Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS) Meliputi Batasan Daerah, Komponen, Karakteristik, Fungsi, Prinsip dan Cara Pengelolaannya

Table of Contents

 


Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

DAS memiliki peran penting dalam siklus hidrologi karena berfungsi sebagai penampung air hujan yang kemudian mengalirkannya melalui sungai. Fungsi DAS dalam siklus hidrologi meliputi:

  • Menampung air hujan yang jatuh di wilayahnya
  • Menyimpan sementara air hujan di dalam tanah, waduk, rawa dan danau
  • Mengalirkan kelebihan air hujan ke laut melalui sungai-sungai
  • Mengatur distribusi air secara alami ke berbagai wilayah di bumi

Dengan demikian, DAS berperan vital dalam menjaga keseimbangan tata air permukaan di bumi. Kelancaran fungsi DAS akan memastikan ketersediaan air, pencegahan banjir, dan keberlanjutan ekosistem perairan. Oleh karena itu, pengelolaan DAS yang baik sangat diperlukan.

 

Batasan Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai (DAS) memiliki batasan secara geografis dan hidrologis.

Secara geografis, DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Sedangkan secara hidrologis, DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang berfungsi sebagai pengumpul air hujan yang jatuh di wilayah tersebut dan mengalirkannya ke laut melalui sungai utama. Batas DAS secara hidrologis ditentukan berdasarkan topografi dan bentuk lahan yang mengarahkan aliran permukaan ke dalam saluran sungai utama.

Jadi, secara ringkas DAS dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas topografis yang menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan ke danau atau laut secara alami melalui sungai utama.

 

Komponen Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) terdiri dari berbagai komponen fisik dan non-fisik yang saling berinteraksi dan mempengaruhi kondisi DAS.

Komponen Fisik

Komponen fisik utama pada DAS meliputi:

  • Sungai: Sungai utama beserta anak-anak sungainya yang mengalirkan air hujan ke laut.

  • DAS: Wilayah daratan yang dibatasi punggung-punggung bukit yang menampung dan menuju ke saluran sungai.

  • Vegetasi: Tumbuhan yang tumbuh di DAS berperan menahan limpasan air hujan dan erosi tanah.

  • Tanah: Bentuk, tekstur dan kandungan bahan organik tanah mempengaruhi daya serap dan limpasan air di DAS.

  • Iklim: Curah hujan, suhu, kelembaban udara dan sinar matahari yang jatuh di DAS.

Komponen Non-Fisik

Komponen non-fisik DAS mencakup:

  • Aktivitas manusia: Kegiatan pertanian, peternakan, industry, pemukiman dan lainnya di dalam DAS.

  • Sosial ekonomi: Tingkat pendapatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di DAS.

  • Kelembagaan: Aturan main dan kemitraan antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan DAS.

  • Budaya: Nilai-nilai dan kearifan lokal yang berlaku di masyarakat DAS.

Komponen fisik dan non-fisik DAS ini saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, vegetasi dipengaruhi oleh iklim dan aktivitas manusia. Demikian pula aktivitas manusia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu, pengelolaan DAS harus memperhatikan seluruh komponen tersebut secara terpadu.

 

Karakteristik Daerah Aliran Sungai

Karakteristik DAS meliputi aspek morfometri, hidrologi, geologi, tanah, iklim, dan vegetasi.

Karakteristik Morfometri

Karakteristik morfometri DAS mencakup bentuk DAS, luas DAS, panjang sungai utama, kemiringan DAS, kepadatan alur sungai, serta pola aliran sungai. Bentuk DAS bisa berupa bulat telur, memanjang, atau tidak beraturan. Luas DAS menentukan jumlah air hujan yang masuk ke dalam DAS. Panjang sungai utama berkaitan dengan waktu konsentrasi aliran air di DAS. Kemiringan DAS mempengaruhi kecepatan aliran permukaan. Kepadatan alur sungai ditentukan oleh banyaknya cabang sungai per satuan luas. Pola aliran sungai bisa dendritik, paralel, rectangular, radial, atau trellis.

