Batuan Sedimen Adalah - Pengertian, Sifat, Proses, Jenisnya dan Cotoh Batuan Sedimen

Pengertian Batuan sedimen

Batu sedimen adalah salah satu jenis batuan yang terbentuk dari endapan atau pengendapan material seperti pasir, lumpur, tanah liat, dan kerikil yang terakumulasi dan kemudian mengalami proses kompresi dan pengikatan menjadi batuan padat. Batuan sedimen biasanya terbentuk di permukaan bumi atau di dasar perairan, melalui serangkaian proses geologis yang melibatkan pemadatan, pengendapan, dan pengikatan partikel-partikel tersebut.

Berikut adalah beberapa ciri dan karakteristik batuan sedimen:

  1. Komposisi Material: Batuan sedimen terdiri dari partikel-partikel material yang terendapkan dari proses alam seperti pelapukan, erosi, dan transportasi. Material tersebut dapat berupa butiran pasir, debu, kerikil, atau tanah liat.

  2. Struktur Berlapis: Batuan sedimen sering kali memiliki struktur berlapis atau berstratifikasi, yang terbentuk dari lapisan-lapisan endapan yang terakumulasi secara bertahap selama waktu geologis yang panjang.

  3. Kondisi Pengendapan: Batuan sedimen sering kali terbentuk di lingkungan pengendapan tertentu, seperti sungai, danau, rawa, laut, atau samudra. Kondisi lingkungan pengendapan ini dapat mempengaruhi jenis dan komposisi material yang terdapat dalam batuan sedimen.

  4. Konsolidasi dan Pengikatan: Proses konsolidasi, di mana material sedimen dipadatkan dan mengalami tekanan yang tinggi dari di atasnya, mengubah endapan menjadi batuan padat. Partikel-partikel sedimen juga diikat bersama oleh mineral atau bahan organik, membentuk struktur batuan yang kokoh.

  5. Klasifikasi Berdasarkan Ukuran Butir: Batuan sedimen dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran butir partikel, seperti batu pasir, batu kerikil, atau batu lumpur. Ukuran butir ini mencerminkan kondisi transportasi dan pengendapan material selama proses geologis.

Batuan sedimen memiliki peran penting dalam rekam jejak geologi Bumi dan sering kali berfungsi sebagai arsip informasi tentang sejarah lingkungan dan proses-proses alam yang terjadi di masa lampau. Mereka juga menjadi sumber daya alam yang berharga, seperti sumber air tanah, bahan bangunan, atau bahan baku untuk industri.


Sifat-Sifat Batuan Sedimen

Jenis batuan memiliki sifat-sifat yang membedakan dengan jenis batuan yang lain. Antara lain seperti dari warna, tekstur, hingga kandungan mineralnya.
  • Warna

Warna dari batuan ini berdasarkan dari besi yang ada dalam batuan. Besi adalah unsur yang mempunyai dua oksida utama, yakni besi (II) oksida dan juga besi (III) oksida.
Besi (II) oksida hanya terbentuk dalam kondisi anoxic, lalu dapat mengakibatkan bebatuan berwarna abu-abu atau kehijauan. Sedangkan untuk besi (III) oksida berupa mineral hemalit yang berwarna kemerahan atau kecoklatan.
  • Tekstur

Untuk jenis batuan sedimen klastik mempunyai tekstur orientasi tiga dimensi yang merupakan khas dari fabrik batuan. Kemudian untuk batuan jenis lempung berbutir halus dan kerikil memiliki khas yang lebih besar.
  • Tingkat Sedimentasi

Tingkat pengendapan tergantung pada tempat atau lokasinya. Saluran tidal bisa memperoleh pengendapan beberapa meter hanya dalam satu hari. Sedangkan dalam pengendapan pada lautan dalam, setiap tahunnya hanya mencapai pengendapan beberapa milimeter saja.
Seperti yang telah ada dalam penjelasan, jika pengendapan akan terjadi dalam sebuah cekungan. Cekungan tersebut adalah cekungan sedimentasi. Jumlah batuan yang mengendap adalah tergantung pada kedalaman cekungan. Kedalaman tersebut adalah ruang akomodasi.
  • Kandungan Mineral

Sifat dari batuan jenis sedimen mengandung kuarsa (untuk jenis batuan silisiklastik) dan kalsit (untuk jenis batuan karbonat). Batuan ini berbeda dengan batuan metamorf dan batuan beku. Sedimen memiliki sedikit mineral utama. Namun, asal usul dari mineral jenis batuan sedimen lebih kompleks daripada kedua batuan tersebut.

Jenis- jenis dari batuan sedimen

Jenis- jenis dari batuan sedimen ini diklasifikasikan menurut beberapa kategori.

