Gamelan: Musik Tradisional Indonesia nan Magis lan Mistis

Table of Contents

 


Pandhudan Gamelan

Gamelan mujudaké kesenian tradisional kang asale saka pulau Jawa. Gamelan wiwit dumadi kanthi cara kang alami lan gradual ing saben-saben keraton ing Jawa. Instrumen gamelan kasebut asale saka piranti kang digawe saka wesi, tembaga, kuningan, lan slendro.

Kawitanipun, gamelan kaginakaké minangka piranti kanggo nggathukaké upacara adat ing keraton. Proses pangrembakane gamelan uga lumaku kanthi alami, nganti bisa nganti keberagaman bentuk lan fungsine. Gamelan kala semanten uga minangka identitas lan kebanggaan tiap-tiap keraton ing Jawa.

Gamelan kerep kaginakaké kanggo nggathukaké upacara adat utawa ritual ing keraton. Kanggo ngleluri para abdi dalem kanggo sesarengan lan kapitunan. Ukara ing tabuhan gamelan uga kerep wigati pangandikane raja marang para kawulane. Gamelan uga mujudaké pangudarasa estetika kang luhur kanggo wong Jawa.

Pangrembakane gamelan saya maju sawise keraton-keraton ing Jawa ora ana maneh. Gamelan banjur kerep digelar ing acara hajatan utawa slametan ing masarakat awam. Kanggo ngleluri lan ngurmati para tamu. Gamelan uga wiwit digelar ing acara resmi kaya upacara kenegaraan.

 

Jenis-Jenis Gamelan

Gamelan memiliki banyak jenis yang dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan wilayah asalnya di Jawa.

Berdasarkan Fungsi

Ada beberapa jenis gamelan berdasarkan fungsinya:

  • Gamelan kerajaan: digunakan di keraton, biasanya dimiliki raja dan keluarganya. Contohnya Gamelan Kyai Kanjeng di Keraton Surakarta.

  • Gamelan pewayangan: digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit. Terdiri dari instrumen khusus seperti gender, suling, rebab, dan gong.

  • Gamelan gandrung: untuk mengiringi tarian gandrung di Banyuwangi.

  • Gamelan angklung: untuk keperluan hiburan rakyat biasa.

Berdasarkan Wilayah Asal

Ada perbedaan gamelan berdasarkan wilayah asalnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur:

  • Gamelan Surakarta: berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Ciri khasnya adalah tabuhan yang halus dan santai. Contoh gamelan Surakarta adalah gamelan Kyai Slendro dan Kyai Pelog.

  • Gamelan Yogyakarta: berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah. Tabuhannya lebih keras dan tegas dibanding gamelan Surakarta. Contohnya gamelan Kiai Nagawilaga.

  • Gamelan Banyumas: berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Tempo tabuhannya sangat cepat. Contohnya gamelan Angklung Banyumas.

  • Gamelan Madura: berasal dari Madura, Jawa Timur. Tempo tabuhannya sangat cepat dan tegas.

Dengan demikian, jenis gamelan di Jawa sangat beragam berdasarkan fungsi dan wilayah asalnya, yang membuat gamelan menjadi identitas budaya masyarakat Jawa.

 

Piranti Gamelan

Gamelan terdiri dari berbagai macam instrumen tradisional yang digunakan dalam pertunjukannya. Instrumen utama dalam gamelan meliputi:

  • Bonang - Instrumen melodis yang terdiri dari dua rak berisi gong-gong kecil yang ditabuh dengan alat pukul berbentuk palu. Terdapat dua jenis bonang, yaitu Bonang Barung dan Bonang Panerus.

  • Sarón - Instrumen melodis berbentuk bilah perunggu dengan berbagai ukuran yang ditabuh dengan alat pukul. Terdapat tiga jenis saron yaitu Saron Demung, Saron Barung, dan Saron Penerus.

  • Gender - Instrumen melodis berbentuk bilah perunggu yang ditabuh dan dimainkan dengan digesek.

  • Gambang - Instrumen melodis berupa bilah kayu dengan resonator berbentuk tabung bambu di bawahnya. Dimainkan dengan cara dipukul.

  • Siter - Instrumen melodis berdawai yang dimainkan dengan dipetik. Bentuknya seperti kecapi dan zither.

  • Rebab - Instrumen melodis berdawai dengan busur penggesek. Bentuknya seperti biola.

  • Kendang - Instrumen ritmis berbentuk drum tabuh yang terbuat dari kayu dengan kulit hewan sebagai membrannya. Ada berbagai ukuran kendang dalam gamelan.

  • Kenong dan Kethuk - Instrumen ritmis berbentuk gong kecil yang ditabuh.

