Pengertian Masyarakat Multikultural – Ciri, Sebab, Bentuk, Faktor, dan Contoh Masyarakat Multikultural
Table of Contents
Pengertian Masyarakat multikultural
Masyarakat multikultural menurut ahli
Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian masyarakat multikultural, yaitu:
- Nasikun
Nasikun dalam Sistem Sosial Indonesia
(2004) menerangkan, masyarakat multikultural bersifat majemuk sejauh
masyarakat tersebut secara struktural mempunyai subkebudayaan yang
bersifat diverse.Ditandai
oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh
anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial, serta
sering munculnya konflik sosial.
- Liliweri
Alo Liliweri dalam Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (2005) menjelaskan definisi masyarakat multikultural.Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang struktur penduduknya terdiri dari
beragam etnik dan keragaman itu menjadi sumber keragaman kebudayaan atau
subkultur dari masing-masing etnik.
- Parekh
Bikhu Parekh dalam Dilemmas of a Multicultural Theory of Citizenship (1997) menjelaskan pengertian masyarakat multikultural.Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak agama, bahasa dan
budaya. Mencakup beragam kelompok dengan sistem gagasan, nilai-nilai,
organisasi sosial, sejarah, kebiasaan dan perilaku.
- Kymlicka
Will Kymlicka dalam Multiculturalism and Minority Rights: West and East (2002) telah mendefinisikan pengertian masyarakat multikultural.Konsep
multikultural adalah seperangkat gagasan yang relatif mempunyai
koherensi dengan gagasan yang membentuk sebuah mosaik kebudayaan yang
terbentuk oleh kompleksitas.Akibat interseksi dari ras, etnik, kelas sosial, gender, bahasa, agama, orientasi seksual, hingga kemampuan personal.
Ciri dan Karakteristik Masyarakat Multikultural
1. Memiliki kebudayaan majemuk (beragam)
Seperti yang dijelaskan sebalumnya, faktor letak dan kondisi
geografis, kondisi iklim serta struktur tanah mendorong terbentuknya
keragaman kebudayaan. Dalam hal ini, tiap-tiap kelompok masyarakat yang
menempati wilayah geografis yang berbeda akan menciptakan sistem
kebudayaan yang berbeda pula.
2. Memiliki nilai dan norma yang disepakati bersama
Adanya nilai dan norma yang disepakati bersama merupakan dua hal yang
mendasari terbentuknya masyarakat multikultural dalam lingkup negara
bangsa. Nilai dan norma dimaksud umumnya bersifat mendasar. Pada konteks
Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan
konstitusional merupakan contoh dari nilai dan norma yang menjadi
kesepakatan bersama warga negara Indonesia.
3. Bersatu melalui proses integrasi yang relatif lambat dan atas dasar ketergantungan
Perbedaan adat istiadat, ras, agama, pengetahuan hingga kebiasaan
membuat proses integrasi pada masyarakat majemuk berjalan lambat.
Ketergantungan antar kelompok masyarakat, perasaan senasib dna cita-cita
masa depan mampu mendorong terciptanya integrasi pada masyarakat
multikultural.
5. Perbedaan dalam masyarakat cenderung menjadi pemicu konflik sosial
Pada masyarakat multikultural, isu terkait suku, agama, ras dan
antargolongan (SARA) berpotensi dijadikan alat untuk memecah belah
persatuan bangsa oleh sekelompok orang dengan kepentingan tertentu.
Selain itu, ikatan primordial yang kuat pada kelompok suku tertentu juga
dapat menjadi pemicu konflik horizontal pada masyarakat multikultural.
Pada dasarnya konflik dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dihilangkan
namun selalu dapat dikelola agar menjadi konflik yang sifatnya terbuka.
6. Terjadi dominasi kelompok dominan pada sektor ekonomi, politik dan sosial budaya
Pada masyarakat multikultural yang beragam, jumlah menjadi hal yang
penting sehingga dikenal istilah kelompok mayoritas dan minoritas.
Kelompok mayoritas memiliki kecenderungan mendominasi sumber-sumber
ekonomi, sistem politik dan budaya. Apabila dominasi tersebut tidak
dikelola dengan baik maka ada kecenderungan akan terjadi konflik sosial dalam masyarakat.