Karakteristik Hidrologi

Karakteristik hidrologi DAS mencakup debit sungai, limpasan permukaan, koefisien aliran, waktu konsentrasi, serta pola aliran sungai dalam kurun waktu tertentu. Debit sungai dipengaruhi curah hujan di DAS. Limpasan permukaan ditentukan infiltrasi tanah. Koefisien aliran menunjukkan perbandingan limpasan dengan curah hujan. Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan air untuk mengalir dari hulu ke hilir DAS. Pola aliran sungai berubah musiman mengikuti curah hujan.

Karakteristik Geologi

Karakteristik geologi DAS berkaitan dengan jenis batuan penyusun DAS. Batuan ini menentukan daya infiltrasi dan limpasan permukaan di DAS. Batuan yang keras seperti granit menghasilkan limpasan permukaan tinggi. Sebaliknya batuan berpori seperti batu pasir memiliki daya infiltrasi tinggi.

Karakteristik Tanah

Karakteristik tanah di DAS mencakup jenis tanah, tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, permeabilitas tanah, dan kemampuan menahan air. Jenis dan tekstur tanah yang berpasir memiliki infiltrasi tinggi. Struktur tanah yang remah mudah longsor. Tanah dangkal mudah jenuh air. Permeabilitas tanah tinggi memudahkan infiltrasi. Kemampuan menahan air penting untuk ketersediaan air di musim kemarau.

Karakteristik Iklim

Karakteristik iklim DAS meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, penyinaran matahari, serta evaporasi. Curah hujan berpengaruh pada debit sungai dan limpasan permukaan. Suhu udara dan penyinaran matahari mempengaruhi evaporasi. Kelembaban udara memengaruhi presipitasi dan evaporasi. Evaporasi menentukan kelembaban tanah.

Karakteristik Vegetasi

Karakteristik vegetasi DAS mencakup jenis, kerapatan, dan penyebaran vegetasi. Hutan memiliki intersepsi dan evapotranspirasi tinggi sehingga mengurangi limpasan permukaan. Sebaliknya lahan terbuka meningkatkan air larian. Kerapatan vegetasi juga berpengaruh pada limpasan permukaan. Penyebaran vegetasi yang merata dapat memperlambat aliran air di DAS.

 

Pembagian Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai dapat dibagi berdasarkan berbagai kriteria, diantaranya luas, bentuk, dan pola aliran sungainya.

Pembagian Berdasarkan Luas

Berdasarkan luasnya, DAS dibagi menjadi DAS kecil, menengah, dan besar. Pembagian ini didasarkan pada luas wilayah yang menjadi tangkapan air hujan pada suatu DAS.

  • DAS kecil memiliki luas kurang dari 500 km2.
  • DAS menengah memiliki luas antara 500-10.000 km2.
  • DAS besar memiliki luas lebih dari 10.000 km2.

Semakin luas wilayah tangkapan air pada suatu DAS, maka debit air sungai akan semakin besar.

Pembagian Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, DAS dibagi menjadi DAS bulat, memanjang, dan campuran.

  • DAS bulat memiliki bentuk melingkar dengan sungai utama berada di tengah. Contohnya seperti DAS Citarum.
  • DAS memanjang memiliki bentuk memanjang dengan sungai utama mengalir sepanjang sumbu panjang DAS. Contohnya seperti DAS Bengawan Solo.
  • DAS campuran merupakan perpaduan antara bentuk bulat dan memanjang.

Bentuk DAS akan mempengaruhi pola aliran air dan erosi pada DAS tersebut.

Pembagian Berdasarkan Pola Aliran

Berdasarkan pola aliran sungainya, DAS dibedakan menjadi DAS dendritik, trellis, radial, annular, paralel, dan rektangular.