  • Gong - Instrumen pemberi tanda untuk pergantian bagian lagu atau sebagai penanda akhir lagu. Bentuknya seperti tam-tam besar.

 

Wujud Fisik Gamelan

Gamelan secara fisik terdiri dari berbagai macam instrumen musik tradisional Indonesia yang umumnya terbuat dari perunggu atau kuningan. Instrumen-instrumen ini dibunyikan secara bersamaan untuk menghasilkan berbagai jenis tabuhan atau lagu.

Bahan utama pembuatan gamelan adalah logam, terutama perunggu atau kuningan. Logam ini dipilih karena memiliki sifat akustik yang baik untuk menghasilkan nada-nada yang jernih dan indah.

Proses pembuatan gamelan cukup rumit dan melibatkan banyak tahapan. Pertama, logam dilebur dan dicampur dengan persentase tertentu untuk mendapatkan komposisi paduan logam yang tepat. Kemudian logam dituang ke dalam cetakan untuk membentuk instrumen gamelan seperti bonang, saron, kenong, dan lainnya.

Setelah itu, permukaan instrumen digerus dan dipoles berulang kali hingga halus dan mengkilap. Ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas bunyi yang optimal. Selanjutnya, instrumen gamelan di-tuning dengan cara mengikis bagian tertentu untuk mencapai nada yang tepat.

Proses finishing juga dilakukan seperti menambahkan hiasan atau ukiran pada instrumen tertentu. Dengan demikian, diperlukan keahlian dan ketelitian tinggi dalam pembuatan gamelan agar menghasilkan instrumen dengan kualitas bunyi dan tampilan visual terbaik.

 

Fungsi Gamelan

Gamelan nduweni fungsi penting lan manek warni ing budaya Jawa. Gamelan kerep digunakake kanggo tiyang Jawa kanggo ngleluri upacara adat, kaya upacara manten lan nikahan. Swarané gamelan uga nuwuhake suasana sakral lan wigati.

Gamelan uga dimènèhi pertunjukan rakyat kaya wayang kulit, wayang orang, lan kethoprak. Swarané gamelan bisa nambah greget lan dramatis pertunjukan kuwi. Miturut kapitayan Jawa, gamelan nduweni kakuwatan gaib kanggo narik kawigaten lan konsentrasi penonton.

Gamelan uga dimainake dening tiyang Jawa minangka hiburan rakyat. Sak jamane biyen nganti saiki, wong Jawa kerap dolan gamelan ing padepokan utawa lapangan desa kanggo nglebur lan seneng-seneng. Main gamelan minangka cara kanggo mekarken keguyuban antarwarga.

 

Tabuh Gamelan

Permainan gamelan Jawa memerlukan teknik khusus karena setiap instrumen memiliki cara memainkan yang berbeda. Ada beberapa aspek penting dalam permainan gamelan:

  • Teknik memukul instrumen - setiap instrumen gamelan dimainkan dengan cara memukul menggunakan pemukul atau tangan kosong. Teknik memukul yang benar sangat penting untuk menghasilkan nada yang tepat dari instrumen.

  • Irama dan tempo - tabuhan gamelan dimainkan dalam irama dan tempo tertentu. Pemain harus mengikuti irama bersama agar tercipta harmoni. Irama gamelan umumnya dimulai pelan kemudian semakin cepat.

  • Pola tabuhan - setiap instrumen memainkan pola tabuhan masing-masing yang saling melengkapi. Pola ini harus dimainkan secara konsisten dan tepat.

  • Harmoni - walaupun setiap instrumen memainkan melodi yang berbeda, keseluruhan tabuhan gamelan membentuk harmoni. Pemain harus memahami peran instrumennya dalam harmoni.

  • Improvisasi - beberapa instrumen seperti siter dan gendang diberi keleluasaan untuk berimprovisasi mengikuti irama, melengkapi melodi pokok dari instrumen lain.

Dengan memahami aspek-aspek ini, tabuhan gamelan yang harmonis dapat terwujud. Kerjasama antar pemain sangat penting untuk menciptakan permainan gamelan yang merdu.

 

Vokabuler Tabuhan

Istilah-istilah tabuhan gamelan memiliki bahasa tersendiri yang digunakan oleh para penabuh gamelan. Beberapa istilah penting dalam tabuhan gamelan di antaranya:

  • Irama: kecepatan atau tempo permainan gamelan. Ada berbagai jenis irama dalam tabuhan gamelan seperti lancar, tanggung, dadi, wiled, dan sebagainya.

  • Balungan: pola dasar tabuhan gamelan yang biasanya dimainkan oleh instrumen pemangku irama seperti kendang atau gong.

  • Ricikan: nama untuk setiap instrumen gamelan. Setiap ricikan memiliki peran masing-masing dalam tabuhan.

