Pengertian Magma Adalah - Sifat-Sifat, Klasifikasi, Jenis – Jenis, Sistem Pergerakan Dan Proses Pembentukan Magma

Magma adalah suatu material yang terbentuk di dalam lapisan kulit bumi (lempeng tektonik) berupa material lumpur yang berpijar pada suhu sangat tinggi (sampai dengan 1000 derajat Celcius). Terjadi akibat adanya gesekan/ tumbukan dua lempeng tektonik, sehingga menghasilkan suhu tinggi dan membentuk dapur magma yang mendorong keatas dan dapat memunculkan adanya gunung api.  Berikut ini adalah gambar proses terbentuknya magma dan gunung api.
 

Pengertian Magma


Magma adalah materi panas yang terbentuk di dalam kerak bumi, terutama di lapisan mantel bumi dan di bawah permukaan kulit bumi yang padat. Magma terdiri dari campuran cairan yang kompleks yang terdiri dari batuan beku, mineral terlarut, gas, dan kristal. Magma dapat bergerak melalui retakan dan patahan di kerak bumi atau naik ke permukaan melalui proses yang disebut dengan erupsi gunung berapi.

Magma dapat memiliki berbagai komposisi kimia tergantung pada kondisi lingkungan dan sejarah geologisnya. Komposisi magma dapat mencakup silikat, oksida logam, gas, dan air. Terdapat dua jenis utama magma:

  1. Magma Basaltik: Magma ini memiliki komposisi kimia yang kaya akan silikat, besi, dan magnesium. Magma basaltik cenderung memiliki viskositas yang rendah dan dapat mengalir lebih mudah. Gunung berapi dengan magma basaltik cenderung mengalami erupsi yang lebih tenang, menghasilkan lava yang panas dan cair.

  2. Magma Granitik: Magma ini memiliki komposisi yang lebih kaya akan silikon dioksida, aluminium, dan kalium. Magma granitik cenderung memiliki viskositas yang lebih tinggi, membuatnya sulit mengalir. Ini dapat mengakibatkan tekanan yang lebih besar di dalam gunung berapi dan dapat menyebabkan erupsi yang lebih eksplosif.

Ketika magma mencapai permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi, itu disebut lava. Lava yang mengalir ke permukaan membentuk berbagai fitur geologi, seperti gunung berapi, dataran basal, dan dataran lava. Studi tentang magma penting dalam pemahaman tentang aktivitas vulkanik, dinamika kerak bumi, dan pembentukan karakteristik geologi bumi.


Pengertian Lava

Lava merupakan suatu cairan larutan magma yang mengalir kearah luar dan dalam perut bumi melalui kawah gunung berapi atau juga celah (patahan) yang lalu membeku menjadi batuan yang bentuknya beraneka macam.Jika cairan itu encer maka akan meleleh jatuh dari sumbernya dan membentuk aliran yang menyerupai sungai melalui lembah serta membeku menjadi batuan seperti lava blok (pada umumnya di Indonesia membentuk lava blok). JIka agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava serta di bagian tepinya membeku membentuk blok-blok lava namun suhunya masih tinggi, jika posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas gugutan dari lava.
 

Pengertian Lahar


Lahar merupakan aliran material vulkanik yang umumnya berupa campuran batu, pasir dan krikil yang di sebabkan adanya aliran air yang terjadi di lereng gunung berapi. Di Indonesia khususnya, aktivitas aliran lahar tersebut akan meningkat dengan seiring meningkatnya intensitas curah hujan.Lairan lahar sangat berbahaya terutama untuk penduduk yang ada dilereng gunung ataupun untuk para penambang pasir yang sering berada pada aliran lahar tersebut. Lahar bisa mengalir dengan kecepatan puluhan meter perdetik menempuh jarak sampar beberapa kilometer membawa energi yang besar. Untuk itu umumnya lahar dibuatkan saluran khusus yang didalam ilmu geoteknik dikenal sebagai “sabo”.

Beberapa gunung di Indonesia yang memiliki aktivitas aliran lahar ini misalnya Gunung Galunggung di Jawa Barat serta Gungung Merapi di Jawa Tengah.



Sifat-Sifat Magma

Sifat – sifat magma dibagi menjadi dua, Pertama sifat-sifat fisik magma dan sifat-sifat kimia magma. Sifat-sifat fisik magma meliputi viskositas, berat jenis dan suhu magma, sedangkan sifat-sifat kimia magma meliputi senyawa-senyawa volatile, senyawa non volatile serta unsur lain yang disebut unsur jejak.