Banyak ahli yang mengkategorikan atau mengjklasifikasikan jenis batuan ini dengan jumlah yang berbeda- beda.

1. Pettijohn (1975), O’Dunn dan Sill (1986)
Membagi batuan batuan sedimen ini berdasarkan terksturnya yang terbagi ke dalam dua kelompok besar, yakni batuan batuan sedimen klastika dan juga batuan sedimen non- klastika.

a. Sedimen Klastika
Batuan sedimen klastika disebut juga dengan batuan sedimen detritus, mekanik, eksogen yang merupakan batuan sedimen yang terdiri atas klastika- klastika atau hancuran bebatuan yang mengendap secara alami atau mekanik oleh gaya beratnya sendiri.Batuan jenis ini terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan yang sudah ada sebelumnya.Proses pengerjaan kembali yang terjadi sebagai pembentukan batuan ini meliputi pelapukan, erosi, transportasi, dan juga redeposisi atau pengendapan kembali. Untuk menunjang proses tersebut dapat terjadi, diperlukan beberapa media yakni air, angin, es , dan juga efek gravitasi atau beratnya sendiri.Khusus untuk media yang terakhir tersebut atau media gravitasi ini sebagai akibat dari longsoran batuan yang telah ada sebelumnya.

Yang perlu kita ketahui dari kelompok batuan jenis ini adalah bahwa kelompok batuan ini bersifat fragmental atau terdiri dari butiran- butiran atau pecahan batuan sehingga bertekstur klastika.Contoh dari batuan sedimen klastika ini antara lain batu breksi, konglomerat, batu pasir, dan juga batu lempeng.Batu breksi merupakan endapan krikil yang bersudut tajam yang masih dekat dengan tempat asalnya.Batu konglomerat merupakan endapan kerikil yang sudutnya membulat (sudut yang jauh terbawa aliran sungai).Sedangkan batu pasir merupakan batuan endapan yang berasal dari fragmen batuan yang berukuran 1/16 hingga 2 mili meter.

b. Sedimen Nonklastika
Batuan non- klastika ini merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan atau pengendapan material yang berada di tempat itu juga.Proses pembentukan batuan jenis ini bisa terjadi dengan proses kimiawi, biologi ataupun organik, ataupun kombinasi antara keduanya, yakni kombinasi antara kimiawi dan juga organik atau biologi.Proses yang merupakan kombinasi dari keduanya ini disebut dengan biokomia. Proses pembentukan batuan ini yang terjadi secara biologi atau organik merupakan prosen pembentukan yang dilakukan oleh aktivitas alam tertentu yakni oleh tumbuhan maupun binatang.

Sebagai contoh dari proses pembentukan batuan ini secara organik adalah pembentukan rumah binatang laut atau karang, terkumpulnya cangkang binatang (fosil), dan terkuburnya kayu- kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.

2. Sanders tahun 1981 dan Tucker 1991
Mengklasifikasikan atau membagi batuan sedimen ini menjadi empat macam yakni:

a. Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen kimia merupakan batuan sedimen yang terbentuk melalui reaksi kimia, seperti evaporasi, presitasi, dan juga konsentrasi. Contoh drai batuan sedimen kimia ini adalah batu garam, batu gypsum, stalaktit, dan juga stalagmit.

b. Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik ini juga dikenal sebagai batuan sedimen asal jasad. Batuan sedimen organik merupakan batuan sedimen yang berasal dari sisa- sisa jasad hidup atau dibuat oleh jasad hidup.Golongan batuan jenis ini dapat dipecah menjadi dua macam, yakni sedimen biomekanik dan juga sedimen biokimia.Sedimen biomekanik merupakanendapan dari sisa- sisa bagian tubuh jasad hidup yang mengendap secara alami karena beratnya sendiri, misalnya adalah batu gamping, kerang, batu numilites, dan juga batu gamping berlapis.

Sementara batuan sedimen biokimia merupakan batuan yang terjadi karena pengendapan unsur gamping dan juga silisium dengan batuan makhluk hidup.Contoh dari batuan ini adalah batu gamping terumbu atau rumah binatang kerang dan juga tanah diatomea atau pengendapan unsur silisium karena adanya karbondioksida dalam air yang banyak diserap oleh ganggang diatomea.

c. Batuan sedimen klastika gunung api.
Khusus untuk batuan jenis ini merupakan batuan sedimen yang mempunyai tekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan oleh gunung api.