Bentuk Masyarakat Multikultural
Interseksi
- Konsep - Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan. Dalam sosiologi, interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk.
- Definisi - Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk. Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah.Dalam memanfaatkan sarana-sarana interseksi sosial itu, anggota masyarakat dari latar belakang ras, agama, suku, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, atau keturunan berbeda-beda dapat bersama-sama menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu atau menjadi penganut agama tertentu.
- Penjelasan definisi - Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang terdiri dari banyak suku,budaya,agama, dll yang berbaur menjadi satu kesatuan di dalam komunitas tertentu.
Konsolidasi
- Konsep - Suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah diyakini agar kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana hal ini dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.
- Definisi - Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan untuk memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu.
- Penjelasan definisi - Jadi, yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa yang telah melekat pada dirinya.
Primordialisme
- Konsep - Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
- Definisi - Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial.Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain.Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya.
- Penjelasan definisi - Jadi, suatu etnosentrisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging. Maka setiap orang yang memiliki etnosentrisme pasti dia akan sulit menerimapaham lain selain paham yang telah mendarah daging dalam dirinya.
Etnosentrisme
- Konsep - Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut in group feeling (keikut sertaan dalam kelompok) tinggi. Biasanya dalam suatu kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa,perang antar suku ataupun perang dalam agama dan sebagainya. Tapi entosentris lebih kepada anggapan suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.
- Definisi - Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.
- Penjelasan definisi - Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain.
Politik Aliran
- Konsep - Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.
- Definisi - Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki dekengan (jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya. Contoh : Hahdhotul Ulama’ memiliki dekengan berupa Partai Keadilan Sejahtera(PKB), Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat Nasional(PAN), dll.
- Penjelasan definisi - Jadi, jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki suatu dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam pemilihan umum.
Faktor Terciptanya Masyarakat Multikultural
- Faktor Geografis
Negara atau wilayah memiliki
fitur dan kondisi geografis yang berbeda. Lokasi geografis ini
memengaruhi peristiwa alam yang biasa terjadi di kawasan ini. Baik,
secara langsung maupun tidak langsung, fenomena alam akan memengaruhi
kehidupan sosial di lingkungan masyarakat.
Perbedaan dalam kondisi geografis ini akan mengarah pada pola dan
cara hidup yang berbeda dalam masyarakat. Sebagai contoh, Indonesia
memiliki banyak daerah pegunungan dan laut sebagai negara kepulauan.
Tentu saja, cara orang hidup di pegunungan akan berbeda dari mereka yang
tinggal di wilayah laut atau pesisir.
- Kondisi Iklim dan Cuaca
Dalam konteks kondisi
geografis yang disebutkan di atas, kondisi iklim dan cuaca juga termasuk
peristiwa alam yang dipengaruhi oleh faktor geografis suatu daerah.
Perbedaan iklim dan cuaca mempengaruhi perilaku manusia dalam
beradaptasi dengan iklim. Misalnya, orang yang tinggal di daerah yang
lebih dingin memakai pakaian yang lebih tebal, sedangkan mereka yang
tinggal di daerah yang lebih panas memakai pakaian yang lebih tipis.
- Pengaruh Budaya Ssing
Penyebaran budaya antara
orang-orang dari seluruh dunia akan mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat, ditambah dengan pesatnya perkembangan teknologi selama
periode ini, media akan menjadi lebih luas dan lebih mudah untuk
penyebaran budaya.
Dimasukkannya budaya asing di lingkungan masyarakat akan mengarah
pada kebiasaan baru karena pengaruh budaya asing pada budaya lokal.
Karena itu, pengaruh budaya asing merupakan salah satu pemicu munculnya
komunitas multikultural.
- Keragaman Etnis
Kelompok etnis, atau yang sering
kita sebut kelompok etnis, adalah kelompok orang yang anggotanya
ditentukan oleh garis keturunan dan karakteristik fisik yang dianggap
setara. Identitas suku dicirikan oleh pengakuan karakteristik satu
kelompok oleh yang lain. Contoh paling sederhana adalah Indonesia
sebagai negara dengan berbagai kelompok etnis, ada orang Bali, Bataken,
Acehnen dan banyak lagi. Semua suku ini bersatu dalam satu negara,
sehingga mereka membentuk kehidupan masyarakat multikultural dalam satu
entitas.
