rambut pengantin wanita disanggul dan ditutup dengan tudung kepala berwarna emas yang disebut pending. Untuk mempermanis penampilan, pengantin wanita mengenakan kalung emas, anting-anting dan gelang tangan.

Pakaian pengantin pria dan wanita Bengkulu sama-sama didominasi warna emas dan putih yang melambangkan kesucian dan harapan pernikahan yang abadi. Meski terkesan sederhana, setiap bagian pakaian pengantin Bengkulu memiliki makna filosofis mendalam tentang harapan memasuki kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.

 

Pakaian Adat Pengantin Bengkulu

Pakaian adat pengantin Bengkulu memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari daerah lain di Indonesia. Baik pengantin pria maupun wanita mengenakan pakaian adat yang sarat makna dan melambangkan harapan pernikahan yang baik.

Pengantin pria Bengkulu mengenakan baju berlengan panjang berwarna putih yang disebut Baju Sadang Lako. Baju ini dipadu dengan celana panjang berwarna hitam yang longgar dan dilengkapi kain sarung motif khas Bengkulu. Untuk menutupi bahu, pengantin pria mengenakan selendang berwarna emas yang melambangkan kebesaran dan kewibawaan. Sementara itu, kepala ditutupi dengan destar berwarna hitam yang melambangkan keteguhan hati dan ketulusan niat.

Sementara pengantin wanita Bengkulu mengenakan baju kurung berlengan panjang berwarna putih yang disebut Baju Kurung Teluk Berantai. Baju ini dipadu dengan kain songket Bengkulu yang bermotif khas. Rambut pengantin wanita disanggul dan ditutup dengan tudung kepala berwarna emas yang disebut pending. Untuk mempermanis penampilan, pengantin wanita mengenakan kalung emas, anting-anting dan gelang tangan.

Pakaian pengantin pria dan wanita Bengkulu sama-sama didominasi warna emas dan putih yang melambangkan kesucian dan harapan pernikahan yang abadi. Meski terkesan sederhana, setiap bagian pakaian pengantin Bengkulu memiliki makna filosofis mendalam tentang harapan memasuki kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.

 

Aksesoris Pakaian Adat Bengkulu

Pakaian adat Bengkulu tidak lengkap tanpa aksesoris pendamping yang mempercantik penampilannya. Beberapa aksesoris khas yang menyertai busana adat Bengkulu antara lain:

  • Peci Bungong Jejama. Peci ini berbentuk setengah lingkaran dengan hiasan bunga pada bagian depannya. Peci ini dikenakan oleh pengantin pria Bengkulu.

  • Pending. Perhiasan yang dipakai pada telinga. Pending yang dipakai biasanya berupa anting-anting dari emas dengan hiasan permata.

  • Gelang. Di Bengkulu dikenal gelang gana yang terbuat dari emas murni dan dihiasi dengan ukiran khas Bengkulu. Gelang ini dipakai di pergelangan tangan.

  • Kalung. Salah satu kalung khas Bengkulu adalah Kalung Padang Ameh yang terbuat dari emas dengan liontin berbentuk bulan sabit.

  • Selendang. Kain panjang yang dikenakan di bahu atau pinggang untuk memperindah busana adat. Bahan selendang biasanya sutra atau kain songket.

  • Pendingai. Ikatan yang terbuat dari kain dan berfungsi sebagai sabuk untuk mengikat baju bagian pinggang.

  • Cincin. Cincin emas digunakan sebagai aksesori di jari tangan. Motif ukiran cincin khas Bengkulu biasanya berupa tumbuhan atau geometris.

Demikian aksesoris pendukung busana adat Bengkulu yang melengkapi keindahan pakaian tradisional masyarakat Bengkulu. Aksesoris tersebut dipakai sesuai dengan jenis pakaian adat yang dikenakan.

 

Makna Filosofis Pakaian Adat Bengkulu

Pakaian adat Bengkulu memiliki makna filosofis yang mendalam dan menarik untuk dikaji. Pakaian adat tidak hanya sekadar busana, tetapi juga melambangkan pandangan hidup dan nilai-nilai luhur masyarakat Bengkulu.

