Pengertian Manajemen Risiko Adalah : Menurut Para Ahli, Proses, Jenis - Jenis, Tujuan, Manfaat dan Komponen Manajemen Risiko
Pengertian Manajemen risiko
Baca Juga: Pengertian Besaran fisika (Besaran Pokok Dan Besaran Turunan) Secara Lengkap
Pengertian Manajemen Risiko Menurut Ahli
Selain pengertian umum di atas, ternyata para ahli juga banyak yang mentafsirkan pengertian manajemen risiko secara redaksional. Ini dia beberapa di antaranya:
- Fahmi (2010) Menurut Fahmi manajemen risiko adalah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang tindakan-tindakan organisasi dalam mengatasi masalah berbasis manajemen yang sistematis dan menyeluruh.
- Djojo Soedarso (2003) Djojo Soedarso memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya manajemen risiko adalah penerapan fungsi manajemen secara umum untuk memetakan masalah dan solusinya yang terjadi di dalam sebuah organisasi perusahaan maupun keluarga dan masyarakat.
- Tampubulon (2004) Sedangkan menurut Tampubulon manajemen risiko adalah satu proses yang dilakukan untuk mengakomodasi segala kemungkinan buruk dari sebuah transaksi bisnis.
- Darmawi (2014) Menurut Darmawi, manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi.
- Bramantyo (2008) Bramantyo berpendapat bahwa manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko.
- Noshworthy (2000) Manajemen risiko Menurut Noshworthy adalah Implementation of measures aimed at reducin the like lihood of those threats occuring and minimissing any damage if they do; Risk analysis and risk control form the basis of risk management where risk control is the application of suitable controls to gain a balance between security, usability and cost.
- Djohanputro (2008) Menurut Djohanputro Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.
- Siagian dan Sekarsari (2001) Pengertian Manajemen risiko Menurut Siagian dan Sekarsari adalah pengelolaan risiko luas tidak hanya terfokus pada pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi.
- Siahaan (2007) Pengertian Manajemen risiko Menurut Siahaan adalah perbuatan (praktik) dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelola risiko sebuah proyek.
- Smith (1990) Menurut Smith Pengertian Manajemen Risiko adalah proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Proses Management Resiko
Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap)
- Internal environment (Lingkungan internal)
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.
- Objective setting (Penentuan tujuan)
Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu
(1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance objectives.
Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang dapat diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar akan mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam hal 72% WP Besar telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas tersebut telah terpenuhi. Disamping itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk tolerance adalah 0%.
- Event identification (Identifikasi risiko)
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).
Jenis Manajemen Risiko
Jenis manajemen risiko di antaranya:
- Manajemen Risiko Operasional - Manajemen ini terkait dengan gangguan kegiatan operasional perusahaan yang timbul dari kegagalan fungsi internal seperti kesalahan manusia, kegagalan sistem, bencana alam, dan lain-lain.
- Manajemen Hazard - Manajemen ini berkaitan dengan risiko-risiko yang berpotensi untuk mengakibatkan kebangkrutan atau kerusakan.
- Manajemen Risiko Finansial - Manajemen ini berkaitan dengan upaya untuk melindungi laba, hak properti, dan aset perusahaan.
- Manajemen Risiko Strategis - Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Tujuan Manajemen Risiko Dalam Bisnis
Manajemen Risiko dijalankan semata untuk tujuan-tujuan tertentu. Luar biasanya tujuan-tujuan ini berpotensi merusak perusahaan jika tidak segera dicapai. Ini dia tujuan-tujuan yang dimaksud: Untuk Melindungi Perusahaan
Membantu Pembuatan Kerangka Kerja
Dengan adanya manajemen risiko tentu solusi atas masalah perusahaan bisa ditemukan. Nah, untuk aktualisasinya tinggal dibuat saja kerangka kerja yang sesuai dengan solusi tersebut. Ini alasan mengapa manajemen kerja bisa membantu pembuatan kerangka kerja. Dengan alasan ini pula kebijakan yang menyertainya juga bisa diputuskan dengan segera.