Klasifikasi Magma

  1. Magma basa merupakan magma yang mengandung 50% SiO2, bersuhu tinggi antara 9000 –12000 C dan viskositasnya rendah, mengalir.
  2. Magma intermediet merupakan magma yang memiliki komposisi SiO­2 antara 50 hingga 60% (berada di antara magma basa dan asam).
  3. Magma asam merupakan magma yang memiliki komposisi SiO­2 antara 60 hingga 70%, bersuhu di bawah 8000 C dan viskositasnya tinggi sehingga mobilitasnya redah.

Jenis – Jenis Magma

Berdasarkan kandungan SiO 2 (silikat dioksida) ada tiga jenis magma, yaitu:
  • Basalt magma adalah magma dengan konten SiO2 sekitar 45 – 55%, konten Fe dan Mg yang tinggi dan konten K dan N yang rendah.
  • Magma andesit adalah magma dengan kandungan SiO2 sekitar 55-65%, di sebelah kanan Fe, Mg, Ca, Na, dan medium K.
  • Magma Riolytic adalah magma dengan konten SiO2 sekitar 65 hingga 75%, konten Ge-Mg dan Ca yang rendah dan konten K dan Na yang tinggi.
 

Sistem Pergerakan Magma

Seperti yang kami jelaskan di atas, magma adalah batuan cair atau semi-padat yang dinamis (mampu bergerak). Secara umum, ada dua gerakan magma, yaitu:

Intrusi Magma
Penetrasi magma adalah proses pemecahan magma melalui celah atau rongga di lapisan permukaan litosfer, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Penetrasi magma biasanya karena peningkatan tekanan dari gas penyusun itu sendiri.
  • Penetrasi dangkal (ambang atau pelat penetrasi), adalah magma menyusup di antara dua lapisan batuan, horisontal dan sejajar dengan lapisan batu.
  • Lakolit adalah magma yang menembus lapisan atas bumi. Bentuknya seperti lensa cembung atau pancake.
  • Gang (Korok) adalah hasil intrusi batu magma yang menembus dan membeku di antara keriput (Korok).
  • Diathermis adalah lubang (pipa) antara dapur magma dan kawah gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.
  • Secara terperinci, Magma Intrusion akan menghasilkan bentuk yang berbeda, yaitu:

Magma Ekstrusi
Ekstrusi magma adalah pelepasan magma dari perut bumi ke permukaan bumi. Ekstrusi magma adalah proses yang biasa kita sebut letusan gunung berapi. Proses ini dapat terjadi karena retak, retak atau lubang yang mengarah ke permukaan bumi, serta karena peningkatan komponen gas magma. Ekstrusi magma dapat dilakukan di darat atau di laut.
Ekstrusi magma dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
  • Ekstrusi linier
    Ekstrusi linier terjadi ketika magma bocor melalui retakan atau patah yang berkembang menjadi serangkaian gunung berapi. Misalnya Volcano Male di Islandia dan seri gunung berapi di Jawa Tengah dan Timur.
  • Ekstrusi area tersebut
    Ekstrusi Area terjadi ketika lokasi magma berada di dekat permukaan bumi, menyebabkan magma meleleh di beberapa tempat di area tertentu. Misalnya, Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat, yang luasnya 10.000 km2.
  • Ekstrusi sentral
    Ekstrusi sentral terjadi ketika magma bocor melalui lubang (saluran magma) dan membentuk pegunungan yang terpisah. Misalnya, gunung Krakatau, Vesucius dan lainnya.