Salah satu makna filosofis yang terkandung dalam pakaian adat Bengkulu adalah penegasan identitas kedaerahan. Adat dan pakaian tradisional merupakan jati diri suatu daerah yang perlu dilestarikan. Dengan mengenakan pakaian adat, masyarakat Bengkulu menegaskan identitasnya sebagai orang Bengkulu.

Pakaian adat Bengkulu juga melambangkan kesederhanaan. Meski terlihat indah dan elegan, bahan serta pernak-pernik pada pakaian adat didominasi kain-kain polos dengan hiasan yang sederhana. Ini menunjukkan sifat masyarakat Bengkulu yang sederhana dan tidak berlebihan.

Selain itu, pakaian adat Bengkulu juga melambangkan sopan santun dan tata krama. Cara berpakaian yang sopan dan menutup aurat menunjukkan bahwa masyarakat Bengkulu sangat menjunjung tinggi sopan santun dan tata krama. Nilai-nilai ini tercermin dalam pakaian adat mereka.

Dengan demikian, pakaian adat Bengkulu bukan sekadar busana biasa, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi masyarakat Bengkulu. Makna filosofis inilah yang membuat pakaian adat Bengkulu begitu unik dan layak untuk dilestarikan.

 

Pelestarian Pakaian Adat Bengkulu

Pakaian adat merupakan warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan. Di era modern saat ini, banyak generasi muda yang mulai meninggalkan pakaian adat dan beralih ke pakaian modern. Hal ini dapat mengancam keberadaan pakaian adat Bengkulu.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pelestarian pakaian adat Bengkulu agar tidak punah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Memperkenalkan pakaian adat Bengkulu kepada generasi muda melalui pendidikan formal dan non formal. Misalnya memasukkan materi pakaian adat dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah, mengadakan lomba mewarnai dan menggambar pakaian adat, dll.

  • Mengadakan pagelaran dan pameran busana adat Bengkulu secara berkala. Kegiatan ini dapat menunjukkan keindahan dan nilai filosofis pakaian adat kepada masyarakat luas.

  • Mendokumentasikan pakaian adat Bengkulu melalui foto dan video. Dokumentasi ini penting untuk melestarikan pakaian adat secara digital.

  • Memberdayakan perajin dan pengrajin kain tradisional Bengkulu. Hal ini mendukung ketersediaan bahan baku pakaian adat setempat.

  • Mengangkat pakaian adat dalam berbagai event budaya. Misalnya lomba foto berpakaian adat, casting model pakaian adat, dan sebagainya.

  • Memasukkan pakaian adat Bengkulu dalam kurikulum pariwisata. Hal ini dapat mendorong promosi dan pelestarian pakaian adat.

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan pakaian adat Bengkulu dapat terus dilestarikan dan dikenakan oleh masyarakat Bengkulu, bahkan juga dikenal oleh masyarakat luas.

 

Penutup

Pakaian adat merupakan warisan budaya yang harus tetap dilestarikan. Pakaian adat Bengkulu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan daerah lain di Indonesia. Mulai dari kain yang digunakan, motif batik, hingga aksesoris pelengkapnya menggambarkan ciri khas Bengkulu.

Pakaian adat juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Setiap bagian pakaian melambangkan nilai-nilai luhur yang dipegang masyarakat Bengkulu. Oleh karena itu, sangat penting untuk melestarikan pakaian adat ini agar tidak punah dimakan zaman.

Generasi muda harus diajarkan untuk mengenal dan memahami makna di balik setiap pakaian adat Bengkulu. Dengan begitu, mereka dapat mewarisi dan melestarikan pakaian adat sebagai identitas budaya daerah. Pemerintah daerah dan masyarakat Bengkulu perlu bekerja sama menjaga eksistensi pakaian adat ini di tengah modernisasi zaman. Jika tidak, lambat laun pakaian adat ini akan dilupakan dan punah.

Dengan melestarikan pakaian adat, kita turut melestarikan warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Warisan budaya inilah yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia yang patut dibanggakan.

Post a Comment