Sebagai Peringatan Kewaspadaan
Dengan dilakukannya manajemen risiko tentu segala hal buruk yang bakal muncul akan terdeteksi. Maka dari itu, ini bisa dijadikan bahan untuk tetap waspada dan hati-hati dalam mengelolanya. Bisa dibayangkan jika tidak ada manajemen risiko, tentu hal buruk akan terjadi begitu saja. Karena tidak ada kehati-hatian dalam bekerja dan semua karyawan bekerja tanpa memperhitungkan risiko yang ada di dalamnya.
Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko/ risk map. Hal ini juga berguna dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
Sosialisasi Manajemen Risiko
Membangun kemampuan individu maupun manajemen untuk mensosialisasikan pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.
Mendorong Manajemen Agar Proaktif
Mendorong manajemen agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
Manfaat Manajemen Risiko
- Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terjamin untuk semua staf dan pelanggan.
- Meningkatkan stabilitas operasional bisnis sekaligus mengatur tanggung jawab hukum.
- Melindungi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya dari risiko kejadian yang merugikan.
- Memberikan proteksi untuk semua orang dan aset yang terlibat dalam risiko berbahaya.
- Membantu menetapkan kebutuhan asuransi perusahaan sehingga bisa meminimalkan premi yang tidak penting.
Komponen Manajemen Risiko
Ada beberapa komponen dan proses dalam manajemen risiko antara lain :
1. Lingkungan Internal (Internal Environment)
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol khusus. Mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Mengidentifikasi kondisi internal perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahannya serta pandangan entitas terhadap risiko dan manajemen risiko.
2. Penentuan Sasaran (Objective Setting)Perusahaan menentukan tujuan operasional
sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola segala risiko.
Sasaran dibagi menjadi 2, yaitu :
Strategic Objective : fokus pada upaya realisasi visi dan misi.
Activity Objective : fokus pada kegiatan operasional, reportasi, dan kompliansi.
Sasaran kegiatan manajemen risiko harus sejalan dengan sasaran dari perusahaan, serta konsisten dengan risk appetite perusahaan.
Manajemen harus melaksanakan identifikasi terhadap berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada strategi dan pencapaian tujuan perusahaan. Kejadian internal dan eksternal yang akan mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan harus diidentifikasi, meliputi risiko dengan kesempatan yang dapat muncul.
4. Penilaian Risiko (Risk Assessment)Memungkinkan sebuah organisasi untuk
menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak
yang mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu :
Likelihood (kecenderungan/peluang)
Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko)
Manajemen melakukan penilaian terhadap
risiko, menentukan sikap atau respon terhadap risiko tersebut. Respon
dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi.
Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :
- Menghindari risiko (avoidance)
- Mengurangi risiko (reduction)
- Memindahkan risiko (sharing)
- Menerima risiko (acceptance)
Penyusunan prosedur dan kebijakan yang
membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai
dan terlaksana dengan baik.
Aktivitas ini meliputi :
- Pembuatan kebijakan dan prosedur
- Delegasi wewenang
- Pengamanan kekayaan perusahaan
- Pemisahan fungsi
- Supervisi
Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi. Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
8. Pemantauan (Monitoring)Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
Demikian Penjelasan Tentang Pengertian Manajemen Risiko Adalah : Menurut Para Ahli, Proses, Jenis - Jenis, Tujuan, Manfaat dan Komponen Manajemen Risiko. Jangan Lupa selalu kunjungi referensisiswa.my.id untuk mendapatkan Artikel Lainnya. Terimakasih
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Manajemen Risiko
- pengertian risiko
- contoh manajemen risiko
- makalah manajemen risiko
- tujuan manajemen risiko
- manfaat manajemen risiko
- manajemen risiko pdf
- proses manajemen risiko
- manajemen risiko ppt
- materipedia.my.id - Informasi Berbagai Kurikulum Mata Pelajaran
Post a Comment