Proses Pembentukan Magma

Bumi, planet yang kita tinggali memiliki struktur mirip bawang merah. Bumi tersusun atas lapisan-lapisan yang menyelubungi inti bumi. Secara umum ada tiga lapisan utama dalam struktur bumi, yaitu inti bumi yang sangat panas, mantel bumi yang sangat tebal di lapisan tengah serta kerak bumi tempak kita hidup yang berada di lapisan paling luar.
Magma berasal dari kamar magma yang letaknya di terapit antara lapisan mantel bumi dan lapisan kerak bumi. Mantel bumi dan kerak bumi pada umumnya berbentuk padat. Sehingga keberadaan magma yang cair di antara keduanya sangat penting bagi geolog untuk mempelajari struktur dan morfologi yang terjadi di mantel bumi. Biasanya aktivitas magma juga dipengaruhi oleh aktivitas geologi yang terjadi di lapisan mantel bumi dibawahnya.
Asal usul magma terbentuk dalam beberapa cara yang berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur, suhu dan tekanan antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Ada tiga proses pembentukan magma, yaitu decompression melting, transfer panas dan flux melting.
  • Decompression melting
Decompression melting merupakan pergerakan komponen penyusun mantel bumi yang panas ke atas. Material panas ini naik ke atas yang tekanannya lebih rendah melalui konveksi panas. Menurut hukum fisika, tekanan berbanding lurus dengan titik lebur. Daerah dengan tekanan lebih rendah juga memiliki titik lebur lebih rendah. Dekompressi (penurunan tekanan) di atasnya membuat lapisan mantel yang solid meleleh menjadi magma
Decompression melting umumnya terjadi didaerah divergent, dimana lempeng tektonik saling terpisah. Pergerakan lempeng itu menyebabkan magma yang ada di bawahnya bergerak mengisi ruang kosong di atasnya. Magma kemudian membeku mebentuk batuan beku yang menyusun lapisan baru dari kerak bumi.
Decompression melting juga terjadi di daerah bulu mantel, yaitu lorong-lorong yang terdiri dari material panas dari inti bumi menuju kerak bumi yang lebih rendah tekanannya. Bila berada di bawah permukaan laut, bulu mantel yang disebut magma ini mendorong magma ke dasar laut. Proses yang berlangsung selama jutaan tahun ini membentuk pulau vulkanik tengah laut.
  • Transfer Panas
Magma juga dapat terbentuk ketika energi panas dari batuan cair mengintrusi lapisan kerak bumi yang dingin. Saat batu cair ini membeku, ia juga menyebarkan panas ke sekelilingnya. Akibatnya batuan di sekitarnya meleleh dan membentuk magma.
Transfer panas terjadi daerah konvergen, dimana lempeng-lempeng tektonik bergerak dan bertubrukan. Batu-batu cair yang ada di bawah lempeng tektonik mempengaruhi lapisan dingin di atasnya. Proses ini menyebakan panas dan menciptakan magma. Selama jutaan tahun, magma di bawah zona subduksi ini berubah membentuk busur vulkanik, yaitu rangkaian gunung berapi aktif yang ada di daerah konvergen.
  • Flux Melting
Flux melting terjadi saat air dan karbondioksida ditambahkan pada batuan. Kedua senyawa ini menyebabkan batu meleleh pada suhu yang lebih rendah dari biasanya. Flux melting menciptakan magma pada daerah-daerah, yang kalau dilihat dari suhu dan tekanannya seharusnya masih berbentuk batuan (belum meleleh).


Kandungan Gas dalam Magma

Pada kedalaman bumi hampir semua magma mengandung gas yang terlarut dalam cairan, tetapi gas tersebut akan membentuk fase uap terpisah ketika tekanan menurun saat magma naik ke permukaan.

Gas dalam magma:
  • Sebagian besar terdiri dari H2O (uap air) dan CO2 (karbon dioksida)
  • Sebagian kecil mengandung gas Sulfur, Chlorine, dan Fluorine

Jumlah gas dalam magma juga terkait dengan komposisi kimia magma. Magma riolitik biasanya mengandung gas terlarut yang lebih tinggi daripada magma basaltik.

Temperatur Magma

Pengukuran laboratorium dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa temperatur dari ketiga jenis magma adalah sebagai berikut:
  • Magma basaltik: 1000 hingga 1200°C
  • Magma andesitik: 800 hingga 1000°C
  • Magma riolitik: 650 hingga 800°C

Viskositas Magma

Viskositas adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya dari hasil pergeseran (kebalikan dari fluiditas). Viskositas tergantung pada komposisi dan temperatur magma.

  • Magma basaltic: 10 - 103 PaS
  • Magma andesitic: 103 - 105 PaS
  • Magma riolitik: 105 - 109 PaS

Magma dengan kandungan SiO2 (silika) tinggi, viskositasnya lebih tinggi daripada magma dengan kandungan SiO2 rendah (viskositas meningkat dengan meningkatnya konsentrasi SiO2 dalam magma).

Magma bertemperatur rendah viskositasnya lebih tinggi daripada magma bertemperatur tinggi (viskositas menurun dengan meningkatnya temperatur magma).




Demikian Pembahasan Materi Kita Kali ini Mengenai Materi Pengertian Magma. Jangan Lupa Tetap Bersama Kami . Semoga Bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita. Terimakasih.

Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Magma
  • pengertian magma, lava dan lahar
  • magma adalah brainly
  • pengertian lava
  • pengertian magma menurut para ahli
  • jenis magma
  • apakah yang menyebabkan magma naik ke permukaan bumi
  • arti kata magma
  • perbedaan magma dan lava