  • Embat: teknik memukul instrumen dengan tepat sesuai dengan irama.

  • Cengkok: pola tabuhan improvisasi yang dilakukan oleh ricikan elaborasi, seperti rebab atau gender.

  • Kebarang: bagian dari tabuhan gamelan yang terdiri dari beberapa ketukan.

  • Srepeg: teknik bermain dengan memukul cepat dalam satu ketukan.

  • Sangsih: isyarat atau kode yang digunakan oleh pengendang untuk memberi aba-aba kepada pemain gamelan.

  • Suwuk: tanda berhenti dalam permainan gamelan.

Dengan memahami vokabuler-vokabuler khusus ini, seseorang bisa lebih menghayati dan menikmati pertunjukan gamelan Jawa. Istilah-istilah tersebut menunjukkan kekayaan musikal yang dimiliki oleh kesenian gamelan.

Basa Gamelan

Musik gamelan dimainkan dengan iringan syair tembang atau vokal yang menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang digunakan dalam pertunjukan gamelan disebut dengan basa gamélan.

Basa gamélan menggunakan bahasa Jawa tengahan kuno yang memiliki kosakata lebih kaya dari bahasa Jawa yang digunakan sehari-hari. Kosakata basa gamelan banyak menggunakan kata dan kalimat puitis atau metafora.

Beberapa contoh kosakata khas basa gamelan:

  • Gambyong: perempuan cantik
  • Lumintu: bulan purnama
  • Katon: terlihat
  • Sundhèr: bintang
  • Ngetan: berjalan ke timur
  • Ngilèn: berjalan ke selatan

Basa gamelan juga menggunakan kata yang berulang untuk memberi tekanan, seperti lelelele yang berarti lebar luas, atau ndhodhok-ndhodhok yang berarti tergesa-gesa.

Penggunaan kosakata khas dan puitis ini memberikan nuansa artistik dan estetika tersendiri dalam pertunjukan gamelan. Pemain dan penonton diajak merasakan suasana magis lewat bahasa.

 

Tetembungan Gamelan

Gamelan Jawa biasanya diiringi dengan nyanyian atau tetembangan dalam bahasa Jawa. Lagu-lagu dan syair yang digunakan memiliki fungsi yang penting dalam pertunjukan gamelan.

Syair dan pantun Jawa dalam pertunjukan gamelan biasanya menggunakan bahasa krama atau bahasa halus. Syair pantun biasanya berisi pujian, doa, harapan, atau cerita. Misalnya syair tentang keindahan alam, keagungan Tuhan, atau kisah pahlawan.

Contoh syair dalam pertunjukan gamelan:

"Sinom tansah dipun lilani, mengko ing wengi badhe kondur, mugi Paduka angsal kaslametan"

Artinya:
"Sore hari selalu datang, nanti malam akan kembali, semoga Anda diberi keselamatan"

Syair dan pantun gamelan menggunakan bahasa indah dengan pilihan kata yang bagus. Gunanya untuk memperindah iringan tabuhan gamelan dan menyampaikan pesan tertentu. Tabuhan gamelan dan syairnya menjadi satu kesatuan yang utuh.

 

Nemtokaké Gamelan

Peran gamelan dalam melestarikan budaya Jawa sangat penting di tengah perkembangan zaman dan modernisasi. Gamelan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan dan kesenian Jawa sejak berabad-abad lalu. Gamelan digunakan dalam berbagai upacara adat, acara keagamaan, hiburan rakyat, dan kegiatan masyarakat Jawa lainnya.

Melalui permainan gamelan, nilai-nilai luhur budaya Jawa seperti gotong royong, sopan santun, dan hormat kepada yang lebih tua dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Para pemain gamelan harus bekerja sama dengan harmonis layaknya sebuah orchestra agar musik yang dimainkan terdengar indah.

Di era globalisasi dan modernitas saat ini, banyak kesenian dan budaya tradisional yang mulai ditinggalkan generasi muda. Namun demikian, minat dan antusiasme pemuda Jawa untuk memainkan dan mempelajari gamelan tidak pernah padam. Banyak sanggar dan komunitas gamelan yang masih eksis dan aktif mengadakan latihan serta pementasan. Hal ini menjadi bukti bahwa gamelan masih relevan dengan kehidupan modern dan tetap menjadi simbol kebanggaan budaya Jawa.

Dengan demikian, eksistensi gamelan memainkan peran vital dalam mewariskan dan melestarikan kekayaan budaya Jawa ditengah derasnya arus globalisasi. Lewat gamelan, semangat gotong royong, kebersamaan, religiusitas dan kearifan lokal Jawa dapat terjaga dan tak lekang oleh perubahan zaman.

Post a Comment