3. Menurut Graha (1987)
Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan sedimen yang pada umumnya bertekstur non klasika. Graha membagi batuan sedimen ini menjadi empat kelompok juga, yakni:


  • Batuan sedimen detritus (klastika/ mekanis)
  • Batuan sedimen batubara (organik/ tumbuh- tumbuhan)
  • Batuan sedimen silika, dan
  • Batuan sedimen karbonat

Khusus untuk jenis batuan ini dan juga batuan sedimen silika ini bisa merupakan batuan sedimen klastika maupun batuan sedimen non- klastika.

Kemudian berdasar pada komposisi penyusun utamanya , batuan sedimen klastika atau bertekstur klastika, dapat dibagi lagi menjadi tiga macam. Yakni:

  • Batuan sedimen silisiklastika. Batuan jenis ini merupakan jenis batuan sedimen klastika yang mineral penyusun utamanya berupa kuarsa dan juga felspar.
  • Batuan sedimen klastika gunung api. Batuan sedimen gunung api merupakan salah satu jenis batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunung api, seperti kaca, kristal, dan atau litik.
  • Batuan sedimen klastika karbonat atau dikenal sebagai batu gamping klastika. Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).


Contoh Jenis – Jenis Batuan Sedimen

Apakah anda tahu bahwa batuan sedimen juga ada dalam berbagai jenis ? Batuan sedimen bisa dibagi dalam beberapa jenis klasifikasi seperti berikut

1. Batu Konglomerat

Batu yang terdiri dari material kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain adalah batu konglomerat. Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena pengaruh gaya berat batu. Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik. Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.

2. Batu Pasir

Seperti namanya, batu pasir terdiri atas susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir berwarna merah, kuning, atau abu-abu. Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan padatnya gaya berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat. Batu pasir dipakai untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan.

3. Batu Gamping

Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu gamping. Batu ini mampu membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam. Batu gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang, siput, dan binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku semen.

4. Batu Serpih

Batu serpih terbuat dari bahan yang halus dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan saling terikat satu sama lain. Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat dan memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam. Ada warna abu-abu, hitam, hijau, merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.

5. Stalaktit dan Stalagmit

Endapan-endapan pada gua yang berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasa, krem, kuning, atau putih disebut dengan stalaktit dan stalagmit. Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun ke gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya. Air yang menetes tersebut memiliki kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk menjadi batuan kapur.
Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang indah menjadi daya tarik pada gua tersebut. Stalaktit dan stalagmit berfungsi sebagai pemandangan yang jarang ditemui bagi pengunjung. Karena keajaiban tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga tidak stalaktit dan stalagmit tidak bisa ditemukan di luar gua.

6. Batu Breksi

Batu breksi terdiri dari batuan yang terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi satu. Pecahan tersebut berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen yang dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan di suatu tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.

7. Batu Lempung

Warna dari batu lempung biasanya berwarna keemasa, coklat, abu-abu, atau merah. Batu lempung terbuat dari proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar batuan induk. Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan menjadi batu lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari kerajinan.


Proses Pembentukan Batuan Sedimen

 Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen yang utuh. Proses ini dinamakan sebagai diagenesa. Proses diagenesa sendiri dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat celcius dan juga tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari sedimen mengalami penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap kembali di atas permukaan  lapisan atmosfer bumi. Berdasarkah hal ini maka ada 3 macam diagnesa, yakni:
  1. Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen di bawah permukaan air.
  2. Diagnesa mesogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada waktu sedimen mengalami penguburan yang semakin dalam.
  3. Diagnesa telogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada saat batuan sedimen tersingkap kembali ke permukaan bumi yang disebabkan karena pengangkatan dan juga erosi.
Itulah berbagai macam diagnesa yang terjadi pada batuan sedimen. Oleh karena diagnesa ini ada bermacam macamnya, maka derajat kekompakan batuan sedimen ini juga ada berbagai macam atau bervariasi. Berbagai macam kekompakan dari batuan sedimen ini antara lain:
  1. Bahan lepas atau loose materials, yakni yang masih berupa endapan ataupun sedimen.
  2. Padu atau indurated. Pada tingkatan ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering. Namun hal ini akan terurai apabila dimasukkan ke dalam air.
Itulah beberapa jenis dari kekompakan yang terjadi pada batuan sedimen. Setelah kita mempelajari kekompakan dari batuan sedimen, selanjutnya kita akan mempelajari mengenai tekstur dari batuan sedimen.



Penelusuran yang terkait dengan Batu Sedimen
  • contoh batu sedimen
  • klasifikasi batuan sedimen
  • jenis batuan sedimen
  • nama nama batuan sedimen
  • batuan sedimen klastik
  • manfaat batu sedimen
  • batuan sedimen organik
  • batuan sedimen kimiawi