  • DAS dendritik memiliki pola cabang sungai yang berbentuk seperti dedaunan.
  • DAS trellis memiliki pola sungai sejajar yang dipotong sungai-sungai kecil tegak lurus.
  • DAS radial berpola bintang dengan sungai-sungai mengalir ke segala arah dari pusat DAS.
  • DAS annular berpola melingkar dengan sungai mengalir menuju danau di tengah.
  • DAS paralel memiliki sungai sejajar yang mengalir ke arah yang sama.
  • DAS rektangular berpola kotak dengan sungai yang tegak lurus.

Pola aliran sungai dipengaruhi oleh topografi dan geologi pada suatu DAS.

 

Fungsi Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) memiliki beberapa fungsi utama, diantaranya:

Fungsi Hidrologis

Secara hidrologis, DAS berfungsi sebagai pengatur tata air permukaan. DAS menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan ke sungai utama dan anak-anak sungainya. Proses ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan kesinambungan ketersediaan air.

Fungsi Ekologis

DAS memiliki fungsi ekologis sebagai penyangga kehidupan flora dan fauna. DAS menyediakan habitat alami bagi berbagai spesies tumbuhan dan satwa liar. Keberadaan DAS yang terjaga dengan baik sangat mendukung kelestarian keanekaragaman hayati.

Fungsi Ekonomis

Secara ekonomis, DAS berperan dalam mendukung kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pariwisata dan transportasi air. Sungai dalam DAS dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi, bahan baku air minum, dan pembangkit listrik tenaga air. DAS yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat sekitar.

Dengan memahami berbagai fungsi DAS baik secara hidrologis, ekologis, maupun ekonomis, diharapkan pengelolaan DAS dapat dilakukan secara bijaksana untuk kepentingan semua pihak.

 

Permasalahan Pengelolaan DAS

Pengelolaan DAS di Indonesia saat ini menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan utama adalah kerusakan DAS akibat aktivitas manusia yang tidak terkendali. Beberapa contoh kerusakan DAS akibat ulah manusia antara lain:

  • Penebangan hutan secara liar. Penebangan hutan yang tidak terkendali menyebabkan fungsi resapan air pada DAS berkurang drastis. Akibatnya, limpasan permukaan meningkat yang berpotensi menimbulkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.

  • Pengalihan fungsi lahan. Banyak lahan DAS yang dialihfungsikan menjadi permukiman, industri, atau infrastruktur. Hal ini dapat mengubah pola aliran air dan menurunkan kemampuan resapan air pada DAS.

  • Pertambangan liar. Kegiatan pertambangan liar yang merusak bentang alam DAS dapat memicu longsor dan sedimentasi pada aliran sungai.

  • Buangan limbah domestik dan industri. Pembuangan limbah yang tidak terkendali ke badan sungai dapat mencemari air sungai sehingga tidak layak digunakan lagi.

  • Banjir dan kekeringan. Banjir dan kekeringan yang semakin ekstrem belakangan ini diduga dipengaruhi oleh kerusakan DAS akibat ulah manusia.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pengelolaan DAS yang terpadu dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengelolaan DAS harus dilakukan mulai dari hulu hingga hilir dengan memperhatikan keseimbangan ekologis. Dengan demikian, fungsi DAS dapat dipertahankan secara berkelanjutan.

 

Prinsip Pengelolaan DAS

Pengelolaan DAS yang berkelanjutan menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

  • Keserasian dan keseimbangan antara fungsi melindungi, mengkonservasi, dan memanfaatkan secara lestari sumber daya alam dan lingkungan. Pengelolaan DAS harus mempertimbangkan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam di dalam DAS dan upaya untuk melindungi dan mengkonservasi lingkungan agar tetap lestari.

  • Keterpaduan dalam perencanaan dan pemanfaatan sumber daya alam serta budaya masyarakat lokal. Pengelolaan DAS terpadu dilakukan dengan mempertimbangkan rencana tata ruang wilayah dan juga melibatkan masyarakat lokal beserta kearifan budayanya.