- Keragaman Agama
Agama
adalah kepercayaan dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia
dengan tatanan / perintah dalam kehidupan. Agama memiliki simbol dan
sejarah suci untuk menjelaskan asal usul dan makna kehidupan. Agama
memiliki ikatan yang kuat dengan seseorang, karena setiap agama memiliki
aturan, kitab suci, dan situs suci yang memengaruhi kehidupan para
pengikutnya. Ada berbagai jenis agama di dunia. Pengikut agama yang
berbeda di suatu daerah akan menciptakan lingkungan multikultural,
sehingga agama merupakan salah satu faktor yang dapat memicu munculnya
masyarakat multikultural.
- Keragaman Rasial
Ras adalah sistem klasifikasi
yang mengklasifikasikan orang dalam kelompok besar berdasarkan
karakteristik fisik, asal geografis, penampilan, dan etnisnya. Paradigma
ras sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu yang lebih fokus pada
sifat biologis atau konstruksi sosial seseorang.
Antropolog paran dan ilmuwan evolusi mengidentifikasi istilah ras
untuk membahas perbedaan genetik (biologis), sementara sejarawan dan
ilmuwan sosial mendefinisikan ras sebagai kategori budaya atau
konstruksi sosial, cara tertentu orang berbicara tentang diri mereka
sendiri dan orang lain. Perbedaan rasial dapat menjadi salah satu faktor
yang memicu munculnya masyarakat multikultural.
Contoh Masyarakat Multikultural
Adapun untuk contoh yang bisa disebutkan dalam multikultural ini antara lain sebagai berikut;
Keragaman sosial budaya di Indonesia merupakan contoh fakta sosial yang bisa dijadikan sebagai salah satu contoh multikultural.
OIeh karena itu, keragaman budaya, suku, golongan, dan agama di
Indonesia harus dipandang sebagai sebuah kekayaan, bukan sebagai potensi
masalah dalam NKRI.
Berbagai suku bangsa di Indonesia dan
hasil kebudayaan merupakan satu kesatuan yang menunjukkan identitaS
bangsa secara utuh. Masyarakat dunia akan mengenal Tari Kecak dari Bali,
Tari Saman dari Aceh, Tari Merak dari Jawa Barat, dan tarian daerah
lain sebagai bagian dan budaya Indonesia.Mengingat realitas masyarakat hidup di
tengah-tengah perbedaan, adanya gesekan antarkelompok dapat menimbulkan
masalah. Meskipun demikian, setiap anggota masyarakat wajib menjaga
hubungan harmonis demi mewuludkan cita-cita NKRI yang sebagimana
tertuang dalam Pancasila sila ke-3.
Berbagai perbedaan dalam masyarakat
tersebut sebaiknya dipandang dan sisi positif seperti menjadi alat
pemersatu untuk mempertahankan NKRI, menjadi identitas bangsa, dan
menjadi fondasi sikap nasionalisme dan patrotisme.Apabila setiap individu/kelompok dapat
memahami perbedaan suku bangsa, budaya, golongan, dan agama, integrasi
sosial akan tercipta. Selain itu, perselisihan dan pertentangan
antarindividu/keiompok akibat perbedaan secara horizontal tidak akan
terjadi. Dengan demikian, semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dapat terealisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Dari penjasan yang dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa masyarakat multikutral adalah mayarakat yang bersatu
atas landasan perbedaan. Bersatuannya masyarakat bisa di dasari dengan
sejarah yang sama, ideologi, atau keyakinan yang pernah dialaminya.
Definisi ini tentusaja mengindikasikan ahwa masyarakat multikultural
lebih mengarahkan untuk bisa mencapai tujuan secara bersama.
Penelusuran yang terkait dengan Bentuk Masyarakat Multikultural
- bentuk-bentuk multikulturalisme
- karakteristik masyarakat multikultural
- contoh masyarakat multikultural
- jelaskan karakteristik masyarakat multikultural
- materi masyarakat multikultural
- ciri-ciri masyarakat multikultural
- pengertian masyarakat multikultural menurut para ahli
- faktor penyebab masyarakat multikultural
Post a Comment