  • Kepastian status hak dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan DAS memerlukan kejelasan status hak dan tanggung jawab berbagai pihak terkait sumber daya alam di dalam DAS.

  • Kemitraan dalam pengelolaan sumber daya alam antara masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah. Pengelolaan DAS terpadu membutuhkan kerja sama yang baik antara berbagai pemangku kepentingan.

  • Prasarana dan sarana minimum untuk menjamin terlaksananya fungsi DAS. Diperlukan prasarana dan sarana penunjang seperti bendungan, irigasi, dan lainnya untuk menjamin DAS dapat berfungsi secara optimal.

  • Pendekatan ekosistem dalam pengelolaan DAS. Pengelolaan DAS harus memperhatikan keterkaitan antar komponen ekosistem di dalam DAS.

  • Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kondisi sosial dan ekologis setempat. Pengelolaan DAS memanfaatkan iptek dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial dan ekologi lokal.

  • Peningkatan kesadaran, kapasitas, dan peran masyarakat. Pengelolaan DAS membutuhkan peningkatan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan DAS.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, diharapkan pengelolaan DAS dapat dilakukan secara berkelanjutan dan optimal.

 

Pengelolaan DAS Terpadu

Pengelolaan DAS terpadu merupakan konsep pengelolaan DAS yang menyeluruh dan terkoordinasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Tujuan utama dari pengelolaan DAS terpadu adalah untuk menjaga kelestarian fungsi DAS secara berkelanjutan.

Beberapa strategi dalam pengelolaan DAS terpadu antara lain:

  • Mengidentifikasi masalah-masalah pengelolaan DAS secara komprehensif dengan mempertimbangkan aspek biofisik, sosial, ekonomi, dan kelembagaan.

  • Melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam pengelolaan DAS, mulai dari pemerintah pusat, daerah, masyarakat, LSM, akademisi, dan sektor swasta.

  • Menyusun rencana pengelolaan DAS yang menyeluruh dan terintegrasi antar sektor, wilayah administratif, dan pemangku kepentingan.

  • Menerapkan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan DAS dengan mempertimbangkan keterkaitan antar komponen biofisik dan sosial-ekonomi-budaya.

  • Melakukan konservasi sumber daya alam, rehabilitasi lahan kritis, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di DAS.

  • Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program di DAS.

  • Mengevaluasi secara berkala kinerja pengelolaan DAS dan melakukan penyesuaian kebijakan jika diperlukan.

Dengan menerapkan pengelolaan DAS terpadu, diharapkan dapat tercapai pengelolaan DAS yang efektif dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Kesimpulan

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah ekosistem yang dibatasi oleh batas topografi dimana semua air yang jatuh di wilayah tersebut akan mengalir melalui satu titik outlet sungai. Berikut merupakan ringkasan poin-poin penting tentang DAS:

  • Batas DAS ditentukan oleh topografi permukaan tanah, bukan oleh batas administrasi.
  • Komponen utama DAS adalah daerah tangkapan air, alur dan sungai, dan daerah resapan air.
  • Karakteristik DAS meliputi luas, bentuk, kemiringan lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, dan debit air.
  • DAS dibagi menjadi DAS primer, sekunder, dan tersier berdasarkan luas wilayah dan debit air.
  • DAS berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air dari hulu ke hilir.
  • Pengelolaan DAS terpadu sangat penting untuk menjaga kelestarian DAS dan mencegah kerusakan lingkungan.
  • Prinsip pengelolaan DAS terpadu adalah partisipasi masyarakat, keadilan, keseimbangan, berkelanjutan, dan otonomi daerah.

Dengan memahami konsep DAS secara komprehensif, diharapkan pengelolaan DAS di Indonesia dapat dilakukan secara bijaksana untuk kesejahteraan masyarakat.

